I'm Not The First

MERINDUKANMU

HAY JANGAN LUPA GUYS BUAT VOTE DAN KOMEN...................

.

.

.

.

di pagi hari kediaman Wijaya

Farrel bersiap dengan baju kantornya dan Derel yang akan berangkat sekolah, karena sebentar lagi mereka kan ujian. saat  ini mereka sedang sarapan pagi di meja makan , tetapi tiba-tiba mendengar suara benturan kaca dari kamar Frangky

PRANG 

PRANG

PRANG

Ratri, Farrel dan Derel menuju kamar Frangky ketika mendengar pecahan kaca. saat dibuka pintu kamar Frangky terkunci, Ratri gelisah dan takut jika Frangky melakukan hal di luar nalar. " Frangky buka pintunya!" teriak Farrel 

PRANG

PRANG

PRANG

" HIKS GAK MAU! GAK MAU!" Frangky berteriak keras sambil melempar barang-barang yang berada didekatnya.

"sayang buka pintunya, jangan lukain diri kamu sendiri. Frangky buka pintunya" Ratri berteriak mengetuk ngetuk pintu kamar Frangky.

"Frangky buka atau gue dobrak" ujar Derel. dia tak menyangka adiknya akan seperti ini, kepergian Lea membawa pengaruh besar buat Frangky. 

karena tidak ada sahutan Ratri memanggil bi asi untuk mengambil kunci cadangan. bi asi berlari mengambil kunci dan memberikannya kepada Ratri. " buka pintunya pah".

 Farrel membuka kunci kamar Frangky saat pintu terbuka, dilihat semua hancur berantakan. kamar yang dihias untuk anaknya telah hancur seketika, pecahan vas dan kaca dimana-mana, dan Frangky yang berlumuran darah dipergelangan tanganya" 

"pah, Frangky hiks" 

Farrel mengangkat tubuh Frangky yang tak sadarkan diri dan membawanya kerumah sakit terdekat. Derel mendampingi ratri yang tak kuasa menahan tangis. 

.

.

.

.

Rumah sakit Harapan

Farrel, Ratri dan Derel sedang meunggu dokter yang menangani Frangky keluar.sebab sudah 20 menit dokter juga belum keluar dari ruangan Frangky. Ratri hanya bisa menangis dia tak sanggup melihat Frangky yang seperti ini.  alhasil Farrel dan Derel tak jadi berangkat , karena kondisi Frangky. 

akhirnya dokter yang menangani Frangky keluar. Farrel dan Derel menanyakan bagaimana kondisi Frangky saat ini. 

" bagaimana kondisi anak saya dok?". tanya Farrel

"apa penyebab pasien bisa depresi seperti ini, apakah ada orang yang berpengaruh dalam hal ini?" tanya dokter tersebut

"anak saya ditinggal istrinya dok, sampai sekarang masih belum ditemukan" ucap Farrel

"apa tidak ada cara lain dok?" kini Derel bertanya.

"mungkin kalian harus menemukannya dengan istrinya, jika tidak dia bisa mengalami deperesi berat dan berujung ganguan kejiwaan. atau juga seseorang yang bisa membuatnya bangkit, saya permisi" 

Derel dan Farrel mengangguk, sekarang mereka tak tahu harus bagaimana. Lea saja belum ditemukan, apa yang harus mereka lakukan. terlebih lagi Ratri yang semakin jatuh mendengar ucapan dokter tersebut.