East Hwang Residence, Winter
Musim dingin yang menyebabkan beberapa orang sedikit menggigil dibuatnya, dalam pekerjaan mereka, tidak sedikit beberapa pekerja yang izin cuti untuk kembali ke kampungnya-atau pun izin tidak bekerja karena terserang penyakit yang selalu menyerang ketika musim dingin tiba.
Sama dengannya, bersama dengan payung biru yang dia bawa, tangan yang sedikit menggigil karena atmosfer dingin yang menyerang. Meski begitu, itu tetaplah bukan sebagai penghalang untuknya pergi. Senyumnya tersenyum simpul, kala melihat Kediaman Hwang bagian timur yang dibuka gerbangnya lebar-lebar. Hari ini adalah hari penerimaan Pekerja baru di sini, setelah beberapa bulan tidak pernah dipakai oleh penjunjung mereka.
Namanya Kwon Yuna, wanita itu bertugas untuk menyambut beberapa wanita yang lewat bersama tentengan tas besar untuk kebutuhannya bekerja. Dia berdiri didekat gerbang sayap sebelah kanan, tersenyum ramah menyambut beberapa. Setelah semuanya siapa, Tuan muda mereka; Hwang Taehyung, akan segera datang kemari. Ketika diketahui bahwa Kediaman Hwang bagian timur sudah menjadi miliknya.
Yuna selalu berharap, Kediaman ini akan kembali hidup sama seperti sebelum-sebelumnya. Meyakinkan orang-orang bahwa semuanya akan tetap baik-baik saja. Lima jama kurang lebih sudah terlewati begitu saja, beberapa orang sudah kembali ke asrama masing-masing bagian pekerja. Wanita itu meletakkan payung birunya di penghujung asrama pribadi, kemudian selepas ini akan kembali ke dapur untuk menyiapkan makan malam khusus Tuan barunya.
Menjadi seorang pelayan memang sudah pekerjaannya sedari dulu. Tiga tahun lebih ia lewati dan tempuh untuk bertahan hidup, pergi berkelana jauh dari kampung halamannya, meninggalkan panti asuhan ketika wanita ini masih berusia tujuh belas tahun. "Yuna-ssi ... Tuan Besar memanggilmu." Dengan beberapa piring kotor ditangannya, dia menoleh ke belakang, mengerutkan dahi. "M-maaf? Tapi ... Kenapa?" Pelayan yang berdiri di sana-namanya Margarette, hanya mengedikkan kedua bahu tanda tak tahu.
Yuna tersenyum kecil, melepaskan sarung tangan karetnya dari kedua tangan. Meletakkan di sembarang tempat, lalu pergi keluar dari area dapur. Ini ... Mengerikan. Dengan menggigit bibir bawahnya pelan, demi apa pun, dibandingkan mendatangi pria tua itu, akan lebih baik jika dia bekerja sebagai pelayan dari majikan yang benar-benar kejam.
Tepat setelah berada di hadapan ruangan ini. Yuna semakin gugup, jantungnya berdegup tidak karuan-takut. Memilin ujung pakaiannya dengan pandangan cemas, takut-takut Tuan-nya kembali melakukan hal yang tidak-tidak. Dengan tangan bergemetar, dia mengetuk pintu ruangan dengan pelan.
Hingga suara sahutan dari dalam membuat jantungnya seketika berhenti berdegup. Sulit untuk bernapas secara normal, butuh beberapa perjuangan untuk tetap tersenyum manis menyambut Tuan rumah ini. Dengan senyuman setengah, dia melangkah masuk-ketika sudah diizinkan, lalu matanya berkeliling mencari-cari, setelah tepat di sana, di atas tempat tidur luas pria berumur yang tengah duduk di sana.
Semakin gugup dibuatnya, Yuna secara spontan mundur ke belakang. Pria itu berjalan mendekat, setelah mudah untuk dijangkau, Yuna merasakan tubuhnya direngkuh erat. menjijikkan!
"Kwon Yuna ... Aku benar-benar merindukanmu, ah tidak, tubuhmu."
Yuna meringis pelan, sebelum air matanya benar-benar turun melewati pipinya yang sudah merah padam-memanas.
•••
Yerinicka mengusap jendela kaca disebelahnya, buram terkena embun napasnya sendiri. Hingga benar-benar bisa kembali melihat jelas suasana luar. "Kenapa sangat jauh sekali?" Hwang Taehyung yang tengah duduk tenang ditempatnya, segera menoleh sebelum menjawab, "jangan tanyakan padaku, denah rumah kami memang sudah seperti ini sejak aku bayi, mungkin." Yerinicka naik turun mengangguk-mengerti.
Mungkin memang sangat ciri khas dengan Kediaman Hwang di mana pun. Sejak tinggal di sini, tidak jarang gadis itu melihat jajaran pohon-pohon di jalanan. Entah itu di sebelah taman, kebun, istal, hutan yang kemarin sore dia dan Taehyung lewati, dan sekarang menuju Kediaman Hwang di bagian barat. Jarang sekali pepohonan hijau segar dia temui di Kediaman Jung. Atau mungkin saja musim yang berbeda?
Atensinya kembali menetap kepada Taehyung, dengan balutan veste yang membuatnya semakin tampan-Yerinicka mengakui itu, tanpa sadar semakin masuk dalam kepada pesona pria disampingnya. "Jangan menatapku seperti itu, apalagi tatapan kosongmu membuatku semakin gugup." Yerinicka diam, tidak lagi menunjukkan ekspresi apapun, bahkan terkejut pun tidak juga ditunjukkan. Taehyung lagi kembali menoleh, ada kerutan di dahi sebelum digantikan dengan seringaian. "Apakah aku se-tampan itu?"
"Sulit mengakui. Namun memang benar." Matanya mengerjap, sebelum kembali beralih menatap ke jendela sebelah kanannya-berusaha untuk mengalihkan pandangan dari gadis ini. Yerinicka terkekeh, membuat Taehyung kembali terkejut dibuatnya. "Terima kasih, anggap saja balasanku karena kau juga mengatakan aku cantik tadi. Ah, Yuna menyuruhku untuk banyak bicara, agar pita suaraku kembali normal. Seperti dulu."
Meneguk saliva secara kasar, sebelum tersenyum simpul seraya tatapan keduanya saling bertemu. "Ya, bicaralah. Aku suka mendengar suaramu. Apalagi kalau-ah, tidak, tidak."
"Kau membuatku penasaran. Katakan saja," ucapnya dengan merengut kesal. Hwang Taehyung tersenyum sebelah sudut, sangat dalam. Awal niatnya hanya ingin membuat Yerinicka goyah, membuat gadis itu jatuh dalam pesonanya, bersedia berlutut dihadapan kapan saja. Namun, bukankah keduanya sekarang benar-benar sama? Taehyung sendiri menyukai Jung Yerinicka, gadis aneh juga misterius-yang kini menjelma sebagai candunya. Anggap saja begitu.
Tangan kirinya mengelus surai indah Yerinicka, menggelengkan kepala pelan. "Tidak ada, kau akan tahu nanti." Dengan tatapan mengintimidasi, Yerinicka kembali berbalik, bersimpuh tegak dengan nyaman. Tatapan yang lurus ke depan. Sebelum merasa risih ketika lengan pria ini masih mengusap surainya dengan lembut. "Lepaskan tanganmu dari sana," gertaknya yang segera dioperasikan oleh pria tersebut. Taehyung tersenyum lebar, "maaf."
Setelah beberapa waktu keheningan melanda, pada akhirnya, Taehyung kembali membuka pembicaraan untuk memecahkan keheningan. "Kalau boleh bertanya ... Apakah kau keberatan dengan semua ini?" Yerinicka yang merasa diajak berbicara, seketika menoleh, menatap Taehyung dengan pandangan bingung. "Soal apa?"
"Aku tidak tahu lebih pasti, mungkin seperti kita saling bertemu dipersatukan oleh keluarga, dan dituntut untuk ... Semacam, menikah, mungkin?" Ada keraguan dalam nada bicaranya, membuat gadis itu kembali diam-tidak tahu harus menjawab seperti apa. Sebelum kembali membuka suara selepas berpikir, "jawaban apa yang kau inginkan? Aku yang baik-baik saja, atau aku yang memang terlampau tidak peduli akan semua ini?" Keduanya saling menukar pandang satu sama lain, tanpa senyum dan pergerakan apapun selain memandang.
Hening lagi-sebelum kembali pecah ketika keduanya saling tertawa bersama. "Hei, aku memang tidak peduli soal ini awalnya. Tapi, jika aku mencintaimu bagaimana? Jika aku suka kamu, bagaimana?" Yerinicka mengedikkan kedua bahu, bersamaan dengan kedua tangannya yang terangkat. "Bukan urusanku," jawabnya acuh tak acuh dan terkesan mengasal, membuat Taehyung merengut. "Kau kira perasaan seseorang bisa tidak dipedulikan seperti itu?"
"Memang kau mencintaiku?"
"Emh ... Belum, baru ditahap menyukai dan nyaman, mungkin?"
"Jangan mencintaiku. Aku masih Yerinicka yang sama, sangat sulit berhubungan dengan gadis tanpa perasaan sepertiku. Sesuai perjanjian, kau bisa kembali menikah dengan-"
"Hentikan itu. Dengan kau yang mengkhawatirkan diriku, apa itu masih sama seperti Nona Jung yang katanya tidak memiliki perasaan?" Yerinicka kembali diam, sebelum akhirnya lebih memilih memandang ke luar jendela. Sangat sulit, lagi ketika pria ini mengajaknya terjerumus ke dalam perbincangan yang tidak ada habisnya. "Aku hanya ingin diacuhkan sedari awal, kan?"
Taehyung mengernyit tidak suka. Sulit sekali mengerti soal Jung Yerinicka, gadis ini memang sesuatu, aneh, dan masih sulit untuk dikenali. Keduanya memutuskan untuk mengatupkan rahang masing-masing, hingga Limosin yang dikendarai benar-benar sukses memasuki gerbang Kediaman utama-tujuan keduanya di awal.
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Remorse ✔️
ФанфикшнSemua orang bisa merasakan yang namanya putus asa. Seolah jalan hidupnya tidaklah kembali berguna. Yerinicka Jung. Gadis keturunan Korea-Belanda, yang di 'jual' oleh Kakeknya sendiri kepada Matheo Alderado-memiliki nama Korea sebagai Hwang Taehyung...
