21. Maaf?

5.2K 171 42
                                    

Dari awal udah gue bilang, taklukin gue itu susah.

Jam istirahat pertama berbunyi nyaring membuat seisi kelas bersorak gembira. Setelah Guru mengakhiri sesi pembelajaran berbondong-bondong siswa maupun siswi pun mulai keluar dari kelas menuju tempat favorit mereka.

Seperti terikat oleh sesuatu yang begitu kuat Nuca masih memikirkan tentang hari kemarin, tentang fakta yang menyakitkan dari Kakaknya. Nuca masih bisa memakluminya, Kakaknya pasti butuh pelampiasan, tetapi terkadang melampiaskan amarah kepada orang lain itu bukanlah cara yang tepat. Lalu, tentang gadis gesrek yang selalu mengusiknya, hari ini dia tak melewati kelasnya hanya untuk sekedar mengucapkan kata-kata aneh yang biasa keluar dari mulut kecilnya.

Hal ini sangat mengganggu ketenangan Nuca, entah kenapa ia hanya merasa resah. Padahal awalnya tidak seperti ini, ia tidak akan memperdulikan hal yang tidak penting menurutnya, tapi kenapa sekarang hal konyol ini menjadi pikiran utamanya? Sebenarnya apa yang sudah terjadi dengan dirinya? Sampai-sampai Nuca menyuruh anak gengnya untuk pergi ke kantin terlebih dahulu, sementara dia masih duduk di koridor kelas tepatnya di kelas 12 IPA 1.

Tidak ada yang Nuca kenal sama sekali di kelas tersebut kecuali dua orang yang kebetulan keluar dari kelas tersebut, mungkin juga akan pergi ke kantin. "Eh tunggu!" cegah Nuca membelakangi dua cewek itu, mereka adalah Dara dan Ina, teman dekat Tata.

Dara berbalik begitu juga dengan Ina, dahinya mengernyit tatkala cowok gebetan sahabatnya tengah berdiri dan memanggil keduanya, si kutub itu mendekat ke arah Dara dan Ina.

"Tata dimana?" pertanyaan yang sukses membuat Dara juga Ina melongo, tidak biasanya cowok dingin tersebut menanyakan tentang Tata.

"Lah? Emang gak ke kelas lo?" ucap Dara, karena Tata sudah keluar dulu dari kelas, namun yang Dara lihat saat pelajaran berlangsung mood Tata sedang sangat buruk, Dara juga ngeri saat melihat sahabat gesreknya itu badmood.

"Enggak." jawab Nuca

"Dia udah keluar duluan, nggak bilang apapun lagi sama kita, yakan Na?" kata Dara seraya menatap teman di sampingnya. Ina mengangguk setuju, Tata kalau lagi badmood memang sangat mengerikan, untung tadi meja di kelas tidak sampai kena amuknya. "Kayaknya dia lagi badmood, dia kan mau olimpiade lagi, mungkin lagi fokus belajar."

"Bener juga sih, tapi kalo lo mau temuin dia, lo ke perpus aja, biasanya Tata kalo ngambek itu paling ya ke perpus, baca buku atau nggak ngerjain soal." Pernyataan Dara membuat Nuca mengangguk paham, ia pun meninggalkan keduanya tanpa mengucapkan sepatah kata.

"Heh kutub! Udah di kasih tahu nggak bilang makasih!" teriak Dara, menatap punggung Nuca yang semakin menjauh, Ina hanya mengendikkan bahunya acuh.

                           🌿🌿🌿🌿

Seperti yang di katakan Dara ternyata memang benar cewek gesrek itu sedang duduk sambil membaca buku di perpustakaan, sesekali keningnya mengkerut saat membaca buku yang di pegangnya.

Salah satu Peraturan di perpus adalah tidak boleh membawa makanan atau minuman, itu sudah mutlak sejak dulu. Namun sepertinya Nuca bersikap bodo amat dengan peraturan tersebut, ia membawa dua bungkus moci rasa coklat dan strawberry yang ia simpan baik di saku celana abu-abunya.

Nuca menatap kesekelilingnya, ternyata memang benar, hanya anak-anak rajin dan pintar yang sering ke tempat seperti ini. Entah itu membaca buku, mengerjakan soal latihan atau hal membosankan lainnya, pikir Nuca.

Ia menghempaskan pantatnya di kursi sebelah Tata, cewek itu sama sekali belum sadar akan dirinya. "Fokus banget." celetuk Nuca mencoba mengalihkan perhatian

DENUCA MAHESWARA (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang