apa aku mencintaimu

1.2K 43 0
                                    

Halo holaa semua kembali lagi dengan Ina. Semoga makin suka dengan cerita ini, maklum masih pemula.

Typo bertabur dimana-mana.

Vote

Coment

.
.
.
.
.
.
                       🌹🌹🌹🌹🌹

Lea duduk bersama Brenda di kantin, setelah membersihkan ruangan Frangky. Lea menuju kelas, karena tidak ingin telat ulangan matematika.

Brenda memperhatikan wajah Lea, yang memerah, luka dikepala, dan mata sembab. Brenda sempat bertanya kenapa luka di kepala-nya. Hanya saja Lea mengatakan terjatuh.
"Lea makan dong!".

Lea tersenyum simpul
"Iya aku makan kok".

"Kamu kenapa sih, kayak banyak pikiran?" Tanya Brenda. Memasukan bakso kemulutnya.

Lea menggeleng
"Gak ada apa-apa Brenda"

"Kalo ada apa-apa kasih tau aja, gak usah dipendam sendiri". Brenda mengenggam tangan Lea dan senyuman tulus. Lea membalas senyuman Brenda. Betapa beruntungnya dia mendapat sahabat seperti Brenda.

Lea dan Brenda melanjutkan makan mereka, hingga bunyi bel menandakan semua murid mengikuti pelajaran selanjutnya.

Tut Tut Tut
Ponsel Lea bergetar, ada pesan masuk dari Frangky.

Frangky: kemana Lo! Dalam dua puluh detik Lo gak datang juga. Ingat akibat yang bakal Lo terima dari gue!

Me: iya aku kesana, tunggu sebentar

"Brenda aku ketoilet ya udah kebelet nih"

"Mau gue temenin gak?" Tanya Brenda

"Gak usah, aku pergi dulu ya byee" Lea berlari secepat mungkin. Sampai menabrak siswa siswi yang berjalan di koridor.

"Ada apa sebenarnya dengan Lea" batin Brenda dalam hati.

Lea mengatur napasnya yang sengal- sengal, lalu membuka pintu ruangan Frangky. Terlihat Frangky dan teman-temannya sedang bolos.

"Maaf tadi aku telat" Lea menunduk tak berani menatap Frangky yang menatapnya dingin.

"Wah wah wah ada pembantu baru nih" ujar Arjuna menatap Lea rendah

"Target Lo ky, yang kesepuluh" ujar
Frans terkekeh.

Lea terdiam mencerna kata-kata Frans. " Target kesepuluh??" Apa maksudnya.

"Woi!!" Lea terkejut saat Frangky berteriak didekat telinganya.
"Sekarang Lo beliin gue dan temen-temen gue makanan!" Suruh Frangky.

"Duitnya" Lea tetap menunduk.

Frangky menatap kesal Lea, apa yang dia tatap dibawah. Apa dirinya kala tampan dengan lantai.
"Kalo bicara sama gue, tatap mata gue!" Frangky menarik dagu Lea, agar menatapnya. Lagi-lagi Frangky terpaku dengan mata cokelat milik Lea.

"Pake duit Lo sendiri!" Ketus melepas kasar tangan dari dagu Lea.

"Aku gak punya uang Frangky" Lea meremas roknya berusaha menahan rasa takutnya.

"Gue gak peduli!" Frangky menarik kasar lengan Lea, membawa keluar dari ruangan.

"Saakitt" rintih Lea merasakan sakit dilenganya.

I'm Not The FirstTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang