O4. Chapter Four

444 101 4
                                    

Sudah bisa dihitung untuk ke-dua harinya Jung Yerinicka tinggal di kediaman Hwang. Menyenangkan, aneh, hal baru secara bersamaan. seperti yang dikatakan Yuna kemarin malam, pagi ini Hwang Taehyung-pria itu mengundangnya untuk sarapan pagi bersama.

Tidak ada yang aneh dan spesial. Apalagi sampai-sampai seperti berbincang hangat layaknya keluarga, atau pun saling berpegang kedua tangan seperti dinner romantis. Hanya ada keheningan, dan meja yang memiliki skala panjang nan luas, membuat keduanya saling berjauhan satu sama lain. Layaknya etiket bangsawan, keduanya belum memiliki status yang sah dalam pernikahan, maka akan berpengaruh dengan posisi duduk di meja makan.

Sedikit membuatnya risih. Namun, peraturan tetaplah peraturan. Yerinicka sendiri tidak berniat untuk mengubah peraturan tersebut, lebih tepatnya tidak berminat untuk memerintah apalagi berkuasa. Hanya ingin diacuhkan, itu saja.

Hari sudah menuju siang, Yerinicka dibantu Yuna untuk bersiap-berganti pakaian, ketika undangan lainnya datang kembali dari Taehyung untuknya. Kali ini untuk menghabiskan waktu dengan acara tea time di bawah gazebo. Tidak ada alasan tepat untuk menolak, gadis itu juga tidak sama sekali merasa keberatan.

Dan lagi, mungkin ini cara Hwang Taehyung ingin mengenalnya. Untuk lebih dekat, meski Yerinicka tidak berminat dengan acara seperti itu. Pernah, beberapa kali Aein mengundangnya untuk minum teh bersama, tapi pasti akan berujung dengan ancaman dan kesepakatan-layaknya boneka yang dimanfaatkan.

Yuna tersenyum manis. Membantu mengikat rambut Nona-nya serapih mungkin. Berbeda dari luar dugaan, Yerinicka sangat terlihat sempurna dengan rambut lurusnya yang sudah terhias cantik. "Tuan Hwang pasti suka melihat ini," pujinya seraya menepuk kedua tangan. Tanpa ambil pusing, gadis yang menatap pantulan dirinya lewat cermin hanya diam. Tidak bergeming.

"Nona, apa ada sesuatu yang kurang? Tidak suka dengan gayanya, ya?" Yuna bertanya, dengan sedikit nada tidak enak didalamnya. Yerinicka menggeleng, tidak ada niatan untuk mengecewakan Yuna-bagaimana pun juga wanita itu yang selalu melayani dan menemaninya di sini. Meski baru dua hari. Melihat jawaban darinya, Yuna kembali tersenyum lebar. "Baiklah, Nona tinggal memakai lip balm naturalmu. Dan Nona sudah siap!"

Tangan lihainya mengambil satu lip balm dari balik laci kecil, kemudian mengoleskan dibibir mungil Yerinicka secara perlahan. Yuna sempat termangu, kagum dengan paras adiwarna Yerinicka yang terkesan natural. Seperti gadis suci, sangat nyaman untuk dipandang. "Tuan Hwang sudah menunggu di gazebo taman belakang, ayo saya antar." Yerinicka mengangguk ditempatnya. Menurut saja apa kata Yuna, karena wanita itu yang lebih tahu soal semua yang berada di sini.

Entah memang seluas apa kediaman Hwang itu. Yerinicka jadi sulit untuk membayangkan, apalagi sesuai katanya, kediaman Hwang memiliki tiga bangunan rumah mewah, juga beberapa taman dan bahkan memiliki istal pribadi untuk berkuda. Benar-benar rumah layaknya bangsawan, dan Yerinicka menyukai itu-meski terkenal dengan tatapan kosong tanpa emosi didalamnya.

Ia berjalan melangkah, disusul Yuna dibelakangnya walaupun wanita itu yang mengarahkan jalan. Disepanjang jalan menuju taman belakang, Yerinicka sulit untuk meluruskan pandangan. Banyak hal baru yang ia temui di sini, pohon-pohon berbunga indah yang berjajar disetiap pinggiran jalan. Bukan hanya itu, bahkan air mancur besar yang berada di pekarangan juga benar-benar terlihat memukau dimatanya.

Tapi Yerinicka tetaplah Yerinicka. Si gadis tanpa ekspresi, sulit untuk menunjukkannya. Keduanya sudah sampai ditempat tujuan. Hwang Taehyung memang memiliki selera yang bagus, taman yang ia pilih sudah dihias dengan beberapa bunga mawar, tulip, bahkan di seberang sana juga ada rumah kaca yang bisa terlihat didalamnya terdapat bunga matahari. Sangat-sangat menakjubkan.

Atensinya menangkap sosok Taehyung yang tengah duduk dengan salah satu kaki yang bertumpu pada kakinya yang lain. Pria itu melambaikan tangan kearahnya-memberi intruksi untuk menghampiri. Maka dengan begitu, Yerinicka kembali berjalan, mendekat kearah kursi dengan meja tanpa diikuti Yuna-wanita itu diam menunggu dengan jarak jauh dengan kedua majikannya.

Remorse ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang