[Bagian 51] Testpack?

3.8K 203 68
                                    

VOTE KOMEN JUSEYOOO
ARIGATOOOU

Happy Reading

༻୨♡୧༺

Tiga hari setelah Tara keluar dari rumah sakit, ia malah menjadi perempuan yang pendiam dan sangat sensitif. Lebih mudah marah dan menangis. Tiga hari itu juga Arga harus bersikap lebih sabar menghadapi sikap istrinya itu.

Arga membuka pintu kamar, terlihat istrinya tengah memunggunginya seraya menatap ke arah luar jendela. Arga melihat punggung Tara bergetar, sudah di pastikan bahwa istrinya itu menangis, lagi. Arga menghela nafasnya lalu melangkahkan kakinya menghampiri Tara.

"Kenapa nangis, sayang?" tanya Arga lembut seraya memegang pundak istrinya.

Tara menoleh menatap suaminya lalu menggeleng pelan. Tangannya menghapus kasar air matanya. "Ra, udah dong. Jangan kayak gini, aku nggak bisa liat kamu sedih terus."

Tara menatap Arga tajam. "Kamu nggak tau rasanya jadi aku, Ga! Kamu nggak ngerti, kamu nggak paham!" jerit Tara memejamkan matanya. Air matanya kembali tumpah.

"Apabsih yang aku nggak paham tentang kamu, hm? Dari kemarin aku sabar loh ngadepin sifat kamu yang nggak jelas, moodiyan kayak gitu, diemin aku, cuekin aku. Kamu pikir di cuekin itu enak?" balas Arga sedikit jengah.

"Kamu kan tau, Ra. Aku paling nggak suka di cuekin apalagi sifat kamu itu bikin aku jengkel tau nggak?" lanjut pria itu membuat Tara menatapnya dengan datar.

"Capek, ya? Kalo kamu capek, berhenti aja! Aku nggak minta kamu buat perduliin aku tuh. Inget ya, Ga aku udah minta sama kamu buat izinin aku tinggal di rumah Bang Kemal untuk beberapa hari tapi kamunya nggak---"

Arga memotong ucapan Tara dengan cepat. "Jelas! Aku nggak izinin, karena sekarang kamu istri aku, tanggung jawab aku, Ra! kamu tuh kenapa, sih?"

Tara menghela nafas panjang, ia hendak melangkahkan kakinya, berniat menyudahi perdebatan itu. Belum sempat Tara melangkah, dengan sigap Arga mencekal lengannya kuat membuat Tara meringis.

Tara mendongak menatap Arga. "Lepasin!" desisnya.

"Mau kemana, hm? Aku belum selesai ngomong," ucap Arga menatap tajam istrinya.

"Aku nggak mau denger, aku pusing mau tidur!" balas Tara sedikit ketus. Gadis itu sangat lelah dan banyak pikiran terlihat jelas dari raut wajahnya.

Tara melepaskan lengannya dari genggaman Arga dengan sedikit kasar, dan berhasil. Tidak peduli dengan rasa sakit di pergelangan tangannya yang memerah akibat ulah suaminya itu. Ia naik ke ranjang dan berbaring dengan posisi memunggungi Arga.

Tangan pria itu mengepal kuat, dadanya bergemuruh, matanya menatap tajam punggung istrinya. Arga memejamkan matanya, mencoba mengontrol emosinya.

"Argh!" geram Arga seraya mengacak-acak rambutnya frustasi.

Buk!

Tanpa sadar pria itu meninju tembok kamar dengan sangat kencang membuat Tara semakin erat memejamkan matanya, tangannya meremas selimut yang menutupi tubuhnya.

Arga berjalan gontai keluar kamar dan membanting pintu saat menutupnya. Ia meninggalkan Tara yang sudah kembali menumpahkan air matanya lagi.

"Kenapa jadi gini?" lirih Tara.

༻୨♡୧༺

"Tahanan atas nama Bella Sabiya, ada yang ingin bertemu," ucap sang penjaga wanita itu.

ARGATARA [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang