O14. Chapter Fourteen

340 88 19
                                        

Satu hari sebelumnya

"Kakak, tunggu! K-kau tidak bisa berbuat seperti ini kepadaku!"

Menghentikan langkahnya sejenak. Sebelum menutup mata sekejap, menghembuskan napas secara pelan. Ketika Taehyung diam di sana, itu menjadi kesempatan emas bagi Alice untuk meraih lalu mengapit lengan kanannya dengan erat. Tubuhnya sedikit limbung sebab menyampuk dengan batang tubuh gadis ini. "Ah ... Rasanya aku benar-benar merindukan aroma ini. Sangat khas seperti dirimu sekali," gumamnya pelan.

Hwang Taehyung melirik kearah lain dengan malas. Melepaskan tangan Alice yang masih menghimpit dibagian lengannya dengan sedikit kasar. Nyaris membuat dia terkejut seketika. Kedua tangan melipat di dada, pandangan yang menatap lurus ke depan, lidah yang bersinggungan dengan pipi dari dalam.

Alice yang melihat perlakuannya merengut tak suka, gadis itu mengepalkan jemari kuat, hingga beberapa kuku di ujung tangan memutih sempurna. Kedua bahu yang naik turun, rasa kesal yang benar-benar sudah berada di puncaknya. "Kenapa kau jadi begini, sekarang? Kakak bahkan mengatakan secara jelas bahwa kau akan menikah dengan gadis aneh itu, kau masih menganggapku ada, kan?"

"Ada, tentu. Tapi bukan lagi di dalam hidupku," balasnya dengan cepat. Alice diam sejenak, sangat terkejut, akan tetapi segera menyeringai lebar. "Kau---woah ... Hwang Taehyung, berani sekali kau berkata seperti itu. Setelah kita pernah melalui malam bersama?" Gadis tersebut berjinjit ditempatnya, ucapan yang diakhiri dengan bisikan kecil tepat ditelinga pria itu. Taehyung menoleh kesamping, mengamati Alice dengan tatapan cencala.

Sebelum bersuara, pria ber-veste pirau ini terkekeh pelan. "Kau pikir, aku bodoh? Hah ... Rasanya sulit dipercaya jika hanya aku yang pernah tidur bersama denganmu, benar bukan, Adikku?" Disimpulkan dengan senyuman licik, mengejek secara bersamaan. Jemari yang sempat bergerak bebas itu, kembali dikepal kuat hingga memerah. Ia menggigit bibirnya, kemarahan yang kembali naik hingga klimaksnya.

"Apa kau menganggapku serendah itu? Kita sama-sama menginginkan, dan kau tahu bahwa itu adalah pertama bagiku, untukmu, semuanya aku berikan! Dan di mana rasa ber-terima kasih yang kudengar dari mulutmu? Apakah ini balasan dari semuanya yang pernah kita lalui bersama, dan berjuang sama-sama?"

Bagaimana pun juga, Hwang Alice tetaplah gadis muda yang naif. Mendambakan banyak cinta dari siapa pun yang berada disekitarnya. Seolah memang keharusan---hingga Taehyung termasuk juga di daftar bagian. "Ketahuilah. Itu hanya hal biasa untukku, kita juga melakukannya tanpa cinta. Apakah itu masih perlu dibahas mengingat aku dan kau hanyalah sebatas saudara jauh?"

Keduanya tengah berdiri di lorong---hanya berduaan, bahkan pekerja pun sepertinya jarang melewati bagian ini. "Hal biasa untuk saat ini, ketika aku menutup mulut soal semua tentang kita. Lalu bagaimana jika aku mengatakan segalanya, memberi tahu semua orang?" Taehyung memiringkan kepala, sesudah mengedikkan kedua bahu---seolah acuh tak acuh. "Silahkan." Gadis itu mengangkat sebelah alis, kemudian terkekeh pelan sebagai ejekan yang dituju untuk pria dihadapannya.

Jelas saja Hwang Taehyung tidak akan peduli, bahkan ketika Alice membicarakan bahwa mereka pernah tidur bersama saja, rasanya hanya akan diabaikan, tidak akan ada orang yang memercayainya. Maka dari itu Taehyung hanya diam tidak menghiraukan. Dengan senyuman kecil---dan terkesan licik, Alice kembali berbicara. "Aku bisa membuktikannya, tentu saja, Anak di dalam kandunganku ini ... Berguna juga, kan? Anak kita."

Gadis itu tersenyum penuh kemenangan, momen di mana saat Taehyung tidak membalas perkataannya sedikit pun. Pria itu tidak menunjukkan ekspresi, hanya diam menatap lurus ke depan. Sama seperti posisi semula. "Jangan berbual denganku, Alice." Dia mengernyitkan dahi, diiringi dengan tawa pelan namun terdengar anggun. "Aku tidak akan pernah bercanda tentang masalah serius ini denganmu, bagaimana mungkin---"

Remorse ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang