O21. Chapter Twenty One

331 83 5
                                    

"Hwang Taehyung, aku mencintaimu!"

Selepas lima belas menit berlalu, keduanya masih tetap di posisi yang sama seperti semula. Duduknya saling berhadapan, bungkam mengatupkan rahang, tanpa berbicara sepatah kata pun. Baik dari Taehyung mau pun Yerinicka sendiri. Sangat canggung, baru kali ini merasakannya. Taehyung mengintip dari ujung mata, melirik gadis di hadapannya dengan pandangan bingung.

Tidak biasanya. Apalagi sekarang sudah waktu tengah malam. Singkat cerita, selepas satu hari penuh melihat kebersamaan Taehyung dan Alice, Yerinicka selalu merasakan hal aneh di dalam dirinya. Marah, benci, dan tidak suka. Padahal dia akui dia memang tidak peduli soal mereka berdua. Hingga perkataan Yuna kembali membuat isi kepalanya hampir mau pecah berkeping-keping.

Setengah hari sampai-sampai untuk tidur saja se-sulit itu. Hingga memutuskan pada akhirnya untuk menemui Hwang Taehyung di ruangan pribadi milik pria tersebut. Dan inilah yang terjadi, bodoh sekali!

"Kenapa kau tidak membalas perkataanku? Kau tidak mencintaiku juga?" Taehyung mengerjapkan mata, ekspresi bingungnya tak bisa dikontrol. Sangat terlihat jelas di sana. Yerinicka merapatkan bibir kembali, kemudian bersandar ke belakang sofa. "Kenapa---kau ... Tiba-tiba seperti ini?" Kerutan didahinya tercetak jelas, membuat gadis itu meringis kecil.

Yerinicka mengerjap berkali-kali, berkeliling menatap sekitar. Mencoba mencari jawaban yang pas dan meyakinkan. "Tiba-tiba bagaimana?" Taehyung menggeleng, "bukan ... Hanya saja---maksudku, kau sangat aneh. Kenapa tidak tidur?" Jemarinya mengepal kuat, sedetik kemudian helaan napas kesar mencelos dari mulutnya. "Apakah menyatakan perasaan kepada seseorang itu aneh? Lalu bagaimana dengan Hwang Alice? Dia mengatakan perasaannya kepadamu, apakah kau merasa aneh? Tidak, kan?"

Ekspresinya kembali menunjukkan kekesalan. Ketika nama Alice kembali disebutkan dalam pembicaraan mereka bahkan untuk kesekian kalinya. "Aku benci melihat dirimu dengan bocah itu! Sangat benci, rasanya ingin saja melempar Alice dari gerbang pekarangan rumah utama sampai kediaman Hwang timur!" Yerinicka banyak memaki hari ini, emosinya secara tiba-tiba tersulut dengan mudah. Menguasai dirinya, seperti mengambil alih. 

Sekali lagi, Yerinicka melirik Taehyung dengan pandangan meremehkan. "Alice mengandung Anakmu? Berani-beraninya ... Padahal kau adalah pengantinku, sialan! Kau bermain di belakangku, huh?" Semakin terkejut bukan main, pria itu memijit pangkal hidungnya pelan. "Tapi kau tahu soal itu, dan kau tenang-tenang saja. Kenapa sekarang---"

"Situasinya sudah berbeda! Kupikir kau memang tidak sampai membuatnya mengandung Anakmu! Hei, kau masih menganggapku calon istrimu atau bukan?" Ada kekesalan dimatanya, sangat nyata. Namun Yerinicka merasa bahwa perkataan yang dilontarkan bukan kemauan, tapi memang seperti diambil alih oleh jiwa lain. Berkali-kali dirinya terkejut didalam hati ketika mendengar ucapannya sendiri.  Taehyung mengangguk ragu, kemudian berusaha untuk kembali berbicara.

"Itu ... Aku---aku juga tidak yakin dia benar mengandung Anakku atau bukan. Kami perlu memastikannya, Alice kapan saja bisa mengecoh." Yerinicka diam, mendengarkan dengan baik. Selepasnya gadis itu memilih untuk bungkam sebagai sahutan. Berarti percakapan keduanya hanya sampa sini saja. "A-ah ... Begitu, ya?" Jadi canggung sendiri. Taehyung mengangguk, diam-diam pria itu tersenyum kecil. "Kenapa belum tidur?"

Yerinicka terkesiap, sebelum mendongak dengan terkekeh pelan. "Aku tidak bisa tidur ... Ya, hanya itu," jawabnya seraya pandangan yang berkeliling. Mencari jawaban yang tidak membuatnya terlempar ke belakang. "Tidak bisa tidur ... Karena memikirkanku?" Taehyung bertanya dengan salah satu alis yang terangkat sebelah, menantang dan meremehkan secara bersamaan.

Yerinicka tersentak, kemudian mengangguk. "Ya aku memikirkanmu, karena aku mencintaimu." Jawaban yang tepat, setidaknya gadis ini bukan tipikal pembohong namun tak bisa menyembunyikannya. Jujur ya jujur saja. Lagi hasil yang didapatkan tidak jauh berbeda. Kedua matanya sedikit melebar, kemudian kembali dikontrol dengan ekspresi seolah tidak terjadi apa pun.

Taehyung hanya mengangguk beberapa kali, gugup juga, Yerinicka bisa menangkapnya dengan jelas. "Y-ya ... Aku tidak menuntutmu untuk mencintaiku juga, hanya saja hargai aku sebagai istrimu nanti. Karena kau tahu perasaanku sekarang, jadi tolong jaga perasaanmu. Kalian boleh bersama, hanya saja jangan lakukan itu di hadapanku langsung," imbuhnya dengan buru-buru, agar Taehyung merasa nyaman ketika membicarakan hal ini.

Tak kunjung mendengar balasan dari lawan bicaranya, Yerinicka memutuskan untuk bangkit dari sofa yang dia duduki. "Sudah, hanya itu yang ingin aku bicarakan. Selebihnya ... Tak ada, kalau begitu aku akan kembali ke kamarku." Diakhiri dengan senyuman mengembang, kemudian berbalik badan dan mulai mengambil langkah. Sebelum kembali terhenti ketika merasakan tangannya digenggam erat oleh Hwang Taehyung. "Tapi aku belum selesai berbicara. Dengarkan aku." Dia berbalik badan kembali, berhadapan langsung dengan pria ini seraya mengerutkan dahi dan memiringkan kepala sedikit.

"Aku tidak mencintai Alice. Dan ... Aku juga tidak akan pernah bersamanya, entah itu dibelakang atau hadapanmu. Kau bertanya bagaimana perasaanku kepadamu, kan?" Yerinicka mengerjap beberapa kali, sebelum mengangguk ragu. "Kau yang tidak peka, Nyonya Hwang. Kalau aku sudah memperkenalkanmu kepada kedua orang tuaku, berarti tandanya aku menjalani ini semua dengan serius. Bersungguh-sungguh, dan untuk masalah cinta ...."

Taehyung menarik lengan Yerinicka hingga gadis itu bersinggungan dengan tubuhnya. Meletakkan telapak tangan kepada arah dada bidangnya. "Kau mengerti sampai saat ini?" Berdegup kencang. Yerinicka menelan saliva secara kasar, menatap pasang mata Taehyung dengan aneh. "Aku masih memiliki dua metode lain agar membuktikan apakah aku mencintaimu atau tidak."

Kali ini pria itu memeluk tubuhnya erat, degupan yang semakin kencang, bahkan sangat terasa sekali oleh Yerinicka sendiri. Matanya melebar, tidak tahu harus berbuat apa setelahnya. "Kau ingat perkataanmu tempo lalu?" Yerinicka mengernyitkan dahi. Banyak sekali yang ia bicarakan kepada Taehyung. Tidak ada alasan untuk mengingat perkataannya yang tempo lalu. Keduanya kembali berhadapan, hingga tangan Taehyung berakhir dibelakang lehernya. Lalu mendaratkan bibir kepada birai milik Yerinicka. Sangat lembut, hingga gadis itu ikut terbuai dan menutup matanya secara perlahan.

Kejadian itu berlangsung hingga dua puluh lima detik, hanya kecupan yang tertahan lama. Tidak sampai menghadirkan lumatan apalagi dengan tempo bermenit-menit. Hanya dengan waktu itu pun, Yerinicka sudah terengah-engah dibuatnya. Pandangan kembali lagi terpaku kepada Taehyung, terasa aneh ketika melihatnya seperti ini. Mata yang benar-benar tengah memuja. Ibu jarinya menyentuh bibir Yerinicka dengan pelan, "bibirmu ... Sudah legal untukku. Mulai sekarang, dan seterusnya."

•••

Beberapa jam sebelumnya.

Jung Yerinicka benar-benar kesulitan untuk terlelap. Sedari tadi hanya bisa mengacak-acak bentuk seprai tempat tidur, karena pergerakannya yang terbilang tidak bisa diam dengan tenang. Setelah hari-hari menyebalkan yang dilewatinya, gadis itu berakhir dengan kebencian dan geram sendiri.

Apalagi ketika melihat Taehyung dan Alice duduk berseberangan, minum teh bersama, hanya berdua. Kurang ajar sekali tidak mengajak-ajak! Helaan napas kasar kembali terdengar untuk kesekian kali, Yuna yang masih berdiri dan masih dalam waktu tugasnya, ikut merasa khawatir dengan keadaan sang Nona. Berkali-kali juga wanita itu menanyakan kabarnya.  Sangat retorik sekali, jelas-jelas Yerinicka tengah tidak baik-baik saja.

Dia bangun dari posisi berbaring. Gadis itu melirik ke arah Yuna dengan pandangan sulit diartikan. "Hei, Yuna! Ciri-ciri orang jatuh cinta, atau tengah merasakan kasmaran dan semacamnya itu ... Bagaimana?" Yuna yang tengah menutup gorden jendela, seketika terkesiap sebentar. Sebelum mengernyitkan dahi, "kenapa Nona menanyakan itu?"

Yerinicka mendesis pelan. "Jawab saja."

"Ah ... Baiklah, yang saya tahu ... Biasanya kedua orang itu secara bersamaan saling merasakan degup jantung yang tak beraturan, debaran yang aneh. Lalu selalu ingin menghabiskan waktu bersama tanpa ingin berpisah, dan ... Tentunya merasa cemburu ketika seseorang yang dicintainya bersama orang lain. Seperti Nona sekarang, cemburu dengan Nona Hwang dan Tuan---"

"Sudahlah jangan dilanjutkan. Kalau ujungnya kau memojokkanku, itu sama saja. Ingat ya, Yuna! Aku hanya bertanya, jangan jadikan ini sebagai bahan untuk mengolok-olokkan aku di lain hari!" Yuna hanya mengangguk dengan kekehan kecil, menatap Yerinicka yang tengah melayangkan tatapan garang kearahnya.

[]

Remorse ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang