O2O. Chapter Twenty

310 84 3
                                    

"Oh, apakah aku telat?" Yerinicka duduk berseberangan dengan Taehyung. Meja makan kini bukan lagi diisi oleh keduanya, namun ada Hwang Alice yang ikut bergabung di sana. Tepatnya, di samping Taehyung. Pria itu mendongak, kemudian menggelengkan kepala pelan. "Tidak, tepat waktu." Yerinicka hanya mampu membalas dengan senyuman kecil, hanya setengah.

Atensinya melirik penuh kepada Alice, gadis itu masih sibuk menatapnya dengan tatapan tidak suka. "Selamat pagi, Alice ... Bagaimana kabarmu pagi ini?" Yang ditanya masa bodoh, tidak menjawab, namun dengan cepat melirik ke arah Taehyung di sampingnya. "Aku bertanya, kenapa kau melirik Taehyung-ku?" Seru sekali. Rasanya menyenangkan bisa melihat Alice terlihat kesal.

"Aku baik," jawabnya dengan wajah minat tak minat. Yerinicka tersenyum lebar, seolah memang ada yang menghibur di hadapannya. Beberapa Maid datang ke meja makan, meletakkan beberapa hidangan untuk sarapan pagi. "H-hei, tunggu! Kakak, apakah makanan ini sehat untuk---"

"Ada apa, Alice? Apakah ada yang salah dari hidangan rumah ini, tidak sesuai seleramu?" Yerinicka mengernyitkan dahi---pura-pura tidak tahu, usil dan menghibur secara bersamaan. Terlihat gadis Hwang itu menghembuskan napas kasar, menatap Taehyung sekali lagi dengan tatapan aneh. "Hei, kau. Gantikan makanan ini dengan salad," perintahnya yang dilihat kaget oleh Maid tersebut. Yerinicka hanya diam, bertopang dagu dengan senyuman bahagia dibibirnya.

Bukankah ini begitu menarik? Selepas mengundang rasa curiga, keduanya diinterogasi oleh keluarga mereka, lalu Yerinicka hanya harus bersandiwara sebagai yang tersakiti. Yah ... Sangat-sangat sempurna!

"T-tapi, Tuan muda ... Nona Jung meminta saya untuk menyiapkan hidangan ini," balasnya dengan terbata. Membuat seluruh atensi di meja makan menatap ke arahnya. Yerinicka mengedikkan kedua bahu, seolah dirinya tidak tahu-menahu soal ini. "Memangnya kenapa? Apakah Alice kami membenci makanan berminyak?" Terlihat jelas sekali, Hwang Alice buruk dalam sandiwara, hingga gadis itu menunjukkan wajah kesal bukan main. "Tapi ba---maksudku, aku harus berdiet!"

Yerinicka memutar bola mata malas. Kenapa tidak jujur saja, sih? Kemudian gadis ini kembali menopang dagunya. "Diet bagaimana? Tubuhmu sudah sangat ideal, oh---tapi kau memang agak sedikit gemuk, kenapa, ya? Terakhir kali kau tidak segemuk ini?"

"Kau sebenarnya ingin memperhatikanku, atau memang ingin mengejekku?" Baik Taehyung dan Yerinicka mendongak, menatap Alice dengan pandangan aneh ketika gadis itu mulai berdiri dengan raut wajah kesalnya. "Oh, maaf ... Apakah aku melukai hatimu?" Yerinicka menutup mulut menggunakan tangan, seakan memang tengah merasa bersalah. Tapi sangat puas sekali. Taehyung menarik lengannya untuk kembali duduk dengan tenang.

"Makan saja, Alice. Kau pikir kau tengah mengandung?" Yerinicka lebih serius. Pandangannya menatap gadis itu dengan tajam, mengancam. Taehyung menghela napas pelan sebelum angkat bicara, "Yerinicka ... Dia memang tidak menyukai makanan berminyak." Alisnya terangkat, kemudian terkekeh pelan. Sangat lucu sekali, dua orang yang sama-sama tengah menyembunyikan kebohongan darinya.

Alice menatapnya dengan penuh kemenangan. "Kau dengarkan, Kakak?" Yerinicka hanya membalas dengan senyum meremehkan, terkesan sinis. "Ah ... Begitu, ya? Baiklah sesuai keinginanku kembali, kita ganti menu makanan spesial untuk Nona Hwang." Gadis itu melirik ke arah Maid yang berdiri di samping Taehyung, memberikan intruksi untuk membawakan hidangan lain.

Selepasnya, Yerinicka mengambil pisau dan garpu. Yang berada di hadapannya adalah makanan favorit gadis ini, seharusnya dia menikmati. Bukan ingin marah tidak jelas seperti saat ini. Yuna yang merasa aneh, melirik sebentar, sebelum kembali berdiri tegak dengan wajah khawatirnya.

Taehyung menatap ke depan lurus, atensi yang teralihkan penuh kepada Yerinicka yang tengah memotong makanannya dengan cara yang berbeda. Tidak santai, terkesan menggebu. Hembusan napas kasar terdengar, lalu disusul dengan dentingan garpu terlempar ikut membuat suasana meja makan semakin mencekam.

Yerinicka meluruskan arah pandang, melirik kepada Alice dan Taehyung yang tengah menatapnya heran. "Siapa bilang aku mengizinkan dia untuk sarapan bersama kita, Hwang?" Yerinicka mengepalkan jemari kuat, tidak tahu ada apa dengan dirinya yang tiba-tiba saja tersulut emosi. Tidak biasanya seperti ini. Namun memang berbeda, kali ini ada suatu hal yang mendorongnya untuk marah.

Taehyung yang tidak mengerti dengan perubahan sikap Yerinicka mengernyitkan dahi, sulit untuk memahami rasanya. Kemudian mengamati kembali dengan lamat. "Hei, Hwang Alice ... Pergilah dari pandanganku, kau benar-benar mengganggu." Yuna yang berdiri di belakang Yerinicka tergemap, kemudian melirik gadis di hadapannya dengan pandangan aneh dan khawatir secara bersamaan. "N-nona ... Anda baik-baik saja?" Yuna memajukan tubuhnya, berbisik pelan. Lagi meja makan kembali ricuh dengan aksinya yang melemparkan pisau. "Persetan dengan baik-baik saja! Aku benci melihat pemandangan menjijikan di hadapanku!"

Taehyung melebarkan mata, kala melihat Yerinicka mulai bangkit dan melangkah kaki---pergi dari sana. Yuna mengikuti dari belakang, menyamakan langkahnya sehingga membuat wanita itu sedikit berlari.

Dengan kedua tangan mengepal kuat, lalu bahu yang naik turun. "N-nona itu mau ke mana? Anda juga belum melahap sarapan pagi tadi!" Yuna mengomel, namun tidak dihiraukan ketika keduanya tengah berada di dekat taman belakang Mansion. Merengut kesal, kakinya menedang ke arah bebatuan dengan sedikit kencang. "Sialan! Sebenarnya ada apa denganku?"

Yuna diam, meneguk saliva secara kasar sembari melihat aksi sang Nona dari jarak dekat. "Yuna, sebenarnya aku ini kenapa? Padahal aku memang tidak peduli mereka bersama, tapi kenapa sangat kesal sekali?" Wanita itu mengatupkan rahang, sebelum kembali membuka suara dengan nada hati-hati. "Mungkin Nona ... Cemburu?"

Matanya melebar sempurna, Yerinicka menoleh cepat hingga membuat Yuna terkejut dibuatnya. "Jangan asal bicara! Mana mungkin aku cemburu? Cinta saja tidak, dari mana datangnya ada rasa itu?" Yuna mennggelengkan kepala, "cinta itu datang karena terbiasa, Nona---"

"Tapi aku tidak terbiasa!" sarkas Yerinicka dengan melipat tangan didada. Yuna mengangkat sebelah alisnya, kemudian hanya tersenyum lalu mengangguk. "Terserah Nona saja," ucapnya pelan.

[]

Remorse ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang