Sore ini benar-benar sangat cerah. Namun Yerinicka malah kesal akan hal itu, seolah keadaan udara tengah mengejeknya saat ini. Gadis itu tengah duduk diatas kursi dengan beberapa bantal di sisi kanan dan kiri, juga ada Yuna yang menidurkan kepala diatas kedua pahanya seraya menangis tersedu. Ceritanya sangat panjang.
Ketika wanita itu bertanya soal masalah makanan, pakaian, dan lainnya, tidak pernah dijawab serius oleh Yerinicka. Hingga mau tidak mau Yuna seperti jungkir balik harus menerka-nerka dengan pikirannya sendiri, apa yang sebenarnya Nona-nya ini sukai dan diselerai. Hingga pada titik akhir, wanita itu benar-benar menyerah dan memilih untuk mencurahkan isi hatinya dengan raungan tangis yang mendominasi. "Nona harusnya terbuka kepada saya, hanya kepada saya! Nona mau membuat saya mati kebingungan?" Selepasnya kembali disusul dengan suara isak tangis.
Menjadikan paha Yerinicka sebagai bantal untuknya menumpahkan semua emosi, dan surainya yang diusap lembut oleh gadis itu. Yuna termangu sebentar, sebelum kembali menangis namun dengan alasan terharu sekaligus tangis bahagia. Yerinicka itu jelas berbeda, meski tidak sedikit kaku-atau mungkin sangat kaku, gadis ini tetap perhatian kepadanya. Hening. Kemudian Yuna menghentikan tangisnya perlahan-lahan, mulai bangkit dan berdiri, kemudian membungkuk. "M-maaf tadi membuat Nona sedikit terkejut."
Tidak menjawab, namun kali ini Yerinicka mengangguk sebagai jawaban, hingga senyum terlukis dibibir Yuna. Keduanya menutup suara, Yerinicka yang sibuk menatap langit sore hari lewat balkon kamar, dan Yuna yang sibuk merutuki kebodohannya yang tidak tahu malu karena menangis dihadapan Yerinicka. Tapi itu tidak akan menjadi masalah, mengingat bahwa gadis ini sama sekali tidak protes dan memilih untuk menenangkannya.
Ah ... Nona itu memang yang terbaik!
"Sejujurnya ... Yuna, aku iri padamu." Seketika menjadi terkesiap, Yuna yang berdiri dihadapan Nona-nya langsung membulatkan mata-terkejut bukan main. "I-iri bagaimana, Nona?" Yerinicka ini aneh. Kenapa harus iri kepada Maid biasa sepertinya? Padahal kalau dipikir-pikir, seharusnya Yuna yang iri kepadanya. Hidup dengan kemewahan, juga dilayani setiap saat. Dan lagi, masa kecil Yerinicka berbeda sepertinya, tidak perlu memikirkan esok hari bisa makan atau tidak.
Gadis itu kembali diam. Masih sama dengan posisi awal tanpa melirik sedikit pun. "Aku ingin menangis juga, sepertimu." Benar-benar mengejutkan. Yuna yang terkejut semakin ditambah terkejut mendengarnya. Tidak jarang banyak rumor yang menyebar tentang Yerinicka di kalangan para pelayan sepertinya. Apalagi pelayan dapur, dan juga pelayan yang bertugas mencuci pakaian. Semuanya menganggap Yerinicka gadis yang eksentrik.
Perlahan, gadis itu menoleh, kemudian dengan susah payah berusaha membuat lengkungan dibibirnya. Yuna yang melihat itu seketika menutup mulut menggunakan tangan, terlihat bahwa dia benar-benar terkejut, kala melihat Yerinicka tersenyum. Sangat manis, cantik, dan elegan. "N-nona ... Anda-"
"Ah, sudahlah. Aku buruk soal ini," ucapnya diakhiri dengan tatapan kosong kembali, juga tanpa ekspresi. Yuna menggeleng, "tidak! Itu-itu benar-benar sangat cantik! R-rasanya aku ingin kembali menangis, Nona. Aku senang menjadi orang pertama yang melihatmu tersenyum seperti tadi." Yerinicka mengernyitkan dahi. "Bukan. Dia juga melihatku tersenyum sebelumnya."
Wanita itu kembali termangu, sebelum membuka suara lagi, "apakah Tuan Hwang melihat anda tersenyum juga?" pertanyaan itu dijawab dengan satu anggukkan. "Dia yang menyuruhku untuk tetap tersenyum jika bertemu dengannya, dan ... Tertawa."
Yuna lagi-lagi dibuat terkejut. Tuan Hwang yang ia tahu adalah sama-sama orang yang tidak tersentuh dan sangat cuek, sangat iras sama seperti Yerinicka. Bahkan banyak pelayan rumah kediaman utama yang mengira, bahwa hubungan keduanya tidak akan berjalan dengan baik. Mungkin meski sekedar menyapa juga tidak akan pernah. Namun, kali ini Yuna bisa meralat semua perkataan dan asumsi yang tidak benar adanya itu.
"Apakah Nona bisa tertawa?" Sangat lucu jika bertanya hal konyol pada manusia normal lainnya. Bukan berarti Jung Yerinicka bukan gadis normal, hanya saja dia tidak tersentuh. Iya, hanya itu. Yerinicka menggeleng, membuat Yuna tersenyum kecil, namun penuh arti. "Baiklah Nona, saya akan membuka kelas untuk Nona, dan anda harus mengikutinya seriap hari. Pelajaran ekspresi wajah seseorang!"
Yuna tersenyum senang. Membayangkan bunyi bel yang berdering, adanya celah kebahagiaan dan masa depan cerah untuk Nona-nya nanti.
•••
Satu, dua, tiga. Sudah tiga hari lamanya, dihitung bahwa Yerinicka tinggal di Kediaman Hwang. Sama seperti hari sebelum-sebelumnya, pagi akan diawali dengan acara mandi, lalu menghadiri undangan sarapan pagi oleh Hwang Taehyung. Tidak acara tea time atau sejenisnya. Yerinicka hanya bertugas untuk datang jika pria itu mengundangnya.
Waktu kosong dan luang, Yuna dengan sengaja mengajak-secara paksa tentunya-Yerinicka untuk berjalan-jalan, entah itu mengunjungi dapur, taman belakang, kebun, dan tempat lain-lainnya. Bukan hanya semata-mata untuk bermain biasa, Yuna mengajarkan Nona mudanya untuk terus tersenyum ketika melihat orang-orang, dan menanyakan kabar para pekerja yang bertugas di Kediaman utama.
Dan ini adalah tempat ke-lima yang mereka kunjungi, dapur. Memang sedikit aneh, mengingat bahwa Nyonya besar mereka sebelumnya tidak pernah mengunjungi dapur sekali pun, namun Yerinicka menginjak kaki di sana bahkan yang mengejutkan dengan senyuman cerah dibibirnya. Semua Maid seketika membungkuk hormat, juga dibalas dengan satu anggukkan tanpa luntur senyuman dibibirnya. "Selamat pagi, semua. Bagaimana kabar kalian?" Yerinicka bertanya, membuat semua menunjukkan ekspresi terkejut. Sedangkan Yuna yang berdiri dibelakang hanya terkekeh geli.
Menurutnya, ekspresi mereka tidak sama sekali ada yang berbeda. Baik dari pekerja kebun, pelayan taman belakang, bahkan Tuan mereka-Hwang Taehyung menunjukkan ekspresi tidak jauh berbeda seperti para Maid yang berada di sini. Terkejut kala melihat senyuman indah dari Nona baru mereka, juga ucapan selamat pagi dengan nada yang terbilang cukup ramah, bahkan sangat ramah.
Salah satu dari mereka membalas ikut tersenyum canggung, mewakili semuanya untuk menjawab. "Selamat pagi juga Nona, kami ... Semuanya baik-baik saja." Yerinicka mengangguk pelan. Kemudian melembaikan tangan setinggi mungkin, selepasnya berteriak, "baiklah, selamat bersenang-senang dan semangat bekerja!" Yang terkejut semakin terkejut, hingga rasanya ingin pingsan saja. Yuna yang berdiri, kini ikut terkejut, sebelum Yerinicka melangkah pergi dari arah dapur dan segera ia susul.
"Nona, Nona! Anda tidak perku berteriak seperti tadi, teriakan itu berlaku ketika posisi anda dengan pekerja sangat jauh seperti di kebun tadi." Yerinicka menghentikan langkahnya. Selepas itu menoleh dan tersenyum, hingga kedua matanya menyipit sempurna. "Pipiku pegal, dan tenggorokanku sakit. Jadi, bisakah kau tidak perlu mengomel dan hargai apa yang sudah kulakukan?"
Yuna merengut. "Itu salah Nona sendiri, suruh siapa tidak menghabiskan susu-nya tadi pagi, jadi tenggorokanmu sakit 'kan?" Gadis itu memutar bola mata malas, yang selalu di ekspresikan ketika merasa jengkel dengan seseorang-itu yang ia dapatkan dari pelajarannya bersama Yuna. "Hoho! Nona sudah sangat pintar melakukan itu, tahu tidak? Kecantikanmu semakin terpancar!" Yerinicka melunturkan senyumannya, merasa sangat pegal di pipi hingga kembali pada ekspresi khasnya. Sangat Jung Yerinicka sekali.
Yuna menggandeng lengan Yerinicka, tidak sopan memang, namun sesuai perjanjian, jika tidak ada siapa pun, mereka bukan seorang Nona dan Maid pribadinya, namun sebagai teman yang dekat satu sama lain. "Aku dengar dari Mr. Robert, Tuan Hwang akan belajar berkuda di Istal! Anda ingin berkunjung ke sana, tidak?" Dengan cepat, Yerinicka menggeleng. Dia hanya takut, takut aksi tersenyumnya membuat Taehyung merasa aneh soal ini. Mengingat pria itu tadi pagi-di meja makan hampir tersedak, ketika melihatnya tersenyum dan menyapa.
Yuna menyeringai, "itu bukan pertanyaan, tapi perintah. Jadi, ayo!" Yerinicka terlonjak kaget, meski hanya sedikit ekspresi yang ia tunjukkan-hanya membulatkan bola mata sempurna, ketika wanita ini menarik lengannya menuju Istal.
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Remorse ✔️
FanfictionSemua orang bisa merasakan yang namanya putus asa. Seolah jalan hidupnya tidaklah kembali berguna. Yerinicka Jung. Gadis keturunan Korea-Belanda, yang di 'jual' oleh Kakeknya sendiri kepada Matheo Alderado-memiliki nama Korea sebagai Hwang Taehyung...
