TDA - Empat Puluh Tiga

1.5K 154 23
                                    

Happy reading :)

😈😈😈

"Papi!"

Teriakan itu menyambut kedatangan sosok lelaki yang sudah berhasil lepas dari jeratan kasus korupsi yang membelitnya. Laras melangkah cepat menyambut sang papi yang teramat sangat dirindukannya.

"Papi kurusan," celetuk Laras. "Papi baik-baik aja, 'kan?"

"Papi baik-baik aja."

"Ayo kita makan, Pi. Laras udah siapin menu favorit Papi."

Papinya tersenyum seraya berjalan menuju ke meja makan. Benar saja, di atas meja makan sudah penuh dengan segala macam makanan favorit lelaki paruh baya itu.

"Papi makan yang banyak. Pasti selama Papi di sel, makanannya gak enak-enak," ujar Laras saat melihat maminya mengambilkan nasi beserta lauk dan sayur untuk suaminya.

Papinya tersenyum. Sedari tadi bola mata lelaki itu bergerak liar menelusuri setiap sudut yang bisa dijangkau melalui ekor mata, tapi tetap saja ia tidak menemukan apa yang dicarinya.

"Suami kamu mana, Ras?" tanyanya pada akhirnya.

Laras berdehem saat nyaris tersedak ketika mendengar pertanyaan itu. Laras menatap mami dan papinya secara bergantian.

"Ngobrolnya nanti lagi. Sekarang Mas makan dulu. Cobain masakan Laras."

Desahan samar lolos dari hidung Laras. Tangannya yang sedang memegang garpu mendadak gemetar sampai Laras harus menekan tangan tersebut dengan tangan yang satunya.

Meski nafsu makannya sudah raib, Laras memaksakan diri untuk menghabiskan makanan yang ada di piringnya. Sampai pada akhirnya makan malam itu selesai dan mereka berpindah ke ruang keluarga untuk melanjutkan obrolan. Laras tahu bahwa cepat atau lambat pasti hal ini tidak bisa terus-menerus ia hindari, jadi ketika papinya kembali bertanya tentang suaminya, Laras harus segera memberi penjelasan.

"Laras udah buat keputusan untuk pisah sama Nathan, Pi."

"Kalian ada masalah?"

Ya. Terlalu banyak masalah, tapi Laras bingung harus bagaimana menjelaskan kepada papi dan maminya.

"Laras, pernikahan kalian belum genap setahun, apa kamu yakin mau cerai? Gimana nanti nasib anak kalian kalau kedua orang tuanya pisah?"

"Udah, ya, Pi. Laras capek. Tolong hargai keputusan Laras buat cerai sama Nathan. Mungkin kita emang nggak berjodoh."

Papi Laras menghembuskan napas panjang. "Sepertinya keputusan kamu udah bulat. Papi juga gak bisa maksa kalau itu memang keinginan kamu. Dulu, waktu pertama kali Nathan datang dan bilang kalau dia udah hamilin kamu terus mau nikahin kamu, saat itu Papi marah sekaligus sedih. Papi marah karena dia udah ngerusak anak yang Papi rawat dan jaga dari kecil.

"Satu sisi Papi juga sedih karena itu artinya Papi harus melepaskan kamu ke tangan orang lain. Papi belum siap kehilangan kamu dan kamu pergi dari rumah ini, Ras. Kamu satu-satunya titipan Tuhan yang diamanahkan kepada Papi dan Mami, tapi Papi juga sadar kalau cepat atau lambat pasti nanti kamu akan menikah."

Laras dan maminya hanya diam mendengar ucapan sosok kepala keluarga mereka.

"Papi pikir, Nathan itu kayak kebanyakan lelaki di luaran sana yang menghamili gadis di luar nikah. Tapi akhir-akhir ini Papi sadar kalau semua itu salah. Dia orang baik. Dia bertanggung jawab. Contohnya ya ini, sekarang Papi udah bisa kumpul bareng kalian lagi. Nathan udah jeblosin koruptor yang sebenarnya ke penjara."

😈😈😈

Denting suara notifikasi membuat Laras menyambar ponselnya yang terletak di atas nakas. Sebuah pesan baru dari Ocha yang mengabari soal acara akikah si kembar yang sempat tertunda beberapa waktu lalu.

The Devil's Angel [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang