O25. Chapter Twenty Five

309 79 2
                                    

Areuna tadinya berpikir, bahwa Yerinicka hanya menatapnya dengan pandangan dingin, mengacuhkan, menganggap bahwa dirinya tidak ada. Sama seperti pertama kali saat mereka bertemu dahulu. Tapi Yerinicka tetaplah dirinya yang memiliki kebaikan terselubung---dari balik topeng wajah tanpa emosi didalamnya.

Sampai saat ini, gadis itu masih belum mampu merasakan apakah ini dunia nyata atau hanya alam bawah sadarnya saja. Kala Yerinicka memeluknya hangat, mata itu begitu penuh kerinduan terhadapnya. "Kemana saja kau selama ini?" Masih dengan tatapan tidak percaya Areuna hanya mampu mengerjapkan mata, tidak menjawab, membuat Yerinicka khawatir. "Apakah kau hidup dengan baik?"

Dia kemudian mengangguk, membuat seulas senyum Yerinicka menjadi. Tangannya digenggam erat. "Ayo kita bicara, aku ingin menceritakan semuanya kepadamu. Banyak sekali." Areuna ikut tersenyum senang, mengangguk dan mengikuti langkah Yerinicka keluar dari ruangan ini.

Sangat sepi, tidak ada ingar-bingar yang memuakkan seperti tadi. "Aku tidak tahu kalau Kakak adalah tunangan Tuan muda Hwang." Yerinicka yang berdiri di sampingnya hanya mengedikkan bahu. "Tidak tahu, tapi itu rencana mereka. Kau tahu maksudku," balasnya dengan tatapan aneh. Penuh misteri yang terselubung. Areuna adalah orang yang selalu di samping gadis ini, jelas tahu bagaimana Yerinicka yang sesungguhnya.

"Apakah Madam Aein---"

"Cukup panggil namanya saja, dia manusia hina." Mengatupkan rahang, Areuna mengangguk sebagai sahutan. "Maksudku, Aein---apakah dia masih selalu menganggumu, meski kau sudah berada di sini?" Yerinicka menghentikan langkahnya, membuat Areuna ikut berhenti. Tatapannya melirik ke arah samping dengan pandangan berseri. "Sebelum dia berniat menggangguku, aku yang lebih dulu mengganggunya." Selepas itu, keduanya saling melemparkan tawa.

Yerinicka menepuk bahu Areuna pelan, menegaskan untuk menenangkan. "Jangan khawatir, Aein akan tetap kalah dan berada di bawah kuasa-ku. Apalagi, aku tahu rencananya sekarang. Semuanya." Areuna memiringkan kepala, "apa yang dia rencanakan?"

"Banyak sekali. Sampai-sampai rasanya aku juga tidak tahu bagaimana dia bisa memegangnya sendiri. Ya, kupikir dia memiliki seseorang di belakangnya untuk membantu, dan ternyata memang benar. Kau tahu Hwang Ye Jun? Kakek dari Hwang Taehyung, pria itu yang merencanakan pembunuhan Kakek kita." Selepas perkataannya diakhiri, Yerinicka mampu melihat wajah terkejut Areuna yang sangat jelas sekali. Keduanya berada di lorong.

Gadis itu melirik dari ujung mata, seseorang penguntit yang sedang mendengarkan. "Ah ... Ngomong-ngomong, bukankah kita juga bisa memiliki rencana? Kau ingin kita membalas dendam?" Areuna mengernyitkan dahi, sebelum mengerti apa yang dimaksud. "Ya, tentu."

Memilih untuk menarik lengan Areuna menjauh, menuju ruangan pribadinya agar lebih aman. Yuna datang dari arah berlawanan, wanita itu adalah pelayannya yang paling kuat. Maka dengan itu, Yerinicka memberikan intruksi kepadanya untuk menjaga di luar ruangan. "Baik, Nona."

"Aku baru tahu kalau Kakak sepintar itu. Wow, aku merasa tersisihkan." Yerinicka hanya mengedipkan sebelah mata. Gadis itu bersimpuh di atas sofa, menepuk sebelahnya untuk Areuna. "Duduklah, ayo kita berbicara." Dia mengangguk setuju, melengkah mendekat.

"Kau menikah dengan Tuan Lim?" Mendengarnya, Areuna mengangguk. "Ya ... Tentu tanpa didasari cinta, kau tahu aku hanya membutuhkan bantuannya saja pada saat itu. Aku benar-benar tidak menyangka selama hidup bertemu dengan orang-orang baik terus-menerus. Meski Lim Jungkook terkadang sedikit gila, kupikir yang penting dia membantu dan tidak mengusik. Itu lebih dari cukup."

Yerinicka mengangguk, "kau tetaplah seorang Jung. Sampai kapan pun, Ibu yang membawamu. Maka kau harus tetap memakai marga Jung di depan namamu, terkecuali jika Lim Jungkook sudah waras." Ucapan yang diakhir dengan tawa pelan, membuat Areuna yang duduk di sampingnya ikut terkekeh. "Bagaimana denganmu? Apakah kalian saling mencintai?"

Yerinicka bungkam, selepasnya mengulum senyum dan menggeleng. "Sebenarnya tidak, Areuna. Ya, pernah pada malam itu ... Aku datang ke ruangannya, mengatakan kalau aku mencintai. Seperti jantungku yang berdebar kencang ketika bertemu dengannya, tapi kupikir itu bukan cinta? Mustahil sekali, bukan? Aku pikir itu hanya rasa penasaranku saja. Apalagi ... Hwang Taehyung bisa membunuhku kapan saja di bawah kuasa kakeknya."

Helaan napas pelan terdengar, Areuna mengusap bahu Yerinicka pelan. Sepertinya hidup di sini masih sangat menyulitkan, sedikit rasa sesal yang tersisa. Andaikan, dulu kalau dia bertahan sedikit saja, mungkin sekarang bisa membantu Yerinicka bagaimana pun caranya. "Kakak ... Aku janji akan selalu berada di sisimu mulai sekarang. Tidak akan pergi lagi, akan selalu membantu." Yerinicka menoleh, kemudian tersenyum kecil sebagai jawaban.

"Tentu. Aku sangat-sangat membutuhkan bantuanmu."

"Ngomong-ngomong, siapa gadis yang berdansa bersama dengan Tuan muda Hwang?" Yerinicka tergemap sebentar, lalu selepasnya hanya menggelengkan kepala seraya membuka suara, "hanya orang tidak penting perannya. Dia datang untuk menjadi hama dan bumbu yang menarik. Kau harus bermain dengannya Areuna, gadis itu sangat unik! Dia juga tengah mengandung anak yang katanya milik Taehyung. Gila sekali 'kan dia?" Areuna terkekeh pelan. "Tentu, aku suka hal yang menarik!"

•••

Ketika semuanya sudah berakhir, Areuna dan Jungkook memutuskan untuk menginap beberapa hari. Mungkin bisa terhitung satu minggu, mengingat Yerinicka yang meminta kedua individu itu untuk bertahan sementara di dalam Mansion yang akan diklaim sebagai miliknya tersebut. Ketika pada malam hari, dengan langkah yang hati-hati, Yerinicka mengajak dua orang kepercayaannya---Areuna dan Yuna---untuk mengunjungi ruang tahanan di bawah tanah.

Selain teknologi dan furnitur yang sangat memukau di mata Yerinicka, ruang penahanan bawah tanah yang berada di sini juga seketika menjadi tempat kesukaannya. Di mana dia bisa mengamati Jung Aein yang berteriak meminta permohonan, dan kelonggaran atas hukumannya. Meraung-raung untuk segera di lepaskan.

Untung saja Yerinicka itu gadis licik nan manipulatif. Mudah sekali mengelabui Jung Jane dan ayahnya. Menuruni tangga dengan berbahan lilin di masing-masing lengannya. Yerinicka menjadi pemimpin jalanan, di belakangnya ada Areuna lalu Yuna. Kedua penjaga pria menyadari siapa yang datang, dengan sesegera mungkin membuka pintu yang perlu memakai kunci lebih dari satu tersebut.

Memasuki ruangan penuh kegelapan---minim pencahayaan. Seketika pada saat itu pula dirinya tersenyum lebar, sangat senang, ketika melihat Aein yang tengah meringkuk di atas tanah. Keduanya hanya dibatasi oleh jeruji besi saja. Areuna yang melihat itu mengerjapkan mata beberapa kali, teringat bagaimana dulu ketika Ainsley meninggalkan mereka, Aein mengambil alih dan mengurungnya di ruangan bawah tanah bersama Yerinicka.

Kenangan pahit dan menyakitkan, namun disitulah Areuna tahu bagaiman rasanya sendiri, kesepian, dan kegelapan. Kali ini, Aein tahu bagaimana rasanya 'kan? Kelaparan di dalam sana. Bahkan Yerinicka lebih kejam dibandingkan Aein sendiri. Melangkah mendekat, Areuna memegang salah satu besi dengan erat. Menatap wajah damai Aein dengan pandangan jijik. Yerinicka yang melihat itu hanya melipat tangan didada---selepas memberikan lilin yang ia genggam pada Yuna. "Kau bisa melakukan apa saja kepadanya, berbicara soal kekesalanmu terhadap Aein selama ini."

Areuna menggeleng sebagai jawaban, "tidak sekarang. Aku ingin melampiaskannya ketika wanita ini sudah bangun." Tidak lagi kembali menyahut, Yerinicka menatap batang tubuh Aein dengan pandangan tajam. Rasanya memang menyenangkan, bagaimana mengingat dulu dia pernah ada di posisi seperti itu. Helaan napas berat terdengar, Areuna menyentuh lengan Yerinicka erat. "Kau kelelahan 'kan untuk hari ini, Kak? Ayo kita kembali. Istirahat saja," ucapnya diiringi senyuman kecil.

Yerinicka menoleh ke belakang, Yuna yang mengangguk setuju seakan menyuruhnya untuk istirahat secepat mungkin. Memang benar, selama ini dia menyembunyikan semua yang dia tahu, berusaha kuat dan melindungi orang-orang di sekitarnya. Semua berpusat pada Jung Aein, karena wanita itu yang memulai terlebih dulu. "Baiklah, ayo kita istirahat. Semoga saja besok ada kejutan yang lebih menarik dari ini."

[]

Remorse ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang