30 - Selebrasi

22 2 0
                                    

Malam ini mereka memulai perayaannya. Mereka berkendara beriringan dengan kendaraan masing-masing bagaikan konvoi. Para pengurus OSIS itu membelah jalanan malam kota dengan sukacita. Mobil dan motor mereka beriringan menuju ke titik kumpul untuk acara makan-makan sederhana yang telah mereka sepakati.

Seperti permintaan Rafa tadi, Lala akhirnya ikut juga dalam selebrasi itu. Ia berangkat satu mobil dengan Rafa.

"Aku seneng kamu jadi ikut, La."

"Ini bukan karena permintaan kakak. Aku cuma mikir rasanya gak enak aja sama yang lain kalo aku gak ikutan."

"Okelah, terserah deh mau karena apa alasannya, yang jelas aku seneng banget bisa jalan-jalan sama kamu sekarang."

"Ehm, ini masih jauh ya kak?"

"Gak kok. Bentar lagi nyampe. Udah deket. Kenapa? Kamu udah laper, sayang?"

"Bukan. Cuma gak pengin aja kalo harus lama-lama berdua doang sama kak Rafa."

"Astaga! Kenapa La? Apa aku ini se-mengerikan itu ya? Oh, atau karena kamu takut makin salting di depan aku, ya kan? Hm, cieee Lala!"

"Idihhh apa sih kak? Gak jelas banget deh."

"Makanya buruan dibikin jelas dong! Aku juga udah lelah nunggunya, La."

"Tau ah kak."

Mereka pun sampai di tempat tujuan. Semuanya bahu-membahu menyiapkan tempat mereka, dari mulai menggelar tikar, membagikan kotak-kotak berisi makanan yang telah mereka pesan sebelumnya, suasana taman kota yang masih cukup ramai malam ini sama sekali tak membuat kesenangan mereka terganggu.

Di tengah acara makan-makan, canda tawa mereka bersahutan. Memang bagi mereka tak penting di mana tempatnya, apa kegiatannya, selama ada kebersamaan itu cukup.

Rafa masih saja mencari kesempatan melancarkan modusnya. Meski awalnya Lala sudah berusaha mencari tempat duduk sejauh mungkin dari Rafa, itu tak ada gunanya. Rafa terus saja mengikutinya dan tak mau jauh-jauh.

"Hai, Lala."

"Kok kakak pindah ke sini?"

"Karena kamu ada di sini. Emangnya kenapa? Gak boleh ya?"

"Kalo aku bilang gak boleh, terus kakak mau pindah ke tempat lain gitu?"

"Hmm, kayaknya gak juga sih, hehe. Udah deh, gapapa ya aku di sini juga. Aku suka deket-deket kamu."

Lala yang jengah dengan kelakuan Rafa hanya bisa mengembuskan napas panjang.

"Ehem.. Ehem, Pak Ketos PDKT mulu, kapan jadiannya?" sindir salah satu anak.

"La, kamu denger gak? Kita ditanyain tuh. Jadi enaknya kapan?" tanya Rafa pada Lala.

Lala memilih tak menjawab, ia hanya mengedikkan bahunya sambil tetap fokus dengan makanannya.

"Pak Rafa mau ada sambutan gak nih?" tanya Zain.

"Hah? Gue mesti ngomong apa lagi? Kalo lo aja gimana? Kan lo belum pernah sharing kesan pesan selama jadi wakil gue, nanganin berbagai event."

"Ya lo dulu lah, Raf. Gue mah ntar aja."

"Ah lo mah, masa' gue mulu yang ngomong."

"Yee kan elo pemimpinnya, Bapak."

Akhirnya Rafa kembali menyampaikan beberapa patah kata di depan seluruh pengurus. Sambutan Rafa tidak terlalu lama karena ia rasa sebelumnya ia sudah banyak bicara.

Sebelum Rafa beranjak kembali ke tempat duduknya, tiba-tiba tercetus ide jahil dari salah satu anak.

"Raf, kasih persembahan buat kita-kita dong! Buat hiburan gitu. Kayak waktu lo di panggung tadi. Nih, gue ada gitar. Mumpung ada Lala juga kan? Kalian nyanyi lagi berdua kayak tadi, biar uwu."

OSIS, I'M IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang