13. Teka-teki

2.6K 118 5
                                    

"Muka lo kok jadi runyek gitu sih Nuc?" tanya Daniel yang meringis melihat wajah teman esnya yang satu ini.

"Biarin." santai Nuca

"Bawa pasukan berapa si Narel Nuc?" Alkan menatap Nuca mengintimidasi, ia tak terima wajah sahabatnya hancur berantakan apalagi oleh musuhnya.

"Empat kayaknya."

"APA?!" seru Alkan

"Emang adik sama kakak sama-sama manja! Cemen! Ah kesel gue!" lanjutnya

"Harusnya lo kemarin suruh kita dateng Nuc, pengen nonjok mukanya Narel njing!" ucap Tito kesal

"Nuca gak akan kalah, gue percaya itu." kata Galang santai seraya menyedekapkan kedua tangan di dada.

"Tapi tetep aja, muka lo jadi bonyok gitu kan Nuc!" seru Daniel

"Udah, kalian tenang aja, ini belum seberapa. Nanti gue atur strategi buat bales Narel." ucap Nuca percaya diri

"Nucaaaaaaaaa!" teriakan yang amat melengking itu membuat Nuca juga komplotannya menoleh ke sumber suara.

Tata menghembuskan napasnya pelan setelah berada di depan Nuca, cewek itu tersenyum begitu manis, siapapun cowok bisa langsung meleleh, uhh.

"Ih, di cariin ternyata di sini lo!" seru Tata menatap cowok ganteng di depannya.

"Ekhem, ayo guys kita cabut, kita kan mau ngantin." kode dari Alkan pun berhasil, mereka meninggalkan Tata dan Nuca di koridar sekolah tersebut.

"Apa?" tanya Nuca ketika Tata memegang lengannya.

"Pokoknya lo harus ikut gue!"

*****

Taman Sekolah.

Yap, Tata mengajak Nuca ke tempat tersebut, entah rencana konyol apalagi yang akan dilakukan oleh cewek gesrek itu, batin Nuca.

"Lo pasti laper kan?" tanya Tata seraya membuka kotak makan yang selalu ia bawa ke sekolah.

Nuca tak menatapnya, memilih mengacuhkan Tata, dan menatap bunga-bunga indah di depan matanya.

"Nih!" seru Tata, ia menyerahkan sandwich kepada Nuca, dan Nuca menerimanya.

Mereka memakan sandwich tersebut dalam diam dan penuh keheningan.

"Kalo nanti kita udah jadian, lo yang traktir gue ya Nuc!" ucap Tata, menyenggol lengan cowok yang duduk di sampingnya.

Nuca tak menjawab, memilih fokus memakan sandwich yang tinggal sepotong. "Enak." ucapnya setelah menghabiskan sandwich tersebut.

Tata membelalakan mata bahagia. "Beneran? Wahhh syukur deh kalo enak, itu buatan gue sendiri btw."

"Ohh."

Baru saja ia di buat terbang oleh Nuca, kini di jatuhkan lagi seperti layangan putus. "Besok gue bawain lagi deh, biar capar gue badannya berisi."

"Garing lo."

"Biarin."

Tata menutup kotak makannya, kemudian matanya beralih menatap wajah Nuca yang sudah tak karuan. "Ih kok bisa sampe gini sih Nuc? Lo berantem sama siapa? Atau jangan-jangan lo ikut lomba tinju ya?" Tata menyentuh lebam di pipi kanan Nuca, cowok di sampingnya diam tak menyahut.

"Nuca ngomong dong elah!"

"CEREWET!" tukas Nuca

Tata mengulum senyum, seenggaknya si es batu ini ngomong meski menyayat hati. "Baru tau kalo gue cerewet? Gue bakal lebih cerewet kalo kita dah jadian Nuc."

DENUCA MAHESWARA (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang