Aku mengangguk setuju atas permintaan Bagas yang di sambut senyum mengembang darinya. Dengan tergesa, Bagas menghabiskan makanan miliknya seolah berada dalam injury time. Saking semangatnya, Bagas sampai tersedak. Aku tak kuasa untuk menahan tawaku.
Bagas mengambil minuman milikku yang berada dalam jangkauannya kemudian meneguknya.
"Itu punyaku, Gas." Protesku padanya.
"Bagi dikit, Ra. Kamu makin tua masa jadi pelit."
"Heh! Bukan pelit ya, tapi aku gak mau satu sedotan sama kamu."
"Kenapa? Kamu kan tahu, aku gak punya penyakit menular. Lagian, dulu kita sering sat——"
"Itu kan dulu!"
Baca selengkapnya di aplikasi KBM App. Klik link dibawah :
https://kbmapp.com/book/read/810a237d-2879-b711-1c19-cd109ebf19fa/fe1510b5-3fe2-acfb-f24a-a50414354757?af=b8c0cede-55ed-f077-0193-baa76010bd1d
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Remember?
RomanceKalau ada yang bilang, pertemanan dua orang yang berbeda jenis kelamin tanpa ada "rasa" sedikitpun diantara mereka, itu bohong. Contohnya, aku. Arabella Putri, yang masih terjebak dengan perasaan masa lalu. Dan dia, lelaki berwajah menggemaskan itu...