Rasanya dari hari ke hari benar-benar terlewat sangat cepat. Pagi yang sangat cepat terlewat, hingga kini langit sore sudah benar-benar terlihat jelas-ketika matahari akan segera terbenam. Hwang Taehyung dengan kecerdikannya, segera membawa Yerinicka pulang dari taman ditengah hutan. "Kau masih mampu untuk duduk saja, kan?" Yerinicka mengangguk, kemudian sedikit tersentak kaget ketika pria ini memberikan wesket khusus berkudanya kepada gadis itu.
"Cuaca akan mendingin, mungkin kita akan sampai di istal lagi ketika matahari benar-benar digantikan oleh bulan." Lagi gadis itu hanya menjawab dengan satu anggukkan. Taehyung naik keatas punggung Tiffany-hewan yang baru saja diberi nama oleh calon Istrinya tersebut-selepasnya mengangkat tubuh Yerinicka untuk duduk dihadapannya. Sama persis seperti posisi awal, ketika keduanya menuju kemari.
Hwang Taehyung sendiri tidak lagi mempermasalahkan Yerinicka yang tidak bicara, juga tidak menunjukkan senyum sekali pun-jelas saja gadis itu tengah kesal kepadanya. Jung Yerinicka itu selalu diajarkan untuk tampil sempurna, besok pagi mereka memiliki acara sarapan pagi bersama keluarga besar yang tinggal di Kediaman Utama Hwang sebelah barat. Namun karena Taehyung yang memaksa Yerinicka untuk banyak berbicara hari ini, membuat gadis itu seketika kehilangan pita suaranya seketika.
Mengejutkan memang. Namun, itu mungkin saja hal wajar, ketika Yerinicka sendiri memang jarang berbicara banyak. Suasana dari bumantara senja, kini digantikan dengan rembulan yang perlahan-lahan naik keatas untuk menerangi malam. Sesuai prediksi dari Taehyung, keduanya baru sampai istal yang langsung disambut oleh pengurus juga Yuna yang menunggu Nona-nya kembali. Keduanya turun secara bersamaan, Yerinicka tidak menunggu Taehyung yang membantunya.
Yuna yang melihat itu sedikit terkejut, kala gadis ini segera menarik lengannya untuk segera pergi dari area istal, meninggalkan Taehyung dengan tatapan bingungnya. Masa bodoh dengan itu, kondisi Yerinicka untuk besok lebih parah dari apa pun. Dan akan sangat gawat ketika keluarga besar Hwang tahu, bagaimana jika mereka berasumsi Yerinicka adalah gadis yang tunawicara?
"Nona, pelan-pelan ... Kenapa anda menarik tangan saya seperti ini?" Yuna sendiri memang terkejut, apalagi ketika sama sekali tidak melihat senyum Yerinicka meski samar sedikit pun. Gadis itu tidak menjawab-lebih tepatnya sulit menjawab, hingga keduanya benar-benar sudah sampai didalam ruangan kamar pribadi miliknya. Yerinicka dengan cepat membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur, membuat Yuna secara spontan melepaskan sepatu yang gadis itu kenakan.
Yuna meringis ditempanya, selepas itu merapikan sepatu berwarna merah maroon yang satu nada dengan pakaian Yerinicka kenakan tersebut, di dalam almari khusus. "Nona sudah ingin tidur? Tapi Tuan Hwang mengundang anda untuk makan malam." Tidak menjawab, namun gadis itu segera mengubah posisinya menjadi bersimpuh, lalu menggerakkan tangannya untuk Yuna mendekat. "Ada apa, Nona?" Dengan raut wajah jengkelnya, Yuna mendekat. "Nona, berbicara saja! Kenapa anda jadi begini lagi kepada saya-"
"Aku kehilangan suaraku, bodoh!"
"Eh? Nona ... Kamu baik-baik saja, kan?" Wanita itu sedikit terkejut, ketika Yerinicka menatapnya secara rancap. "E-eh ... Saya salah?" Helaan napas mencelos dari mulutnya. Kesal setengah mati, membuat Yuna merasa canggung dibuatnya. "Y-yasudah, kalau begitu saya akan mengatakan kepada Tuan Hwang, kalo Nona tidak bisa menghadiri makan malam, ya?" Yerinicka menggelengkan kepala, seraya mengangkat telapak tangannya kearah Yuna, menjelaskan seolah bahwa dirinya tidak perlu melakukan itu. "Aku akan tetap datang," ucapnya meski tanpa suara yang keluar.
Yuna meringis-lagi-dibuatnya. Selepas itu membantu gadis ini untuk bangkit dari tempat tidur, lalu menbawanya ke arah kamar mandi untuk mmebersihkan diri. "Oh? Ini milik Tuan Hwang?" Yerinicka menoleh, melirik kearah wesket yang berada digenggamannya. Gadis itu naik turun mengangguk, sebelum melangkah pergi kearah kamar mandi lebih dulu. "Nona akan membawanya saat makan malam?" Sedikit meninggikan suara, namun setelahnya wanita itu terkekeh pelan. "Tidak perlu berusaha menjawab, Nona! Aku tahu Nona bersusah payah untuk bicara."
•••
Suasana meja makan yang memiliki skala luas nan lebar secara bersamaan itu sangat hening. Hanya bergesekan dengan suara piring, dan alat dapur lainnya. Beberapa Maid datang menyiapkan hidangan besar untuk kedua majikan mereka makan malam hari ini. Hwang Taehyung diam-diam mencuri pandangan kedepannya. Jarak yang begitu jauh membuat gadis itu hanya bisa melihat samar-samar. Selepas semuanya siap, hanya tinggal menunggu Taehyung yang menyantap lebih dulu, kemudian diikuti oleh Jung Yerinicka.
Setidaknya itu etiket yang selalu Yuna ajarkan untuk tata krama meja makan. Sedikit jengkel, kala Taehyung hanya menatapnya tanpa melahap makanan apapun. Padahal perutnya yang benar-benar kosong dan diminta untuk diisi-hingga dia mendongak menatap pria dihadapannya dengan tatapan rancap. "Kau sudah bisa bicara?" Tidak menjawab, Yerinicka hanya membalas dengan merotasi kedua bola matanya. Sangat jengah, andaikan saja dia menjadi pria, mungkin sudah bisa melahap makan malam lebih dulu.
Yuna yang memang selalu berdiri di samping belakang Yerinicka hanya tersenyum kecut, menatap sang Nona dari belakang dengan rasa kasihan. Padahal di kamar mandi tadi, Nona-nya tersebut sudah merengek untuk segera pergi ke meja makan, dan melahap santapan makan malam dengam cepat. Kekehan yang dihasilkan oleh Hwang Taehyung membuat beberapa Maid yang berada di sana menoleh seketika, terkejut-ketika momen langka terjadi pada Tuan rumah ini. Jarang sekali Taehyung menunjukkan ekspresi konyol seperti tadi.
"Baiklah, baiklah ... Apakah kau sudah sangat lapar, hm?" Yerinicka mengeratkan genggamannya pada pisau ditangan sebelah kanan. Berusaha mati-matian agar tidak melemparkannya spontan kedepan, ke hadapan pria itu. "Menyeramkan sekali, Nona Jung. Tatapanmu membuatku jatuh cinta seketika." Semakin dibuat kesal hingga kedua bahu naik turun, tidak ... Hanya saja Taehyung ingin melihat lebih banyak ekspresi 'menggemaskan' yang ditunjukkan gadis ini.
Setelah puas melihat kekesalan yang tercetak jelas diwajah Yerinicka, dengan segera pria itu melahap makanannya dengan kepuasan yang berlipat-lipat didalamnya-hingga tersalurkan kepada makanan yang semakin nikmat berkali-kali lipat. Seketika Yerinicka mengikuti langkah yang Taehyung buat, melahap makan malamnya dengan sedikit menggebu, membuat Yuna yang dibelakangnya hampir spontan menengahi. "Oh, pelan-pelan, sweety." Taehyung terkekeh pelan kembali ditempatnya.
Seakan masa bodoh dengan semuanya. Tanpa memerhatikan sekitar, Yerinicka hanya terpaku kepada makanan yang berada di piringnya. Melahap jamur struffle dengan lelehan keju yang membuat pengecapnya merasakan rasa yang benar-benar menggiurkan. Di seberang sana, Hwang Taehyung tersenyum simpul, lebih menikmati untuk memandang Jung Yerinicka dibandingkan melahap makan malam. Setidaknya dengan begitu, rasa kesal gadis itu terhadapnya sedikit berkurang, kan?
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Remorse ✔️
FanficSemua orang bisa merasakan yang namanya putus asa. Seolah jalan hidupnya tidaklah kembali berguna. Yerinicka Jung. Gadis keturunan Korea-Belanda, yang di 'jual' oleh Kakeknya sendiri kepada Matheo Alderado-memiliki nama Korea sebagai Hwang Taehyung...