O28. Chapter Twenty Eight

339 74 1
                                    

Selepas melewatkan hari-hari yang jauh dari kata normal. Kini paginya kembali nyaman, Yerinicka duduk di atas tirai berwarna merah dan putih ini. Angin sepoi-sepoi berembus, menerpa wajah adiwarnanya dengan perlahan. Sejuk sekali, di temani beberapa cemilan dari keranjang piknik---yang terbuat dari rotan, sesekali menyeruput teh di momen tertentu.

Yerinicka merasa bebas. Tidak ada lagi haluan hidup yang membawanya menuju kegelapan, akhirnya ini lah yang dia tunggu-tunggu. Waktu di mana keterangan menerangi, dengan lampu yang begitu menderang. Baik Lim Jungkook dan adiknya Jung Areuna, mereka sudah kembali ke kediamannya masing-masing. Kini dia hanya bisa menikmati waktu pagi sejuk ditemani Yuna, yang berdiri tidak jauh dari sini.

Seperti terlepas dari tali yang terbuat dari besi---yang selama ini mengikatnya erat, mengatakan kalau tujuan hidupnya bukan untuk bersantai saja. Tapi kini? Semuanya benar-benar terlepas secara cuma-cuma, digantikan dengan yang baru. Seperti kesakitan yang menghilang, sembuh menjadi pribadi yang lebih indah. Besok adalah hari pernikahannya dengan Taehyung, terkadang seringkali bertanya di dalam benak. Setelah menikah, lalu apa tujuannya?

Tidak ada lagi yang mengekangnya. Yerinicka mampu untuk menjadi kepala keluarga Jung mulai saat ini, melepaskan Hwang Taehyung, dan melempar jauh Aein, ayahnya, dan Jane. Mudah sekali jika dia mau. Namun, titik kebingungannya bermula dari sini. Ke mana tujuan hidupnya di masa yang akan datang nanti, usianya sudah matang untuk menikah juga.

Mungkin melahirkan dan mengurus bayi juga membesarkannya menjadi anak-anak, balita, remaja, lalu dewasa terdengar menyenangkan, tapi soal perasaan cinta pun, Yerinicka sebenarnya tidak tahu bagaimana. Apakah memang benar, kalau dia itu mencintai Hwang Taehyung? Rasanya aneh, perasaan-perasaan ingin bertemu, perhatian, semuanya ingin ia berikan kepada pria itu, termasuk kasih sayang.

Abnormal sekali. Namun ini adalah perasaan baru untuk Yerinicka tersendiri. Ada perasaan yakin juga untuk melanjutkan semuanya, bersama-sama, bergandengan tangan dengan Taehyung. Menjalani semuanya berdua. Kedua mata itu kembali terbuka, sedikit terperangah ketika di hadapannya sudah ada Alice yang berdiri dengan berkacak pinggang.

Yerinicka menyeruput teh yang berada di dalam cangkir kembali, mengurangi rasa jengkelnya ketika bersitatap dengan gadis itu lagi. Sebelum mendongak dan menyapa, "hai, Hwang Alice. Setelah pesta, dua minggu ini kita tidak bertemu 'kan?" Senyuman mendominasi di wajahnya, tercetak jelas. Menatap Alice dari atas ke bawah, gadis ini masih saja menatap Yerinicka dengan keangkuhan.

"Hai ...," balasnya seraya memutar bola mata malas, seperti minat tak minat. Yerinicka tidak bisa menebak apa tujuannya kemari, mustahil 'kan kalau dia bersedia bergabung dengannya?

"Duduklah di sampingku. Tidak memaksa juga, kalau hanya ingin menyombongkan diri, pergi saja dari hadapanku cepat-cepat, aku sedang punya banyak emosi pagi ini. Kau tidak ingin melihatku marah, kan?" Awalnya, dia kira Alice akan pergi dari hadapannya, namun ekspektasinya kalah telak dengan realita, yang berjalan bersamaan ketika Alice mulai bersimpuh di sampingnya.

Terkejut sekali. Apakah dia ingin di ajak berdamai? Heh ... Sekali pun mereka berdamai, ada waktunya pertengkaran. Mengingat Hwang Taehyung yang menjadi pusatnya saat ini. Yerinicka mengerutkan dahi, kedua alisnya tidak beraturan sejajar, bingung. "K-kau ... Duduk?" Alice terlihat mengangguk, "kau yang menyuruhku duduk di sampingmu," jawabnya dengan anggukkan beberapa kali. Memang benar, sih. Hanya saja aneh sekali dia tidak memberontak seperti biasanya.

Yerinicka memutuskan untuk tidak peduli, menganggapnya seolah tidak ada. Kembali menutup mata dan memeluk kedua kaki, meletakkan cangkir di sampingnya. Diam-diam, Alice memperhatikan. Ada kekaguman di wajahnya ketika melihat Yerinicka, tidak ingin berbohong, faktanya gadis di sampingnya ini memang sangat tangguh, idaman sekali. Berbanding balik dengannya, selama ini hanya melakukan hal-hal yang tidak berguna. Ya, Hwang Alice menyadari posisinya sendiri.

Remorse ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang