O18. Chapter Eighteen

344 89 9
                                    

Yerinicka sedikit mempercepat tempo jalannya. Gadis itu tersenyum kecil seraya melambaikan tangan---ketika atensinya menangkap batang tubuh Taehyung yang tengah berdiri di samping Tiffany. "Wow---Nona ... Apakah kau baru saja mengambil milikku juga?" Dahinya berkerut, tidak mengerti dengan apa yang dimaksud. Namun selepasnya terkekeh pelan.

"Maksudmu ini?" tanyanya sembari menunjuk kearah veste milik pria itu, yang dikenakanakannya---menggunakan jari telunjuk. Taehyung tidak membalas, hanya tersenyum lebar lalu mulai naik ke atas punggung kuda tersebut. "Tarik aku, tarik aku!" Yerinicka bersemangat untuk siang ini. Benar-benar merindukan suasana damai hutan---selepas memasuki area perkotaan yang ramai akan orang-orang.

Taehyung menarik lengannya, hingga tubuh itu benar-benar sudah bersimpuh ssmpurna dihadapannya. "Terima kasih," ucapnya pelan. Taehyung mengangguk, dan mulai menjalankan hewan yang keduanya naiki. "Hei, aku ingin diajarkan naik kuda di sana, bisa 'kan?" Yerinicka menoleh ke belakang, meski hanya mampu melirik Taehyung setengah.

Pria itu menggelengkan kepala, membuatnya mengernyitkan dahi tak mengerti. "Kita tidak akan pergi ke sana lagi, berganti tujuan," balasnya yang membuat gadis itu merengut tak suka. "Ke mana? Bukan tempat yang ramai 'kan?" Taehyung tertawa pelan, sebelum menggeleng. Baguslah kalau begitu, namun Yerinicka memang tidak menyukai tempat yang ramai akan orang-orang.

Mungkin bisa saja dipanggil sebagai trauma masa lalu?

"Memangnya akan ke mana, sih?" Taehyung masih tidak menjawab, membuatnya memutar bola mata jengah. "Baiklah, aku memang berbicara sendiri sekarang." Lagi tidak mendapatkan jawaban, membuat gadis itu memilih untuk bungkam. Selepas benar-benar keluar dari area istal, alunan sepatu kuda yang memimpin bagaikan irama lagu dimulai sekarang. Yerinicka menutup matanya, angin sepoi-sepoi yang menerpa wajah.

Taehyung yang melihat itu---dari belakang, menarik kedua sudut bibirnya ke atas, kemudian mencondongkan tubuhnya ke depan, tepat ditelinganya, pria itu berbisik. "Nyonya Hwang ... Kita akan pergi ke selatan. Di sana, aku ingin mengatakan semuanya, tentangku." Sekejap, kedua matanya kembali terbuka, Yerinicka menatap Taehyung dari jarak dekat.

"Selatan ... Rumah siapa lagi? Apakah di setiap arah angin itu terdapat kediaman Hwang?" Taehyung menggeleng, "bukan. Ini sesuatu, yang sulit dikatakan, lalu di diamkan, dan menjadi rahasia." Pria itu kembali memundurkan tubuhnya. Yerinicka semakin tidak mengerti dengan arah jalan pikiran Taehyung. Sangat abnormal.

Namun gadis itu kembali duduk tegak dengan tenang. Kembali terbuai dengan sapuan angin ke arah wajah, rambut yang menggerai indah. Atensi yang tidak bisa dilepaskan dari pepohonan berjajar di setiap jalan yang mereka telusuri. Ketika tempo berlari Tiffany sedikit cepat, Yerinicka memicingkan mata---mampu melihat bangunan layaknya Mansion yang tidak jauh dari sini.

"Apa yang ku-bilang! Ini masih kediaman Hwang bagian selatan, kan?" Menghembuskan napas secara kasar, sangat kesal, baiklah orang menyebalkan mana lagi yang dia temui hari ini? Lagi-lagi semakin jengah ketika kebiasaan baru Taehyung dimunculkan---pria itu tidak pernah menjawab ketika ditanya. Gerbang yang terbuka, membuat Yerinicka semakin penasaran dengan bangunan di depan sana. Ketika berhenti, Taehyung lebih dulu turun, kemudian menjulurkan lengannya kepada gadis ini.

"Kita di mana? Aku tidak akan turun sebelum kau menjawab," ketusnya seraya melipat tangan di dada---berniat menyembunyikan lengan untuk tidak dapat diraih pria itu. "Rumah kedua orang tuaku." Jawaban yang benar-benar mengejutkan sebenarnya, namun juga membuat Yerinicka semakin terperangah seketika. "H-hei ... Kau mengajakku kemari? Bukankah kemarin sudah---"

"Di sana tidak ada kedua orang tuaku. Kau ingin bertemu mereka atau tidak, percayalah ... Mereka menyukaimu---kupikir begitu setidaknya." Taehyung lagi menjulurkan lengannya untuk membantu. Dengan satu helaan napas, Yerinicka mengangguk pasrah, dan mulai meraih tangannya untuk turun dari sini. Pandangannya kembali berkeliling, Mansion yang kelihatan lebih tua---seperti kurang terurus. "Tidak ada pelayan?" Taehyung menggeleng, "hanya ada penjaga gerbang saja."

Naik turun mengangguk-angguk, kemudian mereka mengambil langkah untuk memasuki bangunan tersebut. Hal yang paling menarik adalah, ketika barang-barang furnitur yang lebih klasik. "Seperti peninggalan zaman kuno. Aku tidak tahu kalau ini sangat indah," ucapnya diiringi senyuman kecil. "Oh, di mana orang tuamu?" Yerinicka melanjutkan, kali ini mengarahkan atensi penuh kepada Taehyung.

Tangannya ditarik oleh pria itu, setelah melewati yang namanya ruang tamu, kini mereka benar-benar menaiki tangga dan melewati lorong-lorong yang terdapat lukisan di dinding kanan dan kiri. Lukisan klasik yang selalu menarik perhatian mata, Yerinicka benar-benar suka berada di sini. Hingga langkahnya terhenti, gadis itu mengernyitkan dahi, menatap Taehyung dan mulai menatap lurus---mengikuti arah pandang pria disampingnya.

Sebuah lukisan besar diujung lorong. Tertutup menggunakan tirai hitam, kerika Hwang Taehyung menarik seutas tali dan membuat tirainya menaik, Yerinicka tidak mampu menutup rasa terkejut secara jelas.  "Perkenalkan, mereka kedua orang tuaku." Taehyung menoleh, hanya melihat ekspresi apa yang ditunjukkan gadis ini. Sesuai ekspektasinya, terkejut pasti. "M-mereka ...?" Yerinicka menoleh, kerutan didahi terlihat jelas, dengan menunjuk lukisan didepannya. Taehyung mengangguk pelan, senyuman kecil terlukis.

Lukisan penuh kebahagiaan. Masing-masing dari kedua orang ini tengah menggunakan pakaian pernikahan. Tersenyum bahagia. "Apakah ini diambil ketika mereka menikah?" Pertanyaan retorik yang tiba-tiba muncul dari mulutnya. Hanya untuk berbasa-basi, seraya melirik untuk memastikan bahwa Taehyung baik-baik saja. Jangan sampai pria itu menangis seperti anak kecil. "Dilukis memang ketika mereka menikah---mendiang Ibuku yang mengatakannya. Lalu dia meminta lukisan ini untuk dipajang di sini."

Kali ini, Yerinicka naik turun mengangguk---mengerti. "Maafkan aku ...," cicitnya kecil, membuat Taehyung menoleh penasaran. "Ada apa?"

Yerinicka menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Kau tahu---maksudku, kemarin ketika kita mengunjungi kediaman Hwang di sebelah timur, ada seorang wanita yang bersama Ibu tiriku. Kupikir itu adalah Ibumu, karena dia menatapku dengan mencemooh. Maka dari itu aku membencinya," jelas Yerinicka dengan penuh kejujuran, membuat Taehyung yang berdiri disampingnya terkekeh pelan. "Aku pikir, lebih baik kalau aku tidak mengajakmu ke sana lagi. Baiklah, ketika mereka mengundang, aku pastikan kita tidak akan datang."

Yerinicka mengangguk setuju. "Orang-orang di sana menyebalkan, sungguh! Tapi ngomong-ngomong, Apakah setiap season aku harus datang ke sana lagi?" Taehyung menggeleng, "bukankah yang selalu memimpin itu keluargamu?"

"Iya, tapi ketika---Ibuku dan Kakek masih ada. Kau tahu apa yang terjadi, penyihir dan Ayah tidak mungkin melakukannya."

Taehyung hanya diam. Tidak menjawab, keduanya masih berdiri ditempat yang sama. "Dan kupikir, aku tidak tahu bagaimana arah pandang orang-orang terhadap keluarga kami lagi, sekarang. Oh sial ... Aku benar-benar ingin menghancurkan Jung Aein!" Yerinicka berbicara dengan napas yang menggebu, tekadnya benar-benar kuat. "Aku memiliki saran, bagaimana jika season kali ini, kau yang memulainya. Di Mansion kita, itu tujuanku membangun beberapa ruangan agar lebih luas."

Yerinicka menoleh cepat, melebarkan mata. "Tidak perlu terkejut begitu. Semuanya kulakukan untuk pengantinku. Lagi, anggap saja sebagai debutan Yerinicka Hwang dengan sosok yang baru." Taehyung terlalu santai, hingga mengucapkannya saja, pria itu memasukkan kedua lengannya kedalam saku celana masing-masing, senyum yang masih terpampang jelas dibibirnya.

"Bingo! Aku suka dengan ide-mu. Dengan begitu aku akan terlihat berkuasa, kan? Aku juga akan mengundang Aein. Dia bukan lagi keluargaku, tapi rival kita berdua! Keluarga Hwang, benar 'kan? Ayo katakan iya!"

Taehyung mengangguk pelan. "Iya, Nyonya Hwang."

Yerinicka tersenyum lebar. Banyak sekali ekspektasi yang berada dikepalanya sekarang. Terutama ekspresi keluarga Jung yang menatapnya penuh dominasi. Benar-benar menyenangkan!

[]

Remorse ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang