O11. Chapter Eleven

340 89 3
                                    

Perkataan Hwang Taehyung tempo lalu, meninggalkan beberapa pertanyaan, juga tatapan tajam terhadap Jung Yerinicka hingga sekarang---sampai perjamuan teh telah usai sekali pun. Semuanya tengah berkumpul di aula khusus, tidak terlalu luas, namun cukup untuk seluruh anggota keluarga Hwang yang memang terhitung memiliki anggota cukup banyak dari klan tersebut.

Salah satunya yang berperan sebagai 'Ibu yang baik' saat ini. Jung Aein menepuk bahu gadis itu perlahan, seraya duduk diatas sandaran sofa yang tengah Yerinicka simpuhi. Seperti biasa, sangat Aein sekali, ketika berbicara dengan nada angkuh, dagu dinaikkan lalu kipas hitam yang tidak pernah lepas dadi genggamannya. "Kau beruntung kali ini, tapi jangan berharap bisa bahagia dengan pernikahan kalian."

Mimik wajah tanpa emosi itu hanya diam, tidak bereaksi apapun, apalagi kembali membalas dan melemparkan cercaan yang sama terhadap Aein sendiri. Yerinicka memang kesal, sangat-sangat jengkel. Rasanya kalau dia bisa, ingin sekali mencabik-cabik wajah dengan gincu merah yang terpoles elok dibibirnya.

Yang lebih menyebalkannya lagi, ketika tatapan tajam yang seperti menghujam dirinya. Seolah Yerinicka adalah musuh keluarga Hwang hingga mereka semua menjadikannya sebagai bahan pandangan, kengerian, juga mengomentari penampilannya yang lebih cerah dari biasanya. Memangnya ada apa? Kenapa orang-orang di sini selalu mencerca orang yang terlihat lebih unggul?

Hwang Alice menatapnya penuh intimidasi, gadis itu terus-terusan menajamkan pandangan ketika keduanya bersitatap. Yerinicka jadi takut sendiri rasanya, yang lebih mencekam adalah; ketika pandangan kosong tanpa emosi, bersinggungan dengan tatapan penuh intimidasi. Sesekali gadis dari keluarga Hwang itu mengacungkan jari tengahnya kearah Yerinicka, yang hanya dibalas tanpa reaksi apapun.

Yerinicka seperti diharuskan kembali belajar dengan Yuna, bagaimana caranya menunjukkan ekspresi membenci seseorang tanpa menyinggung orang tersebut. Berusaha untuk mengalihkan arah pandang, gadis itu tidak sengaja melirik kearah Hwang Taehyung. Pria yang selalu saja menggenggam tangannya ketika siapa pun anggota keluarganya mencerca dia.

Ingin tersenyum, namun masih ada banyak orang di sini. Sesuai kata Taehyung, dia cantik ketika tersenyum, juga sesuai kata Yuna, dia anggun ketika tersenyum. Jadi, bukankah orang-orang berpikiran licik seperti mereka semua tidak perlu diperlihatkan dengan senyum cantiknya? Terlalu sia-sia untuk Yerinicka lakukan, lagi pipinya akan berakhir pegal ketika melemparkan senyum kepada orang-orang ini.

Matanya sedikit mengerut, ketika dari sini, dapat melihat jelas bagaimana Taehyung dan sang Kakek---Hwang Ye Jun berbicara di pojokkan ruangan. Namun posisi keduanya yang sangat abnormal, bukan terlihat seperti seorang Kakek dan cucunya yang memiliki hubungan dekat, namun lebih ke arah atasan dan bawahannya.

Hwang Taehyung menunduk ditempatnya, sedangkan Ye Jun tengah bersuara seraya mengacungkan jari telunjuk beberapa kali kearah pria berbalutkan veste abu-abu tersebut. Seolah perasaan ingin tahu yang spontan datang didalam dirinya, namun memilih untuk diam dan kembali melirik kearah lain. Tatapannya menatap Aein, yang tengah berbicara dengan rekannya yang lain. Sama-sama wanita bergincu merah tebal, layaknya penyihir jahat yang bisa melakukan apa saja.

Mengerikan. Namun, tidak berselang lama, keduanya menatap kearah Yerinicka. Baik Aein mau pun wanita disebelahnya, mereka sama-sama melemparkan senyuman setengah---menyeringai, selepas itu berbalik badan dan pergi dari sana. Mungkin kalau jika ini di Kediaman Hwang bagian barat, Yerinicka akan marah-marah atau mengerang kesal.

Masalah lain yang pergi, kini masalah baru kembali hadir, seakan jika tidak mengusik dirinya, adalah hal yang tidak menarik sama sekali. Sesuai rumor tentang dirinya yang beredar---meski mereka tahu bagaimana kondisi Yerinicka yang terkenal sebagai gadis acuh tak acuh, namun selalu penasaran, hingga beberapa selalu datang hanya untuk mengusik, lalu kembali berbalik badan dengan hasil kosong yang membuatnya hanya mampu merengek kesal.

Alice mendekat kearahnya, dengan sengaja gadis itu berpura-pura menyenggol siku Yerinicka hingga membuat mendongak. "Oh, maaf, aku tidak melihatmu. Kupikir sofa ini kosong tadi, ternyata terdapat debu, ya?" Berusaha dengan tenang menghembuskan napas pelan, mengepalkan kedua tangan untuk menyemangati diri sendiri. Menyalurkan kekesalan lewat pikirannya saja---biarkan pikirannya sendiri yang tengah berfantasi, berkhayal seperti sedang memukuli wajah menyebalkan miliknya.

Seringkali Yerinicka merasakan emosi seperti ini, amarah. Namun, dia juga sangat lihai untuk tidak menunjukkannya baik dalam emosi maupun ekspresi. Merasa tidak ada jawaban, Alice kembali membuka suara. "Nona Jung, bagaimana menurutmu tentang Tuan muda? Bukankah dia sangat dominan dengan tampilannya yang penuh pesona? Sayang sekali anda tidak bisa merasakannya ya."

Yerinicka terkekeh pelan mendengarnya. Hoho ... Gadis ini mudah sekali termakan oleh rumor. Melihat itu, gadis tersebut tidak kuasa menahan rasa terkejut. "Tentu saja, aku mengakuinya." Kejujuran yang diakhiri dengan senyuman kecil, lalu kembali menatap lurus ke depan. Masih dengan setengah rasa ke-terkejutan yang berada didalamnya, Alice menyeringai pelan. "Kalau begitu ... Bagaimana menurutmu soal aku dengan Kak Taehyung? Apakah kami sangat cocok?"

Di dalam diamnya, Yerinicka mengernyitkan dahi. Sebelum dengan cepat kembali menunjukkan ekspresi kosong seperti biasanya. "Mungkin. Sebagai seorang Adik dan Kakak yang manis." Sebelah alisnya terangkat, selepasnya melanjutkan kegiatan awal---meneguk cairan didalam gelas yang dicekik antara jari telunjuk juga jari tengah. "Nona Jung. Sejujurnya saya ingin memberitahu anda sesuatu," ucapnya lagi dengan satu seringaian yang masih mampu dilirik dengan ujung mata.

Gadis ber-marga Jung ini hanya diam, tidak ingin kembali menunjukkan eskpresi. Bersikap seolah ingin mendengarkan, setuju untuk memasuki kedalam permainan yang Hwang Alice mulai. Baiklah ... Kau orang pertama yang berhasil mengusikku kali ini, Nona Hwang. "Apa ...?" Senyuman penuh kemenangan juga puas secara bersamaan, terpampang jelas dilekukan bibirnya. Gadis itu mulai mendekat, kearah telinga Yerinicka dan bersiap membisikkan sesuatu. "Bagaimana, ya? Banyak hal yang ingin ku-ceritakan kepadamu. Tapi, apakah akan sangat sopan ketika membicarakan tentang apa yang sudah aku dan Kak Taehyung lakukan. Apalagi ... Kepada calon istrinya?"

Yerinicka berdiri dari tempatnya. Dengan tatapan tajam yang mendominasi, membuat Alice yang berdiri semakin dibuat terkejut dibandingkan sebelum-sebelumnya. Gadis itu meneguk saliva secara kasar, seakan sulit mencerna hingga sangat kelu rasanya untuk kembali membuka suara. Sangat menusuk, namun tatapan dari manik Yerinicka sulit untuk dihindari secara bersamaan. Mengagumkan. "Apa yang sudah kau lakukan dengan calon Suamiku, Alice Hwang?" Suara yang dikeluarkan dengan nada dinaikkan beberapa oktaf. Seperti bukan Jung Yerinicka.

Yeah---meski gadis ini sudah berubah beberapa, namun bagi mereka yang berada di sini, seperti hal baru. Jung Aein, juga Hwang Taehyung menatapnya dengan sedikit was-was. Takut terjadi akan hal sesuatu yang buruk. Namun, tidak sedikit pula beberapa orang yang sibuk menonton untuk menyaksikan pertandingan seru. Sedangkan berbanding balik dengan gadis yang dihadang secara terang-terangan, Alice mengerjapkan matanya berkali-kali. "A-apa yang ... M-maksudku, apa yang Kakak laku---"

"Ah? Kenapa jadi gugup begitu, Dear? Aku hanya bercanda, hahaha."

Semuanya saling bersitatap pandang dengan orang yang berdiri disamping masing-masing. Kemudian kembali menjadikan Yerinicka---yang tengah tertawa terbahak-bahak---sebagai subjek yang perlu dipandang. Taehyung yang memang mengerti apa yang terjadi, hanya mampu melipat kedua tangan di dada. Seringaian licik terbit dari sudut bibirnya. Benar-benar gagal, Hwang Taehyung memang belum mengenal bagaimana karakter Yerinicka yang selalu berubah disetiap waktu.

[]

Remorse ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang