"Kak Tata, ayo ke pasar malam!" rengekan itu terus saja keluar dari mulut kecil Bagas, sedari tadi ia tak mau menyerah membujuk Kakaknya yang tengah sibuk berdandan.
"Terus mau ngapain kalo udah di pasar malam?" tanya Tata, tangannya masih setia memoleskan bedak pada wajahnya, jika sedang gesrek Tata memang selalu seperti ini, berdandan-dandan tidak jelas.
"Ya mau main lah!" seru Bagas
"Hmm, iya-iya. Ini Kakak rapiin dulu make-upnya."
Bagas mencebikkan bibirnya. "Huh, dandan terus, cantik engga." ucapan frontal itu membuat Tata mendelik kesal. "Oh jadi kakak nggak cantik? Yaudah-"
Bagas menggeleng cepat. "Kak Tata cantik kok, beneran, sumpah! suer! mirip banget kaya siapa tuh namanya ya? Oh iya Nancy Momoland." ucap bocah berusia delapan tahun itu dengan polosnya.
Tata mengibaskan tangannya, membanggakan dirinya sendiri. "Nah gitu dong, baru namanya adek kakak."
"Ayo!"
"Ijin dulu ke Papa." ucap Tata, kemudian ia menggandeng adiknya tersebut.
Seorang pria paruh baya tengah duduk tenang bersama seorang wanita di sofa seraya menonton serial di televisi.
"Papa." panggil Tata, refleks kedua orang tuanya pun mendongak, dan melihat putrinya yang sudah berpakaian rapi, begitu juga dengan putra bungsunya.
Setya Hadiningrat, nama Papa Tata.
"Iya Nak? Kesini." ucap sang Papa meminta Tata mendekat ke arahnya juga istrinya.
"Kamu mau kemana sayang?" tanya Anggun, Mama Tata.
"Ehe, ini Ma, Pa. Bagas minta di anterin ke pasar malam, boleh kan?"
"Iya boleh, tapi kalian harus hati-hati ya. Biar Papa suruh Bodyguard buat jaga kalian." Setya berdiri kemudian berjalan menuju halaman depan dimana bodyguardnya setia berjaga di depan rumahnya.
"Kenapa sih Papa tuh apa-apa selalu bodyguard Ma? kan jadi nggak bebas." gerutu Tata
Anggun mengelus pelan rambut panjang putri sulungnya tersebut. "Itu kan juga demi keamanan kamu sayang."
"Hmm iyadeh, terserah Papa."
"Bagas, kamu jangan jauh-jauh sama Kakak ya?" ucap Anggun seraya mencium pipi putra ciliknya tersebut.
"Iya Ma." kata Bagas seraya mengangkat jempolnya.
"Ta, itu mobil udah siap, jangan terlalu malam kalian pulangnya." ucap Setya yang di angguki oleh Tata dan Bagas.
-oo0oo-"Main apa lagi?" tanya Tata seraya memakan brondong jagung di tangannya.
Bagas mengetuk dagunya beberapa kali, memikirkan permainan apalagi yang akan ia mainkan bersama sang Kakak."Kita main motor-motoran yuk Kak!" seru Bagas menarik kaos Tata.
Tata menganggukkan kepala seraya berjalan tak lupa menggandeng tangan kecil adiknya menuju tempat bermain motor-motoran.
Tawa bahagia Bagas membuat Tata mengulum senyum senang, Bagas itu memang 11-12 dengan sifatnya. Meskipun laki-laki, sifat anak itu tergolong cerewet dan suka sekali bermain, makanya Tata bahagia punya adik seperti Bagas.
Bodyguardnya masih berjaga di belakang Tata, wajah datar serta tangan yang selalu di dekapkan ke belakang, ciri khas seorang Bodyguard.
"Om nggak mau main juga?" celetuk Tata menatap wajah sangar Bodyguardnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DENUCA MAHESWARA (LENGKAP)
Teen FictionBercerita tentang seorang pemuda bernama Denuca Maheswara, seorang remaja berusia 17 tahun yang mempunyai dendam serta amarah yang membara dalam dirinya karena kejadian kelam yang dialami olehnya. Apakah ia siap menerima fakta yang terkuak 10 tahun...