O26. Chapter Twenty Six

308 76 0
                                    

Langkah kaki yang biramanya melenyap ketika berhenti tepat di depan pintu. Yuna tersenyum kecil, membungkuk. "Selamat malam, Nona. Semoga Anda mimpi indah." Yerinicka terkekeh, kemudian menepuk bahu wanita yang berdiri di hadapannya dengan satu tepukan. "Tumben sekali kau bersikap sopan kepadaku?" Yuna menyengir lebar, tangannya bergerak gugup. "Tapi ini 'kan sedang di waktu kerja," jawabnya dengan kekehan kecil.

Yerinicka melipat tangan didada. Menatap Yuna dengan tatapan sinis, "baik jam kerja atau tidak, kau selalu lancang kepadaku. Seakan menganggapku temanmu, padahal bukan." Senyuman dibibirnya luntur secara perlahan-lahan, dengan tidak sopan, Yuna menyenggol bahu Yerinicka hingga gadis itu meringis dibuatnya. "Jahat sekali, Nona itu!" Yerinicka menatapnya dengan rancap, tapi hanya Yuna yang berani membalas dengan asal-asalan.

"Sudah, tidur lah Nona!"

"Kau tidak masuk?" Tumben sekali, biasanya wanita itu ikut masuk meski hanya sekedar menutup jendela, atau sampaisampai menemaninya tidur. "Saya sudah menyiapkan semuanya. Piyama Nona, gorden dan jendela yang sudah ditutup, lilin aroma terapi juga sudah dinyalakan." Yerinicka mengangguk mengerti, "tapi temani---"

"Nona saya sudah mengantuk," selanya dengan tempo cepat, diiringi dengan menguap. Yerinicka mencibir kesal, masih melipat tangan didada, dengan tatapan curiga ketika batang tubuh itu mulai berbalik dan meninggalkannya di depan pintu kamar. Seperti tengah merencanakan sesuatu, hingga memutuskan untuk mendorong pintu tersebut dan masuk.

Awalnya sama sekali tidak ada yang menarik, sama seperti sebelum-sebelumnya. Tapi ketika menangkap batang tubuh Hwang Taehyung yang tengah duduk berselonjor, bersangga di atas tempat tidurnya tanpa permisi. Melihat hal tersebut, lantas Yerinicka melebarkan mata tidak percaya. Gadis itu segera berlari ke arahnya dan memukul kepala pria itu dengan sedikit keras---Taehyung yang duduk tenang dengan buku digenggamannya seketika meringis.

"Kenapa kau ada di sini, bodoh?" Masih sibuk dengan ringisannya, Taehyung mengusap kepala tepat di arah Yerinicka memukulnya tadi. Tak kunjung mendapatkan jawaban, Yerinicka semakin kesal dengan itu. "Aku hanya ingin menemuimu, tadinya. Tapi kau tidak ada, makanya aku menunggu. Sembari membaca," ucapnya diakhiri dengan mengangkat tangan, mengacungkan sebuah buku yang pria itu baca semenjak empat puluh menit lalu.

Yerinicka mengembuskan napas kasar, memundurkan tubuhnya ketika Taehyung mulai bangkit dan berdiri. Dia menoleh ke arahnya dengan senyuman sebelah sudut, lalu melewati Yerinicka dan duduk di atas sofa, mengangkat sebelah kaki yang bertumpu pada kaki lainnya. Apakah kali ini Hwang Taehyung sudah mulai menunjukkan adikara kepemilikan?

Pria itu kembali membuka lembaran buku yang dibawanya, membaca dengan seksama. Yerinicka yang merasa diacuhkan bagai patung tak bergerak, memiringkan kepala. Jelas-jelas wajahnya tidak bersahabat sama sekali, ingin memaki dan emosi yang semakin menjadi. Dengan malas, mau tidak mau, gadis itu ikut melangkah dan duduk di sebelah Taehyung. Melirik dari ujung mata---minat tak minat. "Kamu membaca apa?"

Jari yang membuka lembaran kertas untuk bagian bab selanjutnya, Taehyung menoleh, satu alisnya terangkat. Seakan mengejek di mata Yerinicka, membuatnya mendengus jengkel. Pria itu menutup bukunya, menunjukkan cover buku dengan sebuah judul yang mendominasi di bagian depan. "Buku panduan ... Pernikahan?! E-eh, bagaimana bisa kau membaca hal seperti itu?"

Pria ini memundurkan tangannya---menjauhkan buku yang ia genggam dari jangkauan Yerinicka, ketika gadis itu mulai berusaha meraih benda tersebut. "Kenapa memangnya? Ini pengalamanku pertama kali dalam pernikahan, bukankah ini wajar?" tanyanya dengan kerutan didahi. Yerinicka meringis pelan sebelum membuka suara untuk membalas, "sudah sampai mana kau mempelajarinya?"

Semakin tidak mengerti ke mana arah pembicaraannya. Ingin membantah, namun Taehyung hanya menjawab sesuai dengan pertanyaan yang dilontarkan. "Mempelajari ... Soal apa?" Yerinicka mengatupkan rahang, wajahnya menunjukkan kejengahan yang sangat terlihat di sana. Gadis itu kembali duduk tegak dan menatap Taehyung dengan geram.

"Soal ... Itu, bukankah ada di dalam bukunya?" Taehyung memundurkan dada, menatap Yerinicka dengan keanehan yang semakin menjadi. Gadis ini terlihat gugup, gelisah tak menentu membuat Taehyung semakin merasa abnormal. Semakin geram, hingga rasanya sulit untuk menahan untuk diri sendiri. Jelas sekali ada rasa terkejut---bahkan sangat-sangat terkejut, ketika Yerinicka membuka suaranya. "S-soal hubungan ketika dua orang ... Y-yang sudah menikah, mungkin?"

Terkesan pertanyaan dibandingkan pernyataan. Suasana menjadi lengang, Yerinicka yang segera berbalik arahan dan menutup matanya erat, mencengkeram dress bagian lututnya dengan kuat. Berbeda dengan Hwang Taehyung, pria itu masih melongo, mulutnya melebar---menganga sangat lebar. Ketika sudah tersadar dari lamunan, dia mengerjapkan mata, mengatupkan rahang sembari melirik Yerinicka dengan ujung mata.

Perasaan yang ditahan, namun sangat sulit sekali rasanya, seolah benar-benar mendominasi. Yerinicka membuka matanya kembali, ketika mendengar suara tawa dari Taehyung yang bersimpuh di sebelahnya. Gadis itu membentuk alis yang tidak sejajar, kebingungan juga merasa aneh secara bersamaan. Apakah ada sesuatu yang lucu dari pertanyaannya?

Yerinicka memutar bola mata malas, melipat tangan didada dan bersangga ke belakang sofa. "Tidak ada yang membawa gelak, kenapa harus tertawa? Kau seperti orang sesat akal jika terbahak seperti itu," cibirnya sembari melirik ke arah Taehyung dengan sinis. Pria itu mulai menetralkan suaranya, mulai berdeham dan kembali mengatur vokal. "Aku tidak menyangka, pikiranmu ternyata sangat jauh sekali, ya?"

Semakin dongkol dibuatnya. Yerinicka bergeser---sedikit menjauh dari dekat Taehyung. Sialan sekali mulutku ini! Kalau saja tidak berkata seperti tadi, mungkin perkataan yang dilontarkan tidak akan menjadi boomerang yang terlempar ke arahnya kembali. "T-tapi itu memang benar adanya 'kan? Itu tertulis di sana 'kan?" Taehyung menatapnya dengan tatapan meremehkan, seperti terkesan seperti menjahili.

"Tertulis soal apa, Nona Jung?" Pertanyaan yang diucapkan dengan nada tertarik. Yerinicka mendengus kesal, sangat tidak menyenangkan. Bisa-bisanya pria ini membuatnya tidak bisa berkutik sama sekali, bahkan menjawab sepatah kata pun rasanya sangat kelu, tidak mampu. Dengan wajah menyebalkannya, Yerinicka melirik Taehyung dengan minat tak minat. "Soal ... Hubungan ketika dua orang yang sudah menikah---"

Ucapannya sukses terpotong. Yerinicka kembali dibuat terdiam, kali ini terkejut. Jantungnya berdegup, seperti bergemuruh. Taehyung mampu menghentikan perkataannya, dengan satu kecupan dibibir ranumnya. Napas Yerinicka tidak beraturan, terdengar jelas oleh Taehyung sendiri. Berbeda jauh dengan ekspresi yang ditunjukkannya, Taehyung memiringkan kepala dengan senyuman asimetris yang terlukis.

"Sangat mengejutkanmu sekali, ya? Begini ... Di dalam buku ini, sebenarnya sama sekali tidak ada soal berhubungan badan antara---ah, mari langsung kepada intinya saja, di sini tidak ada sama sekali unsur seperti itu. Jika aku ingin tahu, aku memiliki buku terpisah, yang lebih khusus. Tak perlu membaca juga aku sudah sangat lihai---"

"Hei, hentikan! Tentu saja kau sudah lihai, bersama dengan Alice 'kan?" Yerinicka mengakhiri ucapan dengan cibirannya. Taehyung tidak menyahut, kemudian memilih untuk berbicara hal lain. "Apakah aku harus cepat-cepat menikahimu? Semuanya sudah siap 'kan? Hanya kau yang terlalu mengundurkan tanggalnya."

"Apa maksudmu soal itu?"

Taehyung tersenyum tipis, samar-samar. "Di sini dituliskan, kalau seorang istri dan suami itu harus saling terbuka. Dalam hal apa pun, apakah jika kita sudah menikah, kau akan terbuka kepadaku begitu pun sebaliknya?" Sebenarnya tidak mengerti kenapa tiba-tiba bertanya demikian, Yerinicka menggelengkan kepala tidak tahu. "Mungkin, tapi kenapa tiba-tiba?"

Senyumannya semakin lebar, namun kini terkesan lebih menyeringai. Pandangan lembut itu bergantian menjadi pandangan penuh intimidasi, tajam, dan menusuk. Pria itu mendekatkan wajahnya ke arah Yerinicka, membuatnya semakin mundur ke belakang. "Bagaimana kalau besok kita menikah saja? Aku ingin mengetahui sesuatu dari mulutmu sendiri."

"... B-bagaimana?"

"Kau menyembunyikan Jung Aein di ruang tahanan bawah tanah. Kalian, membicarakan soal apa?"

[]

Remorse ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang