Alkan tersenyum melihat Kakaknya tengah makan apel di sofa seraya tertawa pelan menonton serial televisi.
"Bagi apelnya dong!" ucapnya menghempaskan diri di sofa
"Ambil sana!" galak Kakaknya
"Kak Alys ih, bagi napa!"
"Kamu gak punya tangan? Kakimu udah gak berfungsi?" sinis Alys
Alkan mencebikkan bibirnya, lagipun ia hanya menggoda sang Kakak barusan. Oh mungkin, faktor, iya Alkan paham.
"Kak Alys mau jalan-jalan?" tanyanya kemudian
"Nggak ah," jawab Alys
"Ayo Kak! jangan nyumpel terus di kamar, kemarin temen Kakak nanyain loh!"
"Al, kamu tau kan." tiba-tiba suara Alys berubah, seperti menahan gejolak di dalam dada.
"Kak, sebutin aja namanya, dengan gitu, semua akan aku selesaikan."
"Dia nemuin Kakak hari ini," ucap Alys
"Siapa Kak?"
"Dia..."
"Al, dia nggak seburuk apa yang kamu pikirkan."
"Nggak buruk? Omong kosong Kak!" Alkan menggeram menahan kesal
"Al, aku tau kamu pasti sangat marah, bahkan aku Al..." Alys menelan salivanya tercekat, tak di pungkiri beberapa hari ini ia merasa depresi atas masalahnya.
*****
Motor besar Alkan berhenti di sebuah markas kebesaran Navel, ketua geng Gervard yang cukup bengis.
Salah satu anak buah Navel menyadarinya, kemudian melapor kepada Navel bahwa anak Oscar dengan berani datang ke markas mereka seorang diri.
Navel bertepuk tangan ria saat Alkan tanpa rasa takut berhadapan dengannya juga anak-anak Gervard. "Wah, punya nyali juga lo datang kesini."
"Apa lo mau mati hari ini?" ujar Navel
"Gue dateng bukan buat mati."
"Lalu?"
"Gue ada perlu sama lo, Navel."
Disisi lain
"Si kampret gak dateng lagi!" umpat Daniel kesan karena Alkan tak menjawab telponnya.
"Alkan kenapa dah? Gue bingung sama sikap dia akhir-akhir ini," Sambung Tito
"Kerasukan kayaknya."
"Gimana Nuc? Navel kan udah berani ngancem adik kelas kita kemarin, kalo sampe guru tau, masalahnya makin gawat." kata Berga
"Dia taruhan buat adik kelas itu, kalo sampe kita kalah, entah apa yang terjadi."
"Ke markas Navel sekarang."
"Gue nggak akan membiarkan dia ngerusak nama baik sekolah kita." ucap Nuca tajam
Anggota Oscar pun seketika bungkam, jika Nuca sudah berkata demikian, maka sudah bisa dipastikan, amarahnya pasti tersulut panas.
Dengan segala tekad, keberanian dan rasa persatuan, Oscar siap bertempur demi kebaikan, mereka tidak akan mengotori tangan dengan membunuh, namun memberi pelajaran yang pantas untuk Navel yang sudah bertindak semena-mena.
Pintu markas Navel terbuka lebar saat geng Oscar mendatanginya, sepertinya akan terjadi keributan besar.
"Wow, setelah lama kita nggak ketemu, akhirnya datang juga ya Denuca!" seru Navel
KAMU SEDANG MEMBACA
DENUCA MAHESWARA (LENGKAP)
Ficção AdolescenteBercerita tentang seorang pemuda bernama Denuca Maheswara, seorang remaja berusia 17 tahun yang mempunyai dendam serta amarah yang membara dalam dirinya karena kejadian kelam yang dialami olehnya. Apakah ia siap menerima fakta yang terkuak 10 tahun...