3 - Dimanfaatkan

77 3 0
                                    

"Amel tolong panggilin Lala ya!" suruh Rafa pada Amel.

"Iya, tapi kamu jangan kasar-kasar ya sama dia!"

Akhirnya Lala menghadap pada sang ketua OSIS itu.

"Iya kak Rafa."

"Kamu tuh niat gak sih jadi pengurus OSIS? Dikit-dikit ngilang, gak ikut rapat, kinerja menurun!!"

"Maaf ya kak. Aku--aku janji gak akan kayak gitu lagi."

"Kamu pegang omongan kamu!"

"Raf, udah dong jangan kasar gitu sama cewek!" potong Zain.

"Zain-Zain, jangan mentang-mentang lo ada rasa sama dia terus lo jadi ngesampingin peraturan." balas Rafa dengan murkanya.

Lala berusaha memperbaiki kinerjanya di OSIS sekolah itu. Namun ia tetap merasa terganggu melihat kebersamaan Rafa dan Amel.

***

Pada saat ada perayaan keberhasilan salah satu program OSIS, Lala tidak bisa menghadirinya karena ia sedang sakit. Zain sebagai lelaki yang punya perasaan lebih pada Lala itu memutuskan untuk tidak ikut acara perayaan juga justru ia lebih memilih menjenguk Lala di rumahnya.

"Lala."

"Kak Zain, ngapain kakak ada di sini?"

"Aku khawatir sama kamu. Kamu kenapa sih? Sakit apa? Udah ke dokter?"

"Ya ampun kak. Aku gapapa. Makasih kak udah mau jenguk aku."

"Masih mikirin Rafa? Mau sampe kapan? Udah deh lupain dia!! Kamu cuma bakal tambah sakit aja. Aku ngerti emang sulit. Tapi kamu coba aja, pasti bisa kok. Get move on!"

Lala terpikirkan perkataan Zain. Pasti ada cara yang bisa digunakan Lala agar bisa secepatnya melupakan Rafa. Lala tertarik untuk memakai Zain. Ia pikir kalau ia bisa pacaran dengan Zain lambat laun pasti Rafa akan hilang dari benaknya. Sempat terbesit di pikirannya, betapa baik dan sayangnya Zain padanya selama ini. Ia tak tega jika harus memanfaatkan Zain dan hal itu pasti akan sangat menyakiti perasaan Zain.

Namun, akhirnya keputusannya sudah bulat. Tak ada cara lain di pikirannya selain ide untuk menggunakan Zain itu. Meski merasa bersalah, Lala tetap mencoba mencari hikmahnya dan berpikiran positif, siapa tahu suatu saat ia bisa benar-benar mencintai Zain.

"Ada apa La?"

"Kak Zain, aku boleh minta sesuatu?"

"Minta apa? Bilang aja!"

"Maafin aku karena selama ini aku gak nganggep kebaikan kakak. Justru aku terlalu sering nyakitin kakak karena gak pernah dengerin perkataan kakak. Aku emang jahat. Tapi aku sadar cuma kak Zain yang tulus sayang sama aku. Jadi, apa kak Zain masih mau nawarin aku jadi pacar kakak?"

"Lala kamu serius? Aku--iya La. Sampe kapan pun juga hati aku selalu terbuka buat kamu. I love you Lala. Makasih yaa."

"Jadi sekarang aku jadian sama kak Zain kan?"

"Iya sayang, sekarang kamu pacar aku."

Sekarang Lala resmi pacaran dengan Zain. Zain merasa senang karena akhirnya keinginannya selama ini untuk mendapatkan cinta Lala bisa tercapai. Zain menunjukkan lebih banyak perhatiannya pada Lala.

Hubungan Lala dan Zain sudah berjalan hampir dua bulan. Namun hingga saat ini, Lala ternyata belum bisa mencintai Zain sepenuhnya. Justru ia sama sekali belum bisa melupakan rasa cintanya pada Rafa. Lala bingung harus dengan cara apa lagi agar Rafa Aditya bisa segera lenyap dari hati dan pikirannya.

OSIS, I'M IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang