Kesialan mungkin menimpa seorang Denuca Maheswara hari ini. Lebih tepatnya hari Senin, dimana siswa maupun siswi di haruskan datang lebih awal karena akan di laksanakan upacara bendera seperti biasa.
Tidak sarapan juga tidak mengunyah apapun, hanya sempat mandi, itupun cuma lima menit. Cowok dengan tubuh tinggi semampai itu berlari menuju gerbang yang hampir di tutup rapat oleh Satpam sekolah.
"Tunggu Pak!" ia setengah berteriak, lalu mempercepat langkahnya menuju gerbang.
"Kamu tuh gimana si?! Upacara udah di mulai dari tadi, eh malah baru dateng!" sarkasnya menatap Nuca jengkel, ia sudah tahu kelakuan salah satu siswa SMA Aestra tersebut, terlihat dari seragam yang ia kenakan, di keluarkan, tidak memakai dasi maupun topi, namanya juga siswa urakan.
"Plis pak, ijinin saya masuk," Nuca memohon dengan sangat seraya menyatukan kedua tangannya berharap Satpam galak tersebut membukakan gerbang untuknya.
"Percuma kamu masuk, paling nanti di jemur di depan lapangan."
"Gak papa Pak, asalkan saya bisa masuk. Saya mohon,"
Satpam tersebut terpaksa membuka gerbang dan menyuruh Nuca untuk langsung lari menuju lapangan. Pak Rendra, guru BK yang selalu siaga dengan anak-anak yang nakal pun tak melepaskan Nuca begitu saja, ia menyeretnya maju ke barisan paling depan, dimana anak-anak yang terlambat dan tidak memakai atribut yang lengkap.
Sesi upacara selanjutnya yakni amanat dari Pembina Upacara. Sang Pembina pun berjalan ke atas mimbar dan mulai berpidato singkat, dan seterusnya hingga upacara selesai.
Nuca beserta siswa lainnya yang terlambat dan tak memakai atribut pun di hukum habis-habisan oleh BK yang super killer itu.
"Lari keliling lapangan utama 15 kali, bersihkan toilet laki- laki sampai bersih! Itu hukuman untuk kalian."
"Ya ampun, sadis bener Pak," celetuk salah satu siswa kelas 10
"Kerjakan sekarang sampai istirahat pertama selesai!" tegas Pak Rendra kemudian meninggalkan anak-anak nakal tersebut.
Nuca melaksanakan apa yang di perintahkan oleh guru sadis bername tag Rendra, jika tidak di laksanakan bisa-bisa besok di suruh bersihin seluruh toilet sekolah.
Keringat pun membanjiri seluruh tubuh Nuca serta teman-temannya yang lain, cuacanya sangat terik dan menyengat, dan mereka di suruh lari mengitari lapangan yang luasnya naudzubillah.
Kebetulan hari ini di lapangan adalah giliran jam olahraga kelas 12 IPA 1 dimana cewek gesrek itu berada. Apalagi kelas tersebut rata-rata ceweknya adalah penggila cogan, dan saat melihat Nuca mereka pun berteriak histeris.
Dengan isengnya Nuca melambaikan tangannya pada cewek-cewek yang meneriaki namanya, lebih tepatnya ia melambaikan tangannya pada Tata, iya memang benar, bahkan cewek itu juga menyadarinya dan membalas lambaian tangannya.
Firasat Nuca aneh, kenapa si cewek gesrek itu terlihat sangat pucat? Apa dia belum sarapan? Emang dasar kalo dah gesrek suka nggak ketulungan.
"Tataa!" Dara berteriak melihat temannya yang terkulai lemas di matras lapangan.
Rendy yang merupakan teman atau partner olimpiade bersama Tata pun langsung menghampirinya dan membopong Tata ala brydal style. "Cepat bawa ke UKS Ren!" titah Pak Ari, Guru penjasorkes kelas 12.
Kegiatan pembelajaran olahraga pun sedikit terhenti, lalu Pak Ari mengerahkan anak didiknya untuk melanjutkan penilaian materi hari ini. Pak Ari sudah tahu bahwa salah satu muridnya yang sering di panggil Tata itu sangat payah dalam hal olahraga, maka wajar jika ia sering pingsan jika terlalu lelah, apalagi materi kali ini agak banyak untuk diisi ke format nilai.
KAMU SEDANG MEMBACA
DENUCA MAHESWARA (LENGKAP)
Teen FictionBercerita tentang seorang pemuda bernama Denuca Maheswara, seorang remaja berusia 17 tahun yang mempunyai dendam serta amarah yang membara dalam dirinya karena kejadian kelam yang dialami olehnya. Apakah ia siap menerima fakta yang terkuak 10 tahun...