Sudah 2 jam lebih Frangky masih menangis di pelukan Lea. Saat ini mereka berdua sedang di kamar. Frangky tak melepaskan sedikit pun pelukannya. Takut Lea akan berubah pikiran.
Lea berusaha menenangkan Frangky, mengusap kepala dan mengecup kepala Frangky. "Udah ya, gak capek nangis terus hm?" Lea menghapus air mata Frangky.
Matanya sudah bengkak hidungnya memerah, karena terlalu lama menangis.
"Lepas dulu Frangky, aku mau kedapur dulu. Mau nyiapin makanan kamu, trs kamu minum obat" Lea berusaha melepaskan lingkaran di pinggangnya.
"Jangan hiks jangan Lea" Frangky semakin meraung-raung. Dieratkannya pelukannya.
"Kalo kamu gak mau lepasin tangan kamu, tau kan akibatnya" Lea tak punya cara lain selain mengancam.
Frangky langsung melepaskan pelukannya. "Maaf Lea hiks, jangan marah hiks maaf hiks. Jangan tinggalin aku " tubuh Frangky kembali bergetar hebat.
Lea buru-buru kedapur dan meninggalkan Frangky tanpa sepatah kata. Perlakuan Lea membuat Frangky takut, takut Lea akan marah padanya kembali.
Lea kembali lagi dengan membawa nampan berisi makanan juga kompresan kain putih berisi nasi panas.
Lea melihat Frangky menangis menggelengkan kepalanya. Lea membantu Frangky agar bersandar pada dinding tempat tidur. Diusapnya air mata Frangky dengan tisu juga hidungnya.
"Makan ya sayang" Lea mulai menyuapkan nasi beserta lauk pauk. Diterima baik oleh Frangky. Kepalanya tertunduk malu, karena panggilan sayang dari Lea.
"Jangan nunduk Frangky" ucap Lea lagi.
Frangky menenggakkan kepalanya dan menerima suapan dari Lea. Hingga nasi itu habis tak tersisa, Lea memberikan obat kepada Frangky. Sehabis minum obat, barulah Lea mengompres pipinya.
"Shh, panas "
"Sabar ya, tahan dulu" Lea meniup pipinya agar panasnya tak terlalu menusuk.
Frangky menatap wajah Lea yang fokus pada kegiatannya. Tak pernah terpikirkan olehnya bahwa Lea akan memaafkannya. Mengingat betapa kasarnya dia dulu, sekarang Tuhan mengirimkannya karma. Ia hancur dari segi fisik dan batin.
"Kenapa nangis lagi hm?" Lea mengusap air mata Frangky,lalu menatap nya dalam.
"Maafin aku hiks"
Lea meletakkan kain kompresan ketempat nya semula. membawa Frangky kedalam pelukannya dan mengusap kepalanya dan menepuk punggungnya.
"Sst, aku disini" Lea terus memberi ketenangan pada Frangky. Sampai terdengar dengkuran halus. Lea menyelimuti Frangky, dan turun kebawah untuk mengambil Nita.
Lea melihat Nita sedang bermain dengan Anum. "Bi, sini Nita-nya mau makan dulu"
BI Anum memberikan Nita kepada Lea. "bibi kedapur dulu ya non"
Lea mengangguk dan menuju sofa. Menyusui Nita yang lapar. Sambil bersenandung kecil.
Keesokan harinya
Farel dan Ratri sudah sampai dikediaman keluarga khatalea. Richard juga pulang malam tadi, agar ikut berkumpul bersama keluarga.
Semua duduk dimeja makan. Lengkap semua, tak ada yang tertinggal. Karena mereka akan membahas kelanjutan Frangky dan Lea.
Derel Lena, Rina Arjuna, Lina Riko, Lea Frangky, Farel Ratri dan Richard. (Anggap aja itu susunan mereka duduk).
"Papa dengar kamu sakit , Frangky" tanya Farel
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not The First
Teen FictionKhatalea Mecan Rendrasa sigadis lugu, saat dirinya dipertemukan dengan Frangky Lois Aditjaya. Frangky telah merebut makohta yang selama ini dijaga Lea. Lalu mereka dijodohkan akibat perbuatan Frangky. Akankah Lea bertahan, dengan segala sikap Frang...