kembali kesekolah

2.1K 65 0
                                    

Hay guys jangan lupa vote dan komen
.
.
.
.
.
.
.

Happy reading............................
.
.
.
.
.
.
.
.
Hari ini adalah hari pertama Lea akan bersekolah kembali. Lea akan naik kelas 11 semester 2, dikelas yang tetap. Dan yang membuatnya kesal adalah satu kelas dengan Frangky. Padahal niatnya ingin menjauh dari Frangky, tetapi nasib tak berpihak padanya.

Frangky juga akan ikut bersekolah setelah lama menganggur. Kini penampilannya telah diubah, rambutnya sudah dipotong rapi. Membuat Frangky seperti sedia kala. Frangky tak mau jauh-jauh dari Lea, apalagi dia senang bukan kepalang bahwa dia satu kelas dengan istrinya.

Dan baby Nita dijaga oleh Ratri. Dan setelah pulang sekolah Lea akan menjemput baby Nita.
.
.
.
.
.
.
.
.

Skip disekolah
Lea turun dari mobile miliknya yang diminta pada Richard sebelum masuk sekolah. Semua mata tertuju padanya,  mereka semua tidak mengenali bahwa dia adalah Lea.

Lea duduk di kursi paling belakang, dan diikuti Frangky disampingnya. "Ngapain sih Lo duduk disini" ketus Lea

Frangky tersenyum manis. " Aku mau deket kamu yang"

Lea memasang wajah muntah, dan ekspresi jijik. Frangky yang melihat itu tersenyum kecut, tapi dia tak pikir pusing. Yang harus dia lakukan adalah mengambil hati Lea kembali.

"Frangky" panggil seseorang.

Lea dan Frangky mengalihkan pandangannya ke arah orang yang memanggil Frangky. Dan itu adalah Brenda yang bergelut manja di lengan kekar Frangky.

Frangky yang risih menghempaskan tangan Brenda kasar. " Apaan sih Lo, jangan gatel jadi cewek".

Brenda menggeram marah atas ucapan Franky. Lalu matanya beralih kepada seseorang di belakang Frangky. Betapa terkejutnya dia yang dilihat adalah Lea.

Lea menatap Brenda tersenyum miring, lalu duduk kembali di kursinya.

Brenda mendekat kearah Lea. Banyak yang sudah berubah darinya. Kacamata,cara berpakaian, rambut yang di ombre, dan cara pandang yang dingin.

Brenda melipat tangannya di dada.  "Ooh, ini pengecut yang melarikan diri".

Lea menoleh ke Brenda, kini mereka berdua jadi bahan tontonan satu kelas. Bahkan sampai di luar kelas juga berdesak-desakan.

"Kayaknya sih Lo, gak punya malu ya. Lari dari masalah trus datang kayak gak terjadi apa-apa". Sambung Brenda lagi.

Lea hanya menatap Brenda, lalu dimiringkan kepalanya dan tersenyum smirk. Lea berdiri dari duduknya dan menghadap Brenda. Jarak mereka hanya sekitar 5cm, Brenda sebenarnya sudah merasa takut. Tetapi diabaikan, dia berpikir bahwa Lea tak akan berani melawannya.

Lea menyentuh beberapa helai rambut Brenda dan tertawa sinis. Brenda menepis tangan Lea kasar.

"Brenda, Brenda. Hal apa yang perlu gue takutin sih dari Lo". Tanya Lea

Seluruh murid disekitar mereka tercengang, Lea yang sekarang ini sangat berbeda dengan yang dulu. Bahkan Frangky tak bisa berkutik, hanya diam memperhatikan.

"Lo bilang gue pengecut? Terus Lo apa? Pecundang. Berani sama orang lemah , hadeehh orang kaya Lo memang lebih baik disebut pecundang deh lebih cocok" Lea tertawa jahat. Kali ini dia tidak akan diam lagi.

Brenda mengepalkan tangannya, bersiap menampar Lea.

Hap

Lea menangkap tangan Brenda, lalu melayangkan tangannya.

Plak

Bahkan Virna and the geng menutup mulut mereka. Saat Lea menampar Brenda.  Lika tadi mengajaknya,Karen melihat Lea merubah tampilannya. Awalnya Virna tak percaya, tetapi tetap dipaksa Lika. Dan sekarang Virna yakin 100 persen Lea benar-benar berubah.

"Lihat sendiri kan" ujar Lika tak kalah terkejutnya dari Virna.

Virna hanya terdiam tak membalas ucapan Lika. Dia hanya menatap Lea dan ketidakpercayaanya.

Frangky yang sedari tadi terdiam juga kaget. Dirinya berusaha melerai mereka berdua. " Sayang udah"

Brenda yang masih memegangi pipinya terkejut mendengar panggilan "sayang" Kepada Lea.

"Frangky kamu kenapa manggil dia sayang, pacar kamu kan aku". Teriak Brenda

Frangky menatap jijik Brenda. " Sejak kapan gue dan Lo itu punya hubungan?, Jadi jangan mimpi deh Lo".

Hahahahahahah

"Pede banget sih"

"Kak Brenda emang suka gitu, suka mengaklaim sendiri"

"Gak tau malu"

Berbagai bisikan murid-murid terdengar di telinganya. " DIAM LO SEMUA!".

Kriiiiiiiing...................................................


Bel pertama berbunyi  murid-murid yang tadinya berkumpul, bubar menuju kelas masing-masing.

"Selamat pagi anak-anak" sapa pak Broto.

Semua murid yang tadinya masih berdiri, kembali ke tempat duduk masing-masing.  Pak Broto dikenal guru yang disiplin waktu,jadi tidak heran jika dia datang awal.

"Brenda,kenapa masih disitu. Cepat duduk". Sambung pak Broto lagi.

Pak Broto melototkan matanya saat melihat seseorang yang tidak asing baginya. Lalu sedetik kemudian pak Broto menganga lebar. " Kamu Lea?" Tanya pak Broto

Lea menatap datar pak Broto dan mengangguk.

Pak Broto menggelengkan kepalanya tak percaya. " Anak-anak jelasin ke bapak siapa itu?".

"Lea pak" ujar murid serentak

Pak Broto mendekati Lea dan Brenda yang masih berdiri di samping Lea, dan Frangky di sebelah Brenda. Pak Broto menatap penampilan Lea dari atas hingga bawah, lalu menggelengkan kepalanya lagi. "Kamu kok jadi berubah gini?, Kamu di endrose?". Tanya pak Broto

"Yaelah pak, emang cantik harus di endrose dulu". Timpal Doni

"Ya mana saya tahu, saya kan kentang". Ucap pak Broto asal.

"Bapak udah sadar?? Kenapa gak dari kemarin pak" ujar Doni

Satu kelas tertawa keras, pak Broto mendelik kesal dan menatap tajam Doni. " Kurang ajar kamu".

"Brenda, Frangky kenapa kalian masih berdiri disini. Mau jadi manekin?". Timpal pak Broto.

"Sekarang kalian duduk, kita bahas pertemuan kemarin, dan untuk kamu Lea. Temui bapak nanti di kantor untuk bahas pelajaran kamu yang banyak tertinggal". Sambung pak Broto dan kembali ke depan kelas untuk menerangkan materi.

Frangky duduk disebelah kiri Brenda, setidaknya mencari perhatian Lea. Agar bisa memaafkannya.

"Lea ayo duduk" ucap Frangky

Lea mengabaikan ucapan Frangky.
Brenda menatap Lea yang juga menatapnya. " Lihat pembalasan gue"

Lea tersenyum " oke, kita lihat aja nanti".
.
.
.

.
.

.
.

.

















.
.
.
.





.




.
.
.



VOTMEN guysss


















See you

I'm Not The FirstTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang