O12. Chapter Twelve

350 83 11
                                    

Terlepas dari masalah di Kediaman Hwang bagian timur tadi pagi. Pada akhirnya perpisahan kembali terulang, hingga Hwang Taehyung berhasil menyeret Jung Yerinicka untuk kembali ke Kediaman Hwang bagian barat---tempat tinggal sesungguhnya. Tidak ada yang membuka pembicaraan didalam kendaraan, baik Taehyung mau pun Yerinicka.

Keduanya yang sama-sama menyadari bagaimana perasaan masing-masing. Memilih untuk mengatupkan rahang, tidak bersuara. Hingga satu hari ini terlewari begitu saja dengan sia-sia. Tidak ada lagi Tuan muda Hwang yang menghabiskan waktu bersama dengan Nona baru. Hanya ada kesibukan masing-masing diantara keduanya.

Selepas bersiap dengn memakai pakaian mahal juga ber-merk dari kalangan elite, Yerinicka pergi ke ruang tamu, sesuai arahan Yuna---koran selalu dikirim setiap hari, memberitahu beberapa berita baru yang terjadi diluaran sana. Gadis itu melirik kearah meja, lalu menatap tumpukan koran yang berada diatasnya. "Ngomong-ngomong, apakah ini koran minggu lalu?" Martha---pelayan yang pernah melayani kemarin, seketika mengangguk perlahan. "Iya, Nona. Koran baru yang terpisah di sana."

Yerinicka naik turun mengangguk-angguk, kemudian menjulurkan tangan untuk meraih benda tersebut. Layaknya seseorang yang memiliki kuasa banyak, dia duduk dengan gaya kaki yang terangkat, lalu kaki lainnya yang menjadi tumpuan. Membuka lembar dari lembar koran, kertas dengan skala persegi panjang lebar juga jajaran setiap kalimat yang membuat matanya pusing. "Serius ... Apakah setiap Nona-nona di rumah Hwang, harus membaca koran rutin setiap pagi?" Yerinicka mengernyit, namun bibirnya sama sekali tidak menunjukkan minat seraya menatap benda digenggamannya tersebut.

Martha mengangguk. "Biasanya seperti itu, namun tidak juga, Nona. Anda bisa membuat jadwal rutin pagi anda. Itu hanya sesuai selera saja," jawabnya dengan lantang. Yerinicka mengangguk kecil, kemudian meletakkan koran kembali diatas meja yang berada didepannya. "Kalau begitu aku tidak ingin mengadakan acara rutin pagi dengan membaca koran. Itu akan membuat mataku bengkak dan sakit."

Maid yang berdiri di samping kiri belakangnya melebarkan mata, kemudian dengan cepat segera mencela, "t-tapi, Nona ... Itu tetap harus dilakukan---"

"Iya, tapi aku akan mencari kegiatan rutin pagi-ku. Yang lebih menarik tentunya, dibandingkan membaca kertas berisikan gosip-gosip yang tidak berguna." Martha lagi ingin membuka suara, sebelum Yerinicka terulang menyela. "Untuk masalah politik dan pengetahuan luar lainnya, bukankah itu dicetak dalam koran versi berbeda? Dan aku tidak melihat kertas itu ada ditumpukkan sini, aku selalu melihat ada seseorang yang mengirimkannya ke ruangan Hwang Taehyung? Berarti aku tidak perlu membaca koran ini, apalagi isi yang penuh dengan cercaan orang lain."

Martha kembali mengangguk-angguk mengerti. Membuat Yerinicka menoleh ke belakang, menatap pelayan tersebut dengan penuh dominasi. "T-tapi, Nyonya besar Hwang dan Nona muda Alice selalu menyempatkan waktu untuk membaca koran---"

"Nona-mu sekarang bukan mereka, tapi aku. Setiap orang berbeda-beda selera, kan? Seperti aku yang lebih suka melakukan hal lebih seru dan menarik, dan mereka yang lebih senang membaca gosip-gosip untuk bahan pertemuan sosialita kalangan atas bersama rekan-rekannya." Dia meneguk saliva kasar. Skakmat! Lagi dan lagi melawan Yerinicka itu tidak ada habisnya. Gadis ini juga setiap hari memiliki perkembangan pesat, menunjukkan bahwa begitu semakin mendominasinya Yerinicka. Martha hanya diam ditempat, takut meski hanya untuk mendongak. "Nona, anda tidak bisa mengatakan itu---"

"Ralat. Bukan aku, aku berbicara sesuai fakta. Dan kau adalah orang pertama yang menyangkut-pautkan aku dengan mereka, aku tidak berniat untuk mengatakan sesuatu yang melenceng dari faktanya soal Hwang Alice dan Nyonya besar Hwang. Seharusnya kau di sini yang salah 'kan? Apakah kau baru saja berani menegur aku?"

Benar. Ada yang berbeda dari Jung Yerinicka akhir-akhir ini. Dia memang mampu menunjukkan semuanya, tapi menggertak dan menunjukkan betapa dia berkompeten di sini. Itu seperti bukan Jung Yerinicka sekali. Apalagi sedari awal dia meminta diabaikan oleh Hwang Taehyung sekali pun keduanya sudah menikah. Berani sekali mengkhianati pembicaraannya sendiri.

Yerinicka tersenyum simpul. Gadis ini sudah dewasa sekarang, tumbuh disekitar orang-orang pengkhianat, tentu sudah tahu apa niat terselubung yang terjadi dibelakangnya. Melihat ke kanan dan kiri, merasa tidak ada orang yang memerhatikan, atau menguping dibalik dinding raksasa. Akhirnya dia kembali membuka suara, mendongak bersamaan dengan dagu yang diangkat angkuh.

Sudah lama ingin melakukan hal yang seperti ini, sebenarnya. "Kau---sebenarnya, utusan siapa?" Jelas sekali, ada kilatan terkejut dari pandangan Martha, wanita itu gugup bukan main. Semakin sama asumsi yang Yerinicka jadikan praduga semakin besar faktanya. "Nyonya besar Hwang, Kakekku, Ayahku, atau Ibu tiriku?" Gotcha! Ini adalah hal seru dan menarik yang Yerinicka maksud tadi. Di dalam perkataannya, namun bukan juga dapat diklaim sebagai kegiatan rutin setiap pagi. Itu namanya merugikan.

Biarkan saja Martha yang lebih dulu angkat kaki dari Mansion mewah ini. Jalan pertama untuk menunjukkan, bahwa jangan pernah bermain-main dengan Jung Yerinicka si Nona rumah nantinya. "T-tidak, Nona ... Bagaimana bisa saya---"

"Kau pelayan yang bertugas untukku, bukan?" Yeerinicka tersenyum lebar, hingga kedua matanya ikut menyipit bagaikan tersenyum. Martha tidak menjawab, hanya bergetar dengan kaki yang sudah tidak karuan menahan diri ditempatnya. "Kalau begitu, aku memutuskan untuk memecatmu. Sekarang juga, kau bisa pergi dari sini."

Semakin menjadi, hingga dititik akhir pengampunannya. Martha bersujud dibawah sana, membuat Yerinicka memutar bola mata malas. "N-nona, Nona!" Hingga berakhir ketika suara nyaring Yuna yang ikut menyahut. Wanita itu memasuki ruang tamu, meski terkejut melihat salah satu pelayan gadis itu yang tengah bersujud---seperti keputus asaan, namun memikirkan hal lain yang lebih penting. "Ada apa, Yuna?"

Dia segera memberikan sebuah surat yang berada ditangannya. Ada kerutan didahi, sebelum membaca surat dengan amplop yang masih baru itu. Yerinicka dengan segera membuka lipatan kertas berwarna putih polos tersebut, lalu membaca deretan kalimat yang tertulis rapi didalamnya. Ssbelum berakhir dengan kekehen sehabisnya. Yuna mendongak, melebarkan mata---seakan tidak percaya ekspresi yang ditunjukkan Yerinicka selepas membaca isi surat tersebut.

"Yuna, tidak apa-apa. Kejadian ini sudah terbiasa di dalam Mansion Kediaman Jung. Jangan terlalu meikirkan sesuatu, aku baik-baik saja." Yuna masih menatap Yerinicka yang mengelus salah satu bahunya, masih tidak percaya bagaimana bisa Yerinicka setenang ini. "Lebih seru ketika kita menyaksikan Martha, orang yang memata-matai aku---yang pada akhirnya diusir dengan tidak wajar dari Kediaman Hwang bagian Barat. Coba tebak, rumor apa yang beredar dikalangan masyarakat? Apakah mereka akan mencantumkan nama-ku di surat kabar pagi, dengan headline; 'Nona Muda Yang Jahat'?"

Kwon Yuna menggelengkan kepala, bibirnya sudah bergetar, menggigit secara paksa agar isakan tangis yang tidak keluar dari sana. Inilah yang dia tahu soal Yerinicka, gadis itu tengah menahan semua perasaan yang bergejolak didalamnya. Dibalik wajah kejam yang Yerinicka tunjukkan---namun itu adalah titik akhir yang paling terlemah dalam dirinya, Yuna sangat tahu. Ekspresi kemarahan dan ingin menguasai, adalah caranya Yerinicka untuk berduka soal kematian sang Kakek yang kabarnya secara tiba-tiba datang pagi ini.

Aku tahu, aku tahu semuanya.

Yerinicka berjalan mendekat, membisikkan sesuatu yang membuat Yuna menegang ditempatnya. "Sesuai kata Ibu tiriku, Yuna. Dia ingin mengundur beberapa waktu untuk menggagalkan rencana pernikahanku, dan akhirnya dia melakukan ini. Seperti memata-matai aku dengan menggunakan Martha, lalu---membunuh Kakekku secara sengaja." Jelas Yerinicka ingin terbuka kepada Yuna. Karena hanya wanita itu yang selalu ada untuknya, juga tahu bagaimana perjuangan hidup yang sebenarnya. Ini semua bukan akhir, namun awal dari sebuah kehancuran.

[]

Remorse ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang