[Bagian 14] Will you be my fiance?

5.9K 341 237
                                    

VOTE KOMEN JUSEYOOO
ARIGATOOOU

Happy Reading

༻୨♡୧༺

"Maaf Raa, gue ngggak bermaksud bentak lo tadi. Gue--" Arga tidak menuntaskan kalimatnya.

"Nggak, gapapa Ga... Gue paham kok," ucap Tara tersenyum hangat, Arga pun ikut mengembangkan senyumnya.

"Jadi gimana? Lo akan terus kayak gini? Lo akan terus buat Bella merasa bersalah dengan lo nggak mau maafin dia? Gue tau. Lo pasti merasa terpukul sebab kehilangan orang yang lo sayang. Tapi nggak gini caranya, udah 3 tahun berlalu lo nggak boleh egois Ga..." ucap Tara menatap Arga.

"Gue? egois?" tanya Arga dengan nada tak percaya.

"Iya, lo egois! Lo tau nggak? Bella cerita ke gue sampe nangis-nangis dia merasa bersalah banget, Ga. Dia nyesel sama apa yang udah dia lakuin, lo ngerti lah dulu kan Bella masih kelas 10 belum terlalu dewasa dan di sini juga nggak sepenuhnya kesalahan Bella. Archela juga salah karna dia yang memulai duluan maaf, Ga gue ngomong kayak gini... Tapi gue nggak bisa liat sahabat gue terus-menerus dihantui rasa bersalahnya," jelas Tara membuat Arga termenung.

Ya, dalam insiden itu Bella tidak sepenuhnya salah karena Archela yang duluan memancing emosi Bella, membuat gadis itu tidak bisa mengendalikan emosinya, dengan refleks mendorong Archela hingga ia tertabrak truk dan meninggal di tempat.

"Apa selama ini gue terlalu jahat ya sama bella?" batin Arga.

"Mm, bener ucapan lo, Ra, gue nggak boleh egois. Oke gue bakal maafin Bella." Arga tersenyum, Tara membalas senyuman itu dengan hangat.

"Makasih, Ra, udah bikin gue sadar."

Tara menganggukkan kepalanya. "Iya. Sama-sama, Argaa..."

༻୨♡୧༺

"Ini kita mau kemana lagi? Udah sore juga, nanti kemaleman pulangnya," gerutu Tara.

Setelah selesai makan dan berbincang-bincang di Restoran milik keluarga Atmadja, Arga mengajak Tara pergi ke tempat yang berbeda.

Arga melirik jam dipergelangan tangan nya, sudah pukul 04.16 pm. Arga tidak memperdulikan h itu, yang pasti ia harus mengajak Tara ke tempat yang sudah ia persiapkan untuk mengutarakan perasaannya ini pada gadis itu.

"Emang kenapa kalau udah sore? Kemaren aja lo pergi sama tuh kudanil pulang sampe malem nggak masalah kan? kok ini jalan sama gue yang udah jelas calon suami lo malah protes," balas Arga menggerutu membuat Tara memutar bola matanya malas.

"Mmm, iya iya calon SUAMI," ucap Tara penuh penekanan diakhir kalimatnya.

Arga terkekeh mendengar itu. "Aduh-aduh calon istri gue kok gemes banget sih, mana tahan gue."

"Maksud lo apa nih?" Tara menaikkan sebelah alisnya.

"Masa nggak tau sih." Arga menunjukkan smirknya.

Tara tahu apa maksud perkatan pria dihadapannya ini, dia bukan perempuan polos yang tidak mengerti jalan pikiran laki-laki. Tara tahu apa yang di maksud Arga. Tiba-tiba saja Tara merinding membayangkan jika ia sudah menikah dengan pria itu.

"A-apan, sih udah ah nggak usah di bahas, cepet kita mau kemana?" Tara mengalihkan pembicaraan.

Arga terkekeh melihat wajah Tara yang sudah menegang, "Hahaha iya-iyaa sayang bahasnya nanti aja yaa kalo udah nikah."

ARGATARA [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang