Makan malam berjalan dengan lancar, meski sedikit menjengkelkan ketika Hwang Taehyung mempermainkannya tadi. Namun, jika dipikir-pikir lagi-pria itu juga penuh dengan perhatian, salah satu contohnya menambahkan hidangan penutup dengan sayur-mayur hijau untuk Yerinicka, agar pita suaranya bisa kembali pulih-meski tidak mempan dalam sekaligus, namun membantu meringankan juga sudah tidak menjadi masalah.
Gadis itu kini tengah bersiap untuk berbaring, menuju alam mimpi dan kembali membuka kedua mata di esok hari. Sebelum aksinya terhenti ketika Yuna membuka pintu kamarnya dengan sedikit kencang, hingga menimbulkan birama yang membuat Yerinicka menoleh melirik kearahnya. "Nona, apakah saya mengganggu?" Sebenarnya iya, namun tidak ingin memperpanjang masalah dengan permintaan maaf Yuna yang berlebihan, gadis itu hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban.
Tepampang senyum lebar diwajahnya, Yuna dengan sedikit berlari meghampiri Yerinicka untuk mendekat. "Nona, saya senang sekali, tadi, Tuan muda Hwang memanggil saya dan Nona tahu? Dia menaikkan gaji saya! Dia juga menjadikan saya sebagai pelayan pribadi Nona tetap!" jelasnya dengan mata yang berbinar, seolah memang sangat bahagia dengan apa yang telah ia raih saat ini.
Yerinicka yang kembali keadaannya seperti semula, hanya mampu untuk naik turun mengangguk, selepasnya memberikan setengah senyum-membuat Yuna mengernyitkan dahi, dan senyum dimulutnya memudar. "N-nona tidak suka kalau saya jadi pelayan pribadi Nona? Apa saya terlalu cerewet dan membuat Nona menjadi risih?"
Jung Yerinicka yang masih bersiap untuk menyibakkan selimut hanya diam. Tidak menjawab apalagi tersenyum, beberapa alasan yang menjadi faktor, seperti; gadis ini tidak bisa bicara karena suaranya sedang tidak stabil, tidak bisa tersenyum karena pipinya sakit-dan hanya tersenyum setengah hingga membuat Yuna semakin salah paham, kalau menjawab dengan gelengan pun wanita ini pasti semakin merasa terpojok. Maka hanya satu, diam adalah jawaban yang tepat meski tidak menguntungkan, karena jawaban itu akan membuat Yuna menerka-nerka apa yang ada dipikiran Nona-nya ini.
Singkat saja. Hidup sebagai Jung Yerinicka itu sangat sulit, banyak orang yang berkali-kali salah paham karenanya. Sudahlah, dibandingkan memikirkan hal itu, Yerinicka lebih memilih untuk berbaring dan bersiap untuk tidur. "Nona ... Apakah Nona membenci saya?" Yerinicka menghela napas kasar, membuat Yuna semakin menunduk, takut-takut majikannya ini marah besar karena dia semakin berisik.
"Tidak, aku menyukaimu!" Mendengar suara melengking namun tidak terdengar tersebut, membuat wanita dengan pakaian khas maid itu kembali mendongak, lagi dengan senyuman lebar yang perlahan terbit seraya menatap Yerinicka senang. "Nona, seharusnya anda tidak perlu berbicara susah payah untuk menjawab." Semakin jengah dengan sikap Yuna yang seperti ini, Yerinicka mengerlingkan mata. "Jika aku tidak menjawab, kau akan salah paham."
"Ah, sudahlah Nona, anda tidak perlu bersuara lagi. Saya jadi khawatir dengan kondisi Anda, apalagi besok hari yang penting, kan?" Yuna meringis pelan, sebelum akhirnya membantu gadis itu untuk bersiap tidur-merapihkan bantal dengan posisi yang nyaman untuk Yerinicka, lalu menarik selimut hingga batas dadanya. "Nona ingin aku menceritakan sebuah dongeng?" Yerinicka mendongak, menatap Yuna sekilas, lalu mengangguk pelan.
"Saya pikir Nona akan menolak. Padahal tadi hanya berbasa-basi saja." Ucapan yang dilontarkannya sukses mendapatkan tatapan tajam dari Yerinicka, membuat Yuna terkekeh pelan sebelum akhirnya memilih duduk dipinggir tempat tidur. "Becanda, Nona. Sangat lucu sekali ketika Nona merajuk seperti Anak kecil." Memilih untuk tidak menanggapi, Yerinicka sudah berbaring dengan mengambil posisi yang membuatnya nyaman. "Tapi serius, Nona. Sedari kecil, saya tidak pernah mendengar dongeng. Seharusnya Nona 'kan yang membaca seperti itu?"
Yerinicka menatapnya dengan rancap-lagi-membuat Yuna hanya mampu mengusap belakang punggung lehernya canggung. "Kalau memang tidak tahu jangan memberikan harapan! Sudah, keluar!" Wanita itu hanya menerbitkan senyum simpul sebagai tanggapan. "Aduh, Nona sekarang bukan Nona yang kaku lagi, tapi terkesan galak, ya! Hehehe ... Yasudah, kalau begitu saya pamit undur diri." Layaknya seorang Maid yang lain memperlakukan junjungan-nya. Yuna membungkuk perlahan, sebelum kembali berdiri tegak dan berbalik badan.
Di samping pintu besar kamar milik Yerinicka, Yuna menekan tombol saklar hingga membuat lampu yang menyeruak terang ke seluruh ruangan, mendadak padam secara keseluruhan. "Selamat malam, Nona." Setelahnya, wanita itu menutup pintu kamar hingga benar-benar rapat tanpa celah sedikit pun. Menyisakan Yerinicka yang masih diam, kemudian menutup kedua mata dengan mudahnya.
•••
Ketika burung-burung yang berkicau di atas cakrawala biru yang indah. Pagi kembali lagi, di mana waktunya Yerinicka untuk kembali membuka mata dari alam bawah sadarnya. Membuat gadis itu mengerjap berkali-kali, rambut yang berantakan, dengan kedatangan Yuna bersama dua Maid yang lain dibelakangnya. "Selamat pagi, Nona. Apakah mimpi anda semalam indah?" Yerinicka menggelengkan kepala, "hanya putih." Yuna tertegun sebentar menghentikan aksinya yang masih berjalan melangkah menuju sang Nona. "Oh, suara anda sudah kembali, syukurlah ...."
Sebagai jawaban, Yerinicka kembali mengangguk, kali ini dengan senyum tipis natural tanpa paksaan. Yuna menoleh ke kanan dan kiri, memberikan intruksi untuk ke-dua Maid dibelakangnya membuka lebar gorden kamar. Dengan cekatan, mereka mulai melangkah menuju gorden, membukanya, hingga cahaya matahari berhasil menerobos masuk melewati jendela tembus pandang-sampai-sampai membuat Yerinicka menutup mata dengan tangan yang spontan menutupi wajah.
"Ayo, saya bantu berdiri, Nona. Kita akan segera mandi!" Tangannya menerima uluran lengan Yuna, meraihnya dan segera menurunkan kedua kaki dari atas tenpat tidur, memakai sandal khusus dan pergi berjalan menuju ke arah kamar mandi. Hingga waktu rutin pagi itu dihabiskan selama kurang lebih empat puluh lima menit lamanya. Rambut yang per-helai tercampak ke bawah dengan indah lurus, semerbak harum bunga lavender menyeruak, Yuna membantu menjepitkan pita violet di atas surainya, yang senada dengan dress bermotif bunga matahari yang dikenakan.
"Nona kami memang sangat cantik, bukan?" Dua pelayan lainnya naik turun mengangguk setuju, membantu memakaikan gelang ditangan sebelah kanan juga kiri, tidak lupa cincin emas yang selalu dikenakan sebagai aksesori pengindah. Selang beberapa menit, Yerinicka keluar dari ruangan pribadinya diikuti Yuna, sebenarnya ada dua Maid yang lain, namun tidak mengikuti seperti Yuna hingga menuju Kediaman utama keluarga Hwang di sebelah barat, setelah membantunya bersiap, mereka kembali bertugas mengerjakan hal lain.
Keduanya sudah sampai di gerbang utama. Sangat ingat dan masih tersisa jelas diingatannya, bagaimana untuk pertama kalinya Yerinicka menuju kemari. Di depan sana sudah ada Hwang Taehyung yang tengah berdiri didepan mobil Limosin hitam. Pria itu terlihat gagah dan elegan. Dengan balutan kemeja putih, juga dengan veste yang berwarna ke-abu-abuan. Sangat tampan, Yerinicka hampir terkejut dibuatnya. Keduanya saling bertukar pandang, menghentikan aksi masing-masing seperti tengah memerhatikan pesona yang berlawanan. Hingga membuat Yerinicka kembali sadar lebih dulu, dan melanjutkan berjalan mendekat.
"Kau sudah bersiap? Ya ... Baguslah, kita tinggal berangkat, dan ngomong-ngomong ... Cantik." Entah bagaimana harus bereaksi, mungkin ini yang dinamakan gugup? Yerinicka hanya tersenyum sebagai tanggapan utama, lalu kembali membuka suara, "terima kasih."
"Maksudku, pakaiannya." Selepas itu, Taehyung menyeringai membuat Yerinicka melunturkan senyum secara cepat-kembali mengubah eskpresi menjadi kosong tanpa emosi. "Ah, tidak, tidak. Kau memang cantik secara keseluruhan, tadi hanya becanda," ralatnya dengan kekehan kecil, sambil membuka pintu kendaraan untuk gadis ini. "Kenapa orang-orang di sini senang sekali becanda denganku, sih?" Yerinicka mendengus setelahnya, lalu memasuki mobil dengan wajah merengut. Taehyung yang mendengarkan hanya termangu ditempat, sebelum kesadarannya kembali pulih dan menutup pintu. Lalu berjalan kearah pintu sebelah kanan, dan masuk, juga duduk dibangku belakang tepatnya disamping Jung Yerinicka.
"Sudah siap. Ayo, jalan!"
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Remorse ✔️
FanfictionSemua orang bisa merasakan yang namanya putus asa. Seolah jalan hidupnya tidaklah kembali berguna. Yerinicka Jung. Gadis keturunan Korea-Belanda, yang di 'jual' oleh Kakeknya sendiri kepada Matheo Alderado-memiliki nama Korea sebagai Hwang Taehyung...
