[Bagian 21] Rencana Jahat? Gagal

3.9K 277 25
                                    

VOTE KOMEN JUSEYOOO
ARIGATOOOU

Happy Reading

༻୨♡୧༺

"Ada yang nggak beres." kata Arga dengan raut wajah yang menahan emosi.

"Maksud kamu?" tanya Tara dengan alis mengkerut bingung.

"Kamu tunggu sini, dan jangan makan atau minum apapun dulu, inget!" ucap Arga dingin memberi peringatan.

Tara yang masih menampilkan wajah kebingungan pun mau tak mau mengangguk nurut.

Arga berdiri dari duduknya. "Kamu mau kemana emang?" Pertanyaan Tara membuat pria itu menoleh menatapnya dengan tatapan sulit diartikan.

"Nanti aku kasih tau. Inget jangan makan atau minum apapun dulu." Kata Arga dengan tegas, kemudian pria itu pergi meninggalkannya.

"Arga kenapa, sih? Aneh banget sikap nya," gerutu Tara.

Gadis itu memandang ke arah luar jendela sambil memikirkan Arga. Kenapa pria itu tiba-tiba bersikap aneh? Di lihat dari raut wajahnya, pria itu sangat emosi. Apakah Arga marah? Tapi, Tara tidak melakukan apapun yang bisa membuat pria itu marah dan sekarang Arga pergi entah kemana.

Mungkin Arga pergi ke toilet, pikirnya.
Sepuluh menit sudah berlalu, tetapi Arga belum juga kembali membuat Tara menggerutu kesal.

"Ish, Arga kemana sih, lama banget."

"Kalau ke toilet paling cuman 5 menit doang."

"Jangan-jangan gue ditinggalin lagi di sini. Wah parah bener," oceh Tara sambil mengerucutkan bibirnya kesal.

"Eh, tapi ini ponselnya masih ada di sini," gumam Tara melihat benda pipih berwarna hitam di atas meja.

Tara yang hendak mengambil ponsel Arga terhenti karena sebuah tangan kekar mengambilnya duluan membuat gadis itu menoleh.

Tara menatap pria di hadapannya dengan tatapan kesal, ia sudah bersiap untuk mengoceh memarahi Arga tetapi pria itu langsung menarik pergelangan tangannya membuat Tara sedikit terkejut. Arga menarik Tara keluar Cafe.

༻୨♡୧༺

Seorang pria berjalan dengan langkah gontai menuju dapur Cafe, ia menghampiri pelayan perempuan yang tengah menata makanan di nampan. Pelayan itu tidak menyadari keberadaan Arga karena posisinya membelakangi pria itu. Arga menatap punggung pelayan itu dengan tatapan tajam seakan ingin menerkamnya hidup-hidup, rahangnya mengetat.

Ketika pelayan itu berbalik, dia terperanjat kaget melihat pria di hadapannya, hampir saja ia menjatuhkan nampan yang ia pegang. Keringat dingin mengucur di pelipisnya.

"M-mas? Nga-ngapain di sini?" tanya pelayan itu terbata-bata, tubuhnya bergetar hebat melihat pria di hadapannya menatap dengan sorotan mata penuh amarah.

"Jelasin semuanya sekarang?!" titah Arga dengan nada dingin masih dengan tatapan tajamnya.

"Ma-maksudnya, Mas? Jelasin a-apa? Saya nggak--" Ucapan pelayan itu terpotong.

"Nggak usah pura-pura bego! Gue tau semuanya, cepat jelasin ke gue atau gue laporin lo ke polisi!" ucap Arga dengan penuh penekanan di setiap kalimatnya.

Pelayan itu menggeleng ketakutan. "Ja-jangan Mas, jangan laporkan saya ke polisi. Saya cuman disuruh sama orang untuk naro minuman yang berisi racun ke cewek yang duduk sama Mas dan orang itu juga ngancem saya. Kalau saya nggak nurutin perintahnya, orang itu akan melaporkan saya pada manager Cafe ini agar saya dipecat." Pelayan itu tertunduk takut.

ARGATARA [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang