TDA - Lima Puluh

1.7K 164 116
                                    

Happy reading :)

😈😈😈

"Kenapa, Laras? Kaget?"

Saking kagetnya, bahkan Laras lupa untuk berkedip.

"Ya, ini aku. Darma. Cowok yang udah kamu buang gitu aja, demi apa? Demi laki-laki pengecut yang sekarang jadi suami kamu itu!"

Darma mengitari kursi yang dijadikan tempat mengikat Laras. Jarinya menyentuh helai-helai rambut Laras dan sesekali membauinya. Sementara di sisi lain ada Kinara yang kini sudah berubah menjadi penonton.

"Karma itu ada dan nyata, Ras. Kamu tahu, kamu adalah cewek paling egois di muka bumi ini."

"Da--Darma," ujar Laras dengan suara gemetar. Suara Darma yang berbicara tepat di samping telinganya membuat Laras ketakutan. Darma yang ini tidak seperti Darma yang dulu ia kenal.

"Ya, Honey?"

"Kenapa kamu lakuin ini?"

"Kenapa?" ulang Darma. "Karena aku ingin kamu merasakan sakit yang udah aku rasakan, Laras." Jeda sesaat, sebelum Darma kembali berucap, "Oh! Dan tentu aja karena Nathan."

"Apa maksud kamu?"

"Hm, jadi dia belum cerita ke kamu?" tanya Darma. "Suami kamu itu pembunuh. Dia iblis."

Laras tahu jika Nathan adalah seorang iblis, tapi pembunuh? Bukankah Nathan hanya membunuh jika mendesak? Seperti menembak buron yang melarikan diri saat proses penangkapan, bukan?

"Dia yang udah bunuh Ayah aku. Darah dibalas darah, maka nyawa harus dibalas nyawa juga. Bukan begitu, Babe?"

Jemari yang membelai pipinya itu membuat Laras merinding.

"Jadi, kalau dia bunuh Ayah aku, maka aku juga bisa balas dengan bunuh Ayah dia."

Laras syok. Jadi, kematian ayah Nathan bukan karena kecelakaan? Bukankah Ocha pernah mengatakan bahwa kematian ayahnya karena sebuah kecelakaan mobil? Di sisi lain, Laras juga tidak menyangka bahwa Darma--mantan pacarnya, adalah orang yang sama dengan Sena. Itu artinya Laras dulu menjalin hubungan dengan sepupu Nathan. Astaga!

"Harusnya udah impas, 'kan? Kalian sama-sama kehilangan ayah kalian. Terus apa lagi yang kamu mau?"

"Kehancuran Nathan. Dan semua itu ada di diri kamu, Laras, karena kamu adalah kelemahan seorang Nathaniel."

Seringai terbit di wajah Darma saat melihat Laras mulai meringis. Sepertinya obat itu sudah mulai bekerja.

"Asssh, sakit ...."

"Apanya yang sakit, Sweetheart?"

"Perut aku. Perut aku sakit banget," rintih Laras menekan perutnya.

"Ucapkan selamat tinggal kepada calon anak kalian."

Seketika jantung Laras mencelos. Air matanya jatuh berderai begitu saja bak tanggul yang jebol. Jangan. Tolong, jangan anaknya. Jika ada yang harus dikorbankan, biar dirinya saja. Jangan anaknya. Laras tidak mau melihat Nathan merasakan sakitnya kehilangan untuk yang kesekian kali. Terlebih ini adalah anaknya. Darah daging lelaki itu sendiri.

"Darma, tolong ...."

"Dalam mimpimu."

"To--tolong ...."

"Kinara," panggil Darma. "Sudah saatnya."

Yang dipanggil mengangguk. Berpindah menjadi berdiri dengan jarak beberapa meter di depan sosok yang tengah merunduk menahan sakit. Jemari lentiknya mengambil satu buah pistol. Mengacungkan tepat ke arah jantung Laras.

The Devil's Angel [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang