O27. Chapter Twenty Seven

338 75 2
                                    

Bagaikan petir yang menyambar di siang hari. Yerinicka berdiri, memasang wajah seriusnya ketika Hwang Ye Jun datang dan menyambar keberadaannya, menegaskan bahwa dia adalah yang terkuat di sini. Areuna yang tengah duduk santai bersamanya, ikut berdiri di belakang---masih mengawasi dengan baik.

Pria tua lemah itu---menurut Yerinicka---segera mengambil langkah, melaju hingga lima langkah tersisa berhadapan dengan calon menantunya. Ralat, bisa dibilang musuh terkuat yang berani-beraninya menghancurkan skenario yang dibentuk dengan susah payah selama ini.

Menyesal sekali, dahulu Ye Jun pikir, Yerinicka hanyalah alat yang tidak ada gunanya. Namun, kini gadis itu yang menjadi musuh utama. Yerinicka mengangkat dagu angkuh, melipat tangan didada, sama sekali tidak memiliki keraguan di wajahnya. Sangat tenang, namun menusuk. Bisa kapan saja menghancurkan Ye Jun sampai menjadi keping-keping tanpa sisa. Melebur.

"Aku tidak tahu, Kakek bisa mengunjungiku di sini. Ingin bertemu siapa? Hwang Taehyung? Dia berada di ruangannya, tapi dia berada di bawahku. Ingin menguasai? Sayangnya tidak bisa." Senyuman kecil terulas, dengan wajah mengejek Yerinicka melaju selangkah. Areuna yang berada di belakangnya tidak membantu, hanya diam mengamati. Siap-siap jika Ye Jun mengambil tindakan di luar batasan.

Keluarga Jung itu berharga, orang-orang memujinya, memberi penghormatan. Yerinicka jelas tahu inti dari rencana Hwang Ye Jun dan Kim Aein. Mengerti sekali. "Kau menginginkan apa sebenarnya?" Pertanyaan retorik untuk dirinya sendiri, Yerinicka hanya ingin bertanya dan mendengar jawaban langsung. "Menguasai tanah keluarga Jung itu 'kan tugas Aein, kenapa kau harus ikut-ikutan membantunya?" Dia tersenyum sinis kali ini.

Ye Jun berdiri dengan tongkat di sebelahnya, Yerinicka menyelidik, kemudian terkekeh pelan. "Waktu hidupmu di dunia ini tidak akan lama lagi. Kenapa masih berusaha mengurusi urusan dunia? Apalagi sampai menghancurkan keluarga kami, aku tidak tahu kalau Aein se-bodoh itu. Padahal sangat terlihat sekali kau memanfaatkannya. Setelah Ibu, Kakek, lalu Ayahku yang mati, setelah itu Aein sendiri yang mati ditanganmu 'kan?"

Areuna melebarkan mata, jelas sekali ada keterkejutan yang mendalam di sana, jemarinya mengepal kuat. Fakta yang baru diketahui, ibunya mati karena Hwang Ye Jun. Yerinicka memiringkan kepala, kakinya mengambil satu langkah lebih maju. Tinggal dua langkah lagi, Ye Jun mengeluarkan pisau lipat yang dia sembunyikan di belakang tubuh.

Yerinicka itu cerdas, sempurna. Tentu saja dia sudah menotis bahwa ada sesuatu di sana, kalau begitu dia juga sudah menyiapkan benda kecil namun lebih menyakitkan. "Kakek ... Dengarkan aku, aku ingin bertanya kepadamu sekali lagi, kalau tidak menjawab juga, maka ini akhirnya. Sudah ada darah siapa saja yang berada di tanganmu saat ini? Apakah hidupmu aman setelah membunuh keluargaku?" Yerinicka langsung menyambar cepat.

Areuna yang berdiri di belakangnya ikut mengambil langkah, kini keduanya sejajar berdiri. Seolah mendominasi, Yerinicka berdiri penuh adikara. Ye Jun yang tidak mampu berkata semakin kecil saja keberadaannya dimata gadis itu. Kembali melangkah, hingga benar-benar sangat dekat. Ye Jun sudah siap mengacungkan pisau lipatnya, sebelum Yerinicka menghindar lalu menunjukkan benda yang dia bawa, dihadapkan kepada Ye Jun.

"Aku bisa menyetrum dirimu hingga mati. Kau tahu skala listrik yang berada di dalamnya berapa? Aku menunggumu sadar, Kakek ... Lalu setelah itu mati dan memohon ampun di lautan api."

Demi apa pun, kali ini Areuna bisa dengan jelas menatap Yerinicka dengan sudut pandang yang berbeda. Gadis itu sempurna, bahkan lebih dari sempurna dari kesempurnaan milik orang lain. "Maka, setelah Aein, kini bagian dirimu yang akan meminta ampun kepadaku. Aku tidak akan pernah melepaskanmu, sekali pun!" Ada kilatan amarah di sana, Areuna menarik lengan Yerinicka menjauh, sadar ketika Ye Jun berlari ke arahnya dengan tangan yang masih menggenggam pisau.

Yerinicka terkekeh sinis. "Senjatamu murahan sekali. Aku bahkan tidak bisa mati hanya karena benda kecil itu," ucapnya angkuh. Seperti tokoh sempurna tanpa minus, Yerinicka mengembuskan napas kasar. "Dengarkan aku, Hwang Ye Jun ... Kau ingin aku bagaimana? Memaafkanmu sekarang dan mati dengan tenang, atau bergabung bersama Aein di dalam ruang bawah tanah? Tapi aku tidak akan pernah memberimu makan." Yerinicka memiringkan kepalanya, gadis itu terlihat memberikan pilihan yang sama-sama buruk.

Layaknya iblis dalam kegelapan, sangat kejam dan jahat. Tersenyum penuh kemenangan ketika Ye Jun tidak berkutik sama sekali, pria itu benar-benar kalah. Langkah kaki terdengar, memasuki ruangan ini dengan langkah berat. Di sana ada Taehyung dan Jungkook yang tengah bersama. Menatap kakeknya penuh ketajaman. Yerinicka tersenyum senang.

"T-taehyung ...?"

Suara bergetarnya adalah alunan indah untuk Yerinicka. Rasanya luka lama itu mengering, membekas, lalu menghilang. Bersih, seperti terlahir kembali, suci dan murni. Hwang Ye Jun adalah orang bodoh dari yang terbodoh. Ketika berusaha mendominasi, ternyata orang-orang yang menjadi tumpuannya pun akan bangkit jauh lebih tinggi darinya---kala itu masih menjadi suatu saat. Dan kini adalah waktunya. Perjuangan yang sangat panjang, titik akhir yang mengawali kebahagiaan, penuh emosi dan perasaan yang bercampur aduk.

Sesuai janjinya, pria itu akan membiarkan Ye Jun terjebak dalam permainannya sendiri. Membiarkan dirinya untuk tenggelam dalam lautan api yang selalu dipakainya untuk mendorong siapa pun yang tidak berdosa, masuk ke dalamnya. Taehyung melipat tangan di dada, tidak peduli ketika pria itu tidak bisa berkutik sama sekali.

Setelah ini, lalu apa? Tidak akan pernah bisa menang bagaimana pun. Empat lawan satu, kalah telak. Hwang Ye Jun melemaskan kedua tangannya, pisau itu terjatuh menimbulkan suara nyaring, bersinggungan dengan lantai marmer di bawah. Kakinya tak kuasa menumpu tubuh itu lebih lama, tongkat kayunya terjatuh, suara lain menyusul. Kini tubuhnya sukses terkulai lemas di atas lantai dingin. Yerinicka menatap arah lain, senyuman sinisnya semakin merekah.

Jahat memang, tapi kejahatannya kepada keluarga Jung lebih-lebih dari ini semua. Taehyung yang melihat itu hanya diam di tempat, tidak tahu harus bagaimana. "Kami memiliki ruang tahanan tersendiri, ingin di hukum oleh cucumu atau menyerahkan diri kepada pengadilan?" Setelah sekian detik diam, Yerinicka kembali mengeluarkan suara yang bergema di ruangan ini.

Ye Jun lagi tidak menjawab, membuat Yerinicka geram dibuatnya. Sebelum suara itu kembali menyahut. "A-aku ... Menerima hukuman apapun." Alisnya mengangkat sebelah, bahkan setelah mengatakan itu pun tidak ada wajah simpati yang berada di pihaknya. Sekali pun itu adalah Taehyung sendiri. Yerinicka mendongak, menatap pria yang berdiri di seberang. "Aku tidak tahu, meski aku sangat berhak, namun aku masih memikirkan bagaimana pendapat orang lain. Aku menyerahkan semuanya kepadamu, Taehyung."

Terlihat sangat jelas bagaimana pria itu menatap ke arahnya, terkejut dan kagum secara bersamaan. Yerinicka juga manusia, meski kemarin-kemarin dia berbuat sangat jahat---meski berhak katanya---dia juga memiliki sisi baik. Apalagi menghargai pendapat orang lain itu penting, tidak pernah ingin mengambil kesimpulan sepihak. Yerinicka melirik ke arah Areuna, sebelum gadis itu melangkah, pergi angkat kaki dari ruangan ini. Di susul Areuna di belakangnya.

Untuk masalah Hwang Ye Jun, dendam itu sudah benar-benar melebur. Sudah cukup hidup dalam lingkaran dendam, sewaktu-waktu, manusia bisa berubah. Maka, pada hari ini juga, Yerinicka menyerahkan semuanya kepada orang lain, membiarkan mereka mengurusi kehidupannya masing-masing. Areuna menarik lengannya, membuat dia secara impulsif berbalik badan. Rengkuhan hangat yang sangat erat, Yerinicka ikut membalas pelukan itu.

"Sebenarnya, sudah sejauh ini, kau itu hebat, Kakak."

Mengangguk pelan, tidak berniat menyahut namun semakin mempererat rengkuhan. Kebahagiaannya, mungkin sudah menunggu saat ini? Tidak ada yang pernah tahu. Hanya masalah waktu, dan menunggu sebentar lagi.

[]

Remorse ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang