TDA - Lima Puluh Satu

2.9K 169 68
                                    

Happy reading :)

😈😈😈

Ruangan serba putih itu dikelilingi aura suram. Kesedihan tercetak jelas di masing-masing wajah itu. Satu orang menjadi pusat perhatian yang saat ini masih belum juga membuka matanya setelah proses lahiran yang terpaksa harus dilakukan di saat usia kehamilan bahkan belum genap sembilan bulan.

Saat tiba di rumah sakit, kondisi Laras semakin memburuk. Pun dengan bayi yang ada di dalam perutnya. Sebuah keajaiban karena jantung bayi itu masih berdetak meski lemah. Maka, tanpa menunggu lebih lama, proses lahiran secara caesar menjadi jalan satu-satunya untuk menyelamatkan kedua nyawa ibu dan anak itu.

Berdiri di ruangan itu, ada kedua orang tua Laras serta Lando dan beberapa temannya. Mami Laras menjadi pihak yang tidak bisa berhenti menangis saat mendapat kabar bahwa kedua anaknya sedang berada di rumah sakit. Bahkan beberapa detik setelah tiba, Mami Laras sampai jatuh pingsan. Tak kuasa mendengar kabar buruk itu.

Suara lirih menyentak semua orang yang berada di ruangan. Perlahan, kelopak mata itu terbuka. Menampakkan iris hitam legam yang bisa menghanyutkan seseorang.

"Laras? Kamu sadar, Nak? Ada yang sakit?"

"Abang mana, Mi?" tanya Laras pertama kali.

"Kamu istirahat dulu, ya? Pulihin tenaga sama kondisi--"

"Abang di mana, Mi?!"

"Laras ...."

Laras menyibak selimut. Dirinya hendak bangkit, tapi merasa sakit di bagian perutnya. Sontak Laras menunduk. Perutnya tak lagi buncit. Bahkan perutnya kini seperti saat ia belum mengandung. Namun, Laras tak mau memusingkan hal itu terlebih dahulu. Baginya saat ini mengetahui kondisi Nathan jauh lebih penting.

"Kamu harus istirahat, Laras. Kamu baru saja melakukan operasi. Kamu butuh waktu untuk pemulihan kondisi kamu." Kali ini giliran papinya yang menegur.

"Aku gak peduli, Pi. Di mana suami aku?"

"Ras, kamu gak mau lihat anak kamu? Dia lucu banget, Sayang. Mirip banget sama kamu pas waktu kamu masih bayi juga."

"Persetan! Aku cuma tanya di mana Nathan?! Kenapa gak ada satu pun dari kalian yang jawab, hah?!"

Semua orang dibuat bungkam. Pertanyaan itu terdengar mudah, tapi terasa sulit untuk dijawab.

"Abang?" Laras mulai memanggil. Kakinya yang lemah mulai menyusuri lorong rumah sakit. Sekelebat ingatan menghantam kepalanya, tapi Laras meyakinkan dirinya sendiri bahwa itu semua hanya bagian dari mimpi buruknya. Nathan tidak mungkin benar-benar pergi. Ya, Nathan tidak akan sekejam itu meninggalkan anak dan istrinya.

"Abang? Kamu di mana?"

"Laras?"

Laras mengusap air matanya cepat. Pandangannya sedikit buram karena terhalang cairan bening itu.

"Alex, kamu tahu di mana suami aku?"

Selang sepersekian detik, wajah Alex berubah pucat. Lidahnya mendadak kelu.

"Kenapa diam? Kamu gak mau jawab juga? Kalian semua sebenarnya kenapa, sih?! Aku cuma tanya di mana suami aku. Apa sebegitu sulit sampai gak ada satu pun jawaban yang bisa bawa aku ke suami aku sendiri?"

"Ayo, aku antar," jawab Alex akhirnya. Alex membantu menuntun Laras berjalan karena kondisinya yang masih lemah pasca melahirkan.

Mereka berdua melewati satu demi satu ruangan. Sampai tiba di ujung ruangan, Alex menghentikan langkah kakinya.

The Devil's Angel [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang