TDA - Tiga Puluh Tujuh

1.5K 148 118
                                    

This part is dedicated to uususiati who always spams of comment and giving positive vibes for the part before❤

Happy reading :)

😈😈😈

Waktu sudah menunjukkan pukul enam pagi saat Laras kembali masuk ke dalam kamar. Kakinya berjalan ke arah jendela kaca lalu membuka horden supaya nanti cahaya matahari pagi bisa langsung membias di kamarnya.

Rencananya pagi ini Laras akan maraton. Bukan maraton yang semacam lari-larian, tapi Laras hanya ingin menikmati sejuknya udara pagi serta berjalan-jalan di sekitar perkomplekan.

"Abang?" panggilnya kepada Nathan yang masih lelap. "Aku mau jalan-jalan pagi dulu, ya?"

"Hm."

Tidak perlu bertanya dua kali, Laras segera menyambar long cardigan yang berbahan rajut. Meski jarum jam sudah bertengger di angka enam, tapi kabut dari embun pagi masih membuat hawa dingin yang terasa menusuk kulit. Setelah mengambil ponsel, Laras akhirnya beranjak keluar dan menikmati hembusan angin pagi.

Beberapa pedagang sayur terlihat berhenti di salah satu pagar rumah tetangga. Ada lebih dari tiga ibu-ibu yang terlihat asyik memilih sayuran untuk diolah menjadi menu sarapan. Tak terkecuali asisten rumah tangganya yang baru. Wanita itu juga tampak asik membeli beberapa sayuran sambil sesekali bergosip dengan yang lain.

Laras menyusuri jalanan yang masih sepi dari kendaraan. Perutnya yang sudah membuncit sesekali dielus dengan lembut. Meskipun sempat dinyatakan harus bedrest selama beberapa waktu, Laras tahu bahwa ibu hamil harus banyak bergerak dan melakukan aktivitas asalkan aktivitas itu tidak terlalu berat. Berdiam diri terus tentu tidak akan baik untuk perkembangan si jabang bayi. Lebih-lebih jika ingin proses normal saat melahirkan. Biasanya ada kiat-kiat tertentu yang harus dijalani dan tentu itu bukan dengan berdiam diri seharian tanpa melakukan kegiatan apa pun.

Pandangan Laras menyusuri jalan. Sampai pada satu titik Laras mengumpat kecil ketika tanpa sengaja melihat keberadaan Darma. Cepat-cepat Laras memutar tubuh sebelum satu dari barisan para mantannya itu melihat. Lagipula apa yang sedang dilakukan Darma di lingkungan ini? Apakah lelaki itu tinggal di komplek ini juga?

"Aku kira tadi aku salah ngenalin orang, ternyata emang benar kamu."

Bahu Laras melemas saat tahu-tahu Darma sudah berjalan menjejeri langkahnya. Sia-sia ia membalikkan badan jika sudah ketahuan begini.

"Hai," sapa Laras canggung. "Abis jogging?"

"Stretching doang. Kamu ... " pandangan Darma turun ke arah perut Laras, "lagi hamil."

"Kamu tinggal di daerah sini?" tanya Laras mengalihkan topik. Entah kenapa membahas kehamilannya dengan mantan terasa sangat mengganggu.

"Enggak, gue cuma lagi pengen mampir di rumah saudara."

Laras menjawab singkat dengan kata 'oh' saja. Ia harus segera mengakhiri pertemuan tidak sengaja ini.

"Aku duluan, ya, Darma? Mau nyiapin sarapan buat suami aku. Takutnya nanti dia bangun dan aku belum pulang. Bye."

Darma, lelaki itu mengangguk sembari tersenyum. Memperhatikan Laras yang berjalan semakin menjauhinya.

😈😈😈

😈😈😈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Devil's Angel [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang