10 - Bukan Perusak Hubungan Orang

49 3 0
                                    

Lala bergegas untuk berangkat ke tempat rapat yang telah diberitahukan Rafa lewat grup chat pengurus OSIS. Ketika ia akan keluar rumah dan mulai membuka pintu, ia terkejut karena kini ada seseorang yang berdiri di hadapannya.

"Pagi Lala!"

"Kak Rafa? Ehm kakak."

"Maaf, aku ngagetin kamu ya? Baru aja aku mau ketuk pintu dan pencet bel rumah kamu, eh malah kamunya udah keluar."

"Iya gapapa kok kak. Tapi kak Rafa--"

"Kamu udah baca chat aku semalem kan? Kan aku udah bilang mau jemput kamu, biar kita bisa bareng aja ke tempat rapat. Ya udah ayo! Kita berangkat sekarang!"

"Ahh iya kak."

Di mobil Rafa, mereka pun sempat mengobrol sebentar.

"Harusnya kak Rafa gak perlu jemput aku."

"Emang kenapa La? Apa ada yang keberatan kalo aku jemput kamu?"

"Hah? Gak. Gak ada kok kak."

"Pacar kamu mungkin??"

"Apa sih kak, orang aku belum punya pacar kok."

"Belum bisa move on dari Zain ya?"

"..."

"Maaf ya La, aku gak bermaksud bikin kamu--"

"Ee gapapa kok kak. Oh ya kak, tempat rapatnya sebenernya di mana sih?" Lala mencoba mengalihkan pembicaraan mereka.

"Loh kan udah aku share di grup La."

"Iya, maksud aku, aku kurang tau itu tempatnya di mana."

"Ohh. Itu deket kok dari sini. Hmm, berarti untung banget dong aku jemput kamu sekarang? Kalo aku gak jemput, kamu bisa nyasar pasti."

"Ihh ya gak lah kak. Kalo aku naik taksi atau angkutan umum lain pasti kan supirnya tau itu tempatnya di mana."

"Yah jadi gak guna dong aku jemput kamu gini!"

"Kak Rafa kok ngomong gitu? Ada gunanya kok kak. Aku jadi ngirit ongkos."

"Kamu nih ada-ada aja." Rafa tertawa kecil.

Mereka sampai ke tempat rapat lebih awal dari yang lain. Di sana masih sepi, hanya ada mereka berdua.

"Kayaknya kita kepagian datengnya ya kak?"

"Hmm, sebenernya gak juga sih. Ini cuma 5 menit lebih awal dari jam yang udah aku tentuin. Kebetulan aja tadi jalanan gak macet. Kita tunggu aja yang lain. Biasa lah La, ntar juga molor lagi, kayak rapat-rapat biasanya."

"Hehe, iya deh kak. Mungkin lagi pada siap-siap, ini kan hari libur, pada gak biasa bangun pagi kali kak."

"Iya juga sih. Ehm, maaf ya La, aku jadi ngerasa gak enak sama kamu dan temen-temen yang lain karena ngajakin rapat libur-libur gini. Jadi ganggu liburan kalian deh. Abisnya event-nya udah deket jadi mau gak mau harus rapat dari sekarang."

"Gapapa sih kak. Kalo aku pribadi sih gak keberatan sama sekali. Abisnya di rumah aku juga bosen sendirian jadi lebih mending kalo ada kegiatan kayak gini. Tapi gak tau kalo yang lain, hehe."

"Ya udah deh, gapapa lah molor-molor dikit, yang penting ntar tetep jadi rapatnya. Hmm, kita duduk di sana aja yuk!"

"Iya kak."

Rafa dan Lala duduk berdua di dalam ruangan yang telah dipesan oleh Rafa.

"Menurut kamu tempatnya enak gak? Aku gak salah milih tempat buat rapat kan?"

"Gak kok kak. Menurut aku tempatnya cukup nyaman."

"Ya bagus deh kalo gitu."

"Ehm kak, aku. Aku boleh tanya sesuatu gak kak?"

"Boleh lah, kamu mau tanya apa?"

"Ee nanti kak Amel juga ikut rapat kan?"

"Iya lah. Amel kan juga pengurus OSIS. Emang kenapa La?"

"Gapapa kak. Maksud aku, kalo kak Amel tau kak Rafa berangkat bareng ke sini sama aku, pasti ntar kak Amel bakal--"

"Kenapa La?"

"Seharusnya kan kakak bisa berangkat bareng kak Amel, bukan bareng aku."

"Gapapa kali La. Lagian Amel udah ada yang anter."

"Tapi kak--"

"Lala. Kalo Amel ntar marah sama kamu atau ngomong macem-macem ke kamu, kamu bilang aja sama aku ya."

Lala hanya mengangguk.

Setelah semua anggota datang, Rafa langsung memulai membuka rapatnya. Selama rapat pun, Rafa lebih sering memperhatikan Lala dan mengajak Lala bicara untuk bertanya pendapatnya. Amel yang melihat itu makin merasa tak suka. Suasana itu seketika membuat hatinya begitu panas.

•••

Saat itu jam istirahat, Lala yang sedang duduk sendiri di kantin sambil menikmati milkshake-nya di tengah cuaca panas mendadak terkejut karena Amel mengajaknya bicara.

"Kak Amel."

"La, kita bisa ngomong berdua bentar kan?"

"Eh iya kak, ya udah kakak mau ngomong apa?"

"Gak di sini juga. Kamu ikut aku sekarang!"

Lala mengikuti langkah Amel yang mengarahkannya ke dekat gudang sekolah.

"Oke, kita ngomong di sini."

"Ada apa kak?"

"Kamu masih belaga sok polos!"

"Maksud kakak?"

"Jadi kamu masih tanya maksud aku apa? Kamu tuh naif banget ya. Ini soal Rafa."

"Kak Amel, jangan salah paham kak! Aku sama kak Rafa gak ada apa-apa kok."

"Iya sekarang gak ada, tapi gak tau nanti kan?"

"Kak. Itu--"

"Apa? Selama ini kamu terus nempel sama Rafa, kamu terus deketin dia. Padahal kamu tau Rafa itu pacar aku."

"Aku gak pernah deketin kak Rafa, kak!"

"Terus kamu mau bilang kalo Rafa yang deketin kamu gitu? Ke-PD-an banget sih jadi cewek!!"

"Gak gitu kak."

"Eh, denger ya La, kalo kamu masih punya harga diri seharusnya kamu jauhin Rafa karena dia dah punya pacar. Kamu gak mau kan dicap sebagai perusak hubungan orang?"

"..."

"Ini peringatan pertama buat kamu ya! Kalo kamu bisa mikir dan masih punya hati, seharusnya aku gak perlu kasih peringatan selanjutnya kan? Please, jauhin Rafa! Jangan ganggu hubungan aku sama dia!"

OSIS, I'M IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang