"Sayang, sebelum pulang, gimana kalo kita jalan-jalan dulu?"
"Gak ah, males. Aku mau langsung balik aja."
"Lala, kok gitu sih? Kamu masih ngambek sama aku gara-gara perkara Zain tadi? Sayang, tadi kan aku udah minta maaf sama Zain. Dia juga selow aja kok. Gak ada kesalahpahaman di antara kami. Terus sekarang masalahnya apa?"
"Ya ampun, kak Rafa. Aku juga udah gak permasalahin itu kok."
"Ya terus kenapa? Kok gak mau jalan sama aku?"
"Aku lagi mager aja, kak."
"Ayolah, sayang. Jangan mager-mager dulu lah. Ini kencan pertama kita setelah kita jadian, kan?"
"Kencan?"
"Ya."
"Emang kakak mau ajak aku ke mana sih?"
"Ke mana aja. Asalkan berdua sama kamu, itu udah buat aku amat bahagia."
Lala akhirnya menurut, ia mengikuti keinginan Rafa untuk kencan mereka hari ini. Rafa menghentikan mobilnya di dekat sebuah pantai.
"Kak, kita ke sini?"
"Sore-sore gini kayaknya enak jalan-jalan di pasir pantai berdua sama kamu. Yuk!"
Rafa menggandeng tangan Lala. Mereka berjalan santai beriringan di sepanjang pasir pantai. Sesekali Rafa mengabadikan kebersamaan mereka dalam potret kamera. Senyuman terpancar pada wajah pasangan muda-mudi itu.
Ada yang bilang masa remaja adalah masa yang paling indah. Masa di mana seseorang belum bisa dikatakan dewasa, tetapi juga sudah bukan lagi anak-anak. Pencarian jati diri, persahabatan sejati, dan bunga-bunga asmara kisah kasih di sekolah. Hal ini pun yang dirasakan Lala dan Rafa.
"Habis ini kita ke mana lagi, sayang? Ada saran?"
"Gak tau kak, aku gak kepikiran apa pun. Terserah kak Rafa aja. Tapi pulangnya jangan terlalu malem ya, kak. Aku masih ada banyak PR."
"Oke deh, sayang. Habis kita liat sunset nanti, kita makan malem bentar. Lalu aku anter kamu pulang."
Rafa tak ingin melewatkan kesempatannya. Ia begitu banyak bicara dan bercanda. Membahas banyak hal dengan Lala. Di tengah tawa mereka, Rafa pun melakukan aksi jahilnya. Ketika mereka berdiri di dekat air pantai, Rafa justru mulai mencipratkan air ke wajah Lala. Lala pun tak ragu tuk membalas. Ia mencipratkan air ke Rafa lebih cepat hingga seragam Rafa basah. Perang cipratan air terus berlangsung. Hal ini justru makin mendekatkan mereka berdua.
"Ih sayang, kamu curang. Kamu cipratin sebanyak ini, aku gak setega itu loh ke kamu. Nih liat, seragam aku basah semua loh."
"Biarin. Kakak duluan yang mulai tadi, salah sendiri. Hahaha."
"Awas ya kamu!"
"Eh eh, ampun kak. Jangan, please jangan! Aku gak mau basah juga. Kak Rafa, stop."
Mereka terus berkejaran. Suasana pantai tidak terlalu ramai. Namun, kelakuan Lala dan Rafa cukup menyita perhatian beberapa pengunjung pantai di sana. Rafa terus mengejar Lala hingga Lala pun menyerah.
"Nah, kena kan kamu sekarang!" Rafa berhasil meraih tubuh Lala.
"Oke maaf kak. Aku gak bisa lari lagi," gumam Lala dengan napas masih terengah-engah.
"Ya kalo gitu jangan lari lagi. Kamu gak perlu lari dari aku, sayang."
Mereka berdiri berhadapan dalam jarak begitu dekat. Rafa mengusap wajah Lala yang basah karena cipratannya. Sedangkan yang kini diusap wajahnya justru mulai salah tingkah. Lala sibuk menetralkan detak jantungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OSIS, I'M IN LOVE
Novela Juvenil[ SUDAH TERBIT ] Ketika organisasi menjadi awal kisah cinta para remaja SMA. *** Terjadi kisah percintaan yang rumit di OSIS SMA Pertiwi. Mila Angela yang kerap disapa Lala menyukai si ketua OSIS yang sekaligus seniornya--Rafa Aditya sejak pertama k...