O17. Chapter Seventeen

342 94 10
                                        

"Aku tidak tahu kalau suasana kota seindah ini ... Kupikir hanya ada keramaian dan berdesak-desakan saja," cetus Yerinicka pelan. Namun Taehyung sendiri masih mampu mendengarnya secara jelas. Pria itu terkekeh pelan, meski mulutnya berkata lain, tapi ekspresi dari Yerinicka berbalik dengan perkataannya tadi. Gadis itu melipat tangan didada dengan wajah merengut tak suka.

"Ini hanya sebentar, kita akan segera kembali." Helaan napas mencelos begitu saja dari mulutnya, Yerinicka semakin kesal bukan main. Selepas pergi ke sebuah bangunan yang penuh dengan beberapa gown pengantin juga tuxedo untuk pria. Yerinicka semakin menjadi ketika mengingat hal tadi, bagaimana Taehyung dengan cara mempermainkannya dan mengulurkan waktu lama. "Aku juga tidak tahu kalau pernikahan se-sulit ini. Sangat menyiksa, sungguh."

Lagi Hwang Taehyung hanya mampu tertawa disebelahnya. Sangat pelan, namun juga sangat merdu untuk didengar. Suaranya indah. Seketika membuat Yerinicka menoleh kearah pria itu. "Berisik, ini semua karenamu." Mengatupkan rahang sesuai intruksi yang diberikan gadis ini, pun begitu, Taehyung masih belum puas membuat Yerinicka jengkel setengah mati.

"Ngomong-ngomong, untuk menghilangkan rasa kesalmu yang tidak hilang-hilang itu, bagaimana kalau meluangkan waktu bersamaku. Kita mengelilingi tempat lain menggunakan kuda?" Sebenarnya tawaran yang menggiurkan, hanya saja Yerinicka ingin terlihat acuh tak acuh dan memilih untuk menatap ke luar jendela dengan masa bodoh. Taehyung mengerutkan dahi, sebelum ikut melipat tangan didada dan kembali membuka suara, "ya sudah kalau tidak mau ... Aku akan mengajak Alice saja untuk---"

"Persetan dengan semuanya. Aku merindukan Tiffany, awas saja kalau kau berani membawa gadis bodoh itu naik ke punggung kesayanganku!" potong Yerinicka dengan menatap tajam pria disebelahnya. Taehyung tidak lagi menanggapi, hanya tersenyum menyeringai ditempatnya. Sangat puas sekali. "Kesayanganmu? Padahal 'kan dia milikku sebelumnya."

"Kau yang bilang memberinya untukku. Jangan mengambil Tiffany dari-ku lagi, itu sudah menjadi hak milik!" Yerinicka bersikukuh untuk tidak kalah, tentu dengan wajah garang yang membuat Taehyung semakin gemas. "Baiklah ... Iya itu milikmu."

Perjalanan seterusnya memilih untuk saling bungkam, mengatupkan rahang untuk tidak saling berbicara. Mengingat mood Yerinicka yang masih buruk tanpa perubahan. Dan Taehyung nan memilih untuk menghitung pepohonan yang mereka lewati tadi. Hingga tak berselang lama, kendaraan yang mereka naiki mulai memasuki pekarangan Mansion tentunya sudah sangat dirindukan oleh Yerinicka.

Dengan bantuan dari supir untuk membuka pintu mobil, dengan cepat gadis itu mengambil langkah dan keluar dari dalam sini. Untuk masalah belanjaan, itu bukan urusannya sekarang. Dengan wajah sangar yang masih terpampang jelas, juga melipat tangan didada. Sangat penuh dengan dominasi, beberapa pelayan yang bekerja di pekarangan Mansion sempat membungkuk kearahnya.

Hal yang membuatnya semakin kesal adalah, melihat Hwang Alice tengah berdiri di depan pintu. Layakanya Nyonya rumah yang menunggu kedatangan tamu. Apa-apaan itu? Berani sekali ....

Secara impulsif, Yerinicka segera berbalik badan, menghampiri Taehyung yang masih mengusak pakaiannya---jauh terpandang dari kerapian. Semakin terkejut ketika Yerinicka menghimpit lengannya erat, namun melihat batang tubuh Alice di sana---yang tengah menatap keduanya dengan tatapan tidak suka, Taehyung tersenyum kecil. Berani masuk ke dalam permainan yang diawali oleh gadis itu.

Mereka melangkah bersama, iringan suara bergaung sepatu dengan tanah terdengar jelas. Senyum yang diperlihatkan dibibirnya masing-masing, membuat beberapa orang terkesima ketika melihat. Alice semakin menekuk wajahnya, sesekali memutar bola mata jengah. "Oh ... Lihatlah, bagaimana Alice kami menunggu dengan baik di sini. Ya, masih aku maafkan karena telah mengambil posisiku di sini. Tapi tidak masalah, aku tahu niat Alice sangat baik, benar begitu?" Yerinicka memulai percakapan lebih dulu, hingga membuat Alice mau tak mau mengangguk.

"Tapi aku hanya menunggu Kakak di sini, bukan kau!" Dengan kedua tangan yang berkacak pinggang, juga dahi berkerut yang menunjukkan bahwa dia memang tengah kesal saat ini. "Aku tidak bertanya kau menunggu siapa, dan lagi, Alice ... Sepertinya Taehyung-ku tidak bisa menemanimu hari ini. Kau bisa menunggu sesudah giliranku, atau pulang saja. Kami akan menghabiskan waktu berkeliling bersama, menaiki kuda. Semua orang mengatakan kami sangat romantis, benar 'kan, Honey?"

Taehyung tidak menjawab, pria itu hanya tersenyum kegirangan disamping Yerinicka. Entahlah ... Namun, pemandangan ini benar-benar menarik dimatanya. Yerinicka pun demikian, Alice itu gadis naif yang kapan saja bisa menjadi mainannya, namun juga berkelas. "Apa kau sengaja melakukan ini kepadaku? Kau pikir kau bisa menang begitu saja?" Mengerjapkan mata berkali-kali, Yerinicka mendekatkan wajahnya kearah Alice---nyaris membuat gadis itu mundur beberapa langkah.

"Perhatikan kata-katamu, Sayang. Di sini banyak saksi mata, kau sudah melebihi batas. Bukan lagi persoalan tentang adik yang memiliki rasa posesif kepada kakaknya. Namun, selayak adik yang mencintai kakaknya. Itu yang benar, kau tidak ingin rahasiamu terbongkar oleh banyak orang, kan?" Bisikan Yerinicka membuat bulu kuduknya berdiri. Tidak ada lagi pandangan meremehkan, namun pandangan tegas seolah menjaga kepemilikannya dengan sungguh-sungguh.

Tak berselang lama, ekspresi kekesalan dan tegas di sana, berubah secepat mungkin dengan senyuman manis. "Baiklah, aku akan segera berganti pakaian ... Juga dengan kau, Taehyung. Kita bertemu di istal." Yerinicka menarik lengan pria disampingnya dengan ekspres, melewati Alice yang masih diam tidak bergeming. Selepas kepergian keduanya, jemari itu mengepal kuat. "Yerinicka ... Bukankah seharusnya aku menghancurkan dia?"

•••

Yuna mengerjakan tugasnya dengan diiringi gerutuan kesal. Menceritakan semua yang dilakukan Hwang Alice di rumah ini ketika Yerinicka dan Taehyung pergi. "Aku tidak tahu dia bisa berani seperti itu, Nona. Bahkan dia memarahi pelayan yang bertugas di dapur, katanya kalau dia tinggal di sini, dia akan memecatnya karena tidak bisa bekerja dengan becus. Padahal 'kan Nona saja tidak se-keras itu!" Yerinicka hanya tersenyum kecil untuk menanggapi.

"Ah, Nona kenapa tidak marah, sih? Padahal kalau aku jadi Nona, aku tak segan-segan melemparnya keluar dari sini!"

"Kau menghasutku untuk melakukan itu?" Yuna gelagapan, menggelengkan kepala berkali-kali. "Bukan begitu. Nona 'kan orang yang baik-baik. Jadi Nona pasti punya hati lembut, meski si Nona Hwang itu melakukan hal yang tidak-tidak." Jelas saja dia melakukan itu. Yerinicka sangat tahu maksud terselubung dari kedatangan Alice ke kediaman yang ia tempati. "Tidak bisa begitu, Yuna. Bagaimana pun dia adalah Adik sepupu Taehyung, dia juga akan menginap beberapa hari di sini. Memang akan sangat menyusahkan, tapi bertahanlah hingga hari pernikahanku tiba tanpa diganggu gugat oleh hama sepertinya, ya?"

Yerinicka mampu melihat ekspresi terkejut Yuna dibelakangnya lewat cermin---dia tengah membantu memilin rambutnya sekarang---hingga wanita itu menggantikan ekspresinya menjadi penuh kekesalan. "Aku menjamin Nona, kalau gadis itu akan jera tinggal di sini!" Kerutan didahi menghiasi, Yerinicka menatap Yuna. "Apa yang akan kau lakukan kepadanya?"

"Tentu saja hal yang paling menarik! Dan itu akan menjadi sejarah terpenting didalam hidupku ketika bekerja di sini. Aku tidak akan pernah melupakannya," balas Yuna cepat dengan wajah penuh kepuasan didalamnya. Yerinicka hanya mengerlingkan mata, masa bodoh dengan apa yang wanita dibelakangnya itu akan lakukan. Yang terpenting, Alice tidak akan bisa mengganggu pernikahannya nanti.

[]

Remorse ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang