TDA - Satu

5.3K 278 1
                                    

Happy reading :)

😈😈😈

Mempersiapkan pernikahan tidaklah sesimpel menyewa wedding organizer dan semua akan selesai. No! Masih banyak perintilan-perintilan lain yang harus diurus sendiri.

Meskipun bukan untuk mempersiapkan pernikahannya sendiri, tapi Laras juga sama disibukkan dengan persiapan pernikahan ini. Yap, pernikahan Ocha. Sahabat semasa kuliahnya. Sahabat yang sangat tergila-gila dengan Bara yang dulu merupakan ketua BEM di kampus mereka. Setelah melewati banyak rintangan dan halangan, akhirnya sepasang kekasih itu akan melabuhkan cintanya pada sebuah pernikahan.

"Gimana rasanya yang mau nikah? Nervous?" tanya Laras jail.

"Rasanya tak terdefinisikan," jawab Ocha. "Kayak masih yang nggak nyangka. Selama ini Laras 'kan tahu gimana Ocha sama Bara. Yang putus, terus balikan, putus lagi sampai akhirnya balikan. LDR selama dua tahun, tunangan, dan akhirnya ... this is it!"

"I'm happy for you, Cha."

"Makasih, Laras."

Dua sahabat itu terlonjak saat satu tumpuk undangan berwarna cream diletakkan di atas meja.

"Biasa aja dong, Om, naruhnya!"

Yang diajak berbicara justru melengos dan berlalu. Tak lama kemudian kembali dengan sebotol air mineral dingin di tangan.

"Ini udah semua ya, Kak?"

"Hm."

"Kayaknya kakak lo nggak rela dilangkahin deh, Cha. Liat tuh mukanya." Laras menunjuk wajah datar Nathan--kakak Ocha, yang tidak menampilkan ekspresi apa-apa. "Kayak tembok. Datar."

"Banyak bacot lo!"

"Iri? Bilang, Boss!"

"Gue? Iri? Sama lo gitu? Mimpi!" balas Nathan tak kalah nyelekit.

"Ih, udah ... udah. Jangan berantem terus," lerai Ocha. "Nanti jodoh tahu rasa loh."

"Tuh, gimana kalau jodoh, Om?"

Ocha mengikik geli. "Laras nggak ada panggilan lain apa buat Kakak? Kok Ocha geli sih tiap dengar Laras manggil pake Om?"

"Lah? Dia emang udah pantas dipanggil Om kok. Apalagi nanti bentar lagi dapat ponakan baru dari lo, 'kan?"

Ocha geleng-geleng tak habis pikir. Senyum gadis itu merekah saat ponselnya berdering dan nama calon suaminya tertera. Dengan senyum terkulum, ia berkata, "Ocha ke dalam dulu ya? Laras tolong urusin undangan ini sama Kakak. Itu untuk daftar namanya."

Setelah Ocha masuk ke dalam, Laras mengambil pena dan daftar nama yang akan menjadi tamu undangan di pernikahan Bara-Ocha nanti.

"Jadi kapan nih, Om, mau ngelamar ceweknya?"

"Nggak ada!"

"Aduh, kasihan dong si Kinara kalau digantungin terus," ujar Laras sambil mulai menulis nama pada kertas undangan satu per satu.

"Berapa kali gue bilang kalau Kinara bukan cewek gue?"

"Oh, bukan?" Nada bicara Laras sengaja dibuat seolah-olah terkejut. "Tapi udah jadi prioritas gitu masa bukan ceweknya sih?"

"Terserah apa kata lo, Cil," jawab Nathan.

Gerakan tangan Laras terhenti. Ditatapnya tinta hitam yang sudah mengukirkan nama di atas kertas undangan tanpa ekspresi. Detik setelahnya, Laras menghembuskan napas panjang dan kembali melanjutkan menulis.

The Devil's Angel [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang