[Bagian 54] Tanggung jawab

3.1K 190 74
                                    

VOTE KOMEN JUSEYOOO
ARIGATOOOU

Happy Reading

༻୨♡୧༺

Ting nong!

Suara bel apartemen berbunyi pertanda ada tamu yang datang. Tara yang sedang berkutat di dapur itu dengan cepat mencuci tangannya dan bergegas untuk membuka pintu.

Klik!

Tara menatap bingung seorang pria yang seumuran dengannya tengah berdiri di depan pintu apartemennya.

Pria itu tersenyum ramah. "Hai, Alyne nya ada?" tanya pria itu membuat kening Tara berkerut.

"Em, maksudnya Tania nya ada?" ulang pria itu.

Tara mengangguk paham. "Oh i-iya ada, lo siapa ya?"

"Kenalin gue Albyan, temannya Tania waktu di Aussie," jelas Albyan membuat Tara bergumam panjang.

Gadis itu menganggukkan kepalanya tiga kali lalu membuka lebar pintu apartemennya. "Yauda masuk dulu, gue panggilin Tania di kamar," ucap Tara seraya mempersilahkan Albyan untuk masuk.

Belum sempat Tara menutup pintu, seorang penjaga keamanan apartemen atau bisa dibilang security itu datang menghampirinya.

Tara mengurungkan niatnya untuk menutup pintu, membiarkan security itu berbicara. Begitupun Albyan yang berdiri di samping Tara menatap security itu.

"Maaf mengganggu waktunya, ini ada kiriman paket, apa benar ini kamar nomor 567?" tanya security itu sopan.

Tara mengangguk. "Iya benar Pak, paket apa yaa?" tanya Tara bingung, pasalnya ia tidak sedang memesan barang di online shop.

Security itu menyodorkan sebuah paket yang di balut plastik hitam dan lakban. Tara mengambilnya dan membaca tulisan di kertas yang menempel pada paket itu. Seketika matanya membulat sempurna, ia menatap Security yang masih berdiri di sana.

"Eum, Pak kayaknya salah alamat deh. Di sini ngga ada yang lagi hamil. Maaf yaa Pak," ucap Tara sopan seraya menyodorkan kembali paket yang ia pegang.

"Tapi tadi kurirnya bilang paket ini atas nama Mba Tania," balas Pak Security membuat Tara dan Albyan melebarkan matanya kaget.

"A-apa, Tania? buat apa Tania beli obat penggugur kandungan?" tanya Tara masih tidak percaya.

Tara menoleh ke arah Security itu yang masih terdiam. "Eum, ini paketnya saya terima, makasi yaa Pak..." ucap Tara sopan.

Setelah security itu pergi, Tara menutup pintunya. Ia menatap paket ditangannya, lalu membukanya. Mata gadis itu terbuka lebar saat melihat isi paket yang ia pegang. Ternyata benar, isinya adalah obat penggugur kandungan. Tapi kenapa? Buat apa Tania membeli obat itu?

Tara mengalihkan pandangannya kepada Abyan yang tengah menatapnya juga dengan tatapan bingung. Mereka saling memandang selama beberapa detik sebelum akhirnya Tara memanggil Tania yang berada di dalam kamarnya.

Tania keluar dari kamar, ia berjalan menuju ruang tamu. Langkahnya terhenti saat melihat Tara dan juga Albyan yang tengah menatapnya dengan  tatapan aneh, tidak seperti biasanya.

Tania kembali melangkahkan kakinya menghampiri Tara dengan detak jantung yang mulai berdegup kencang. Belum sempat Tania membuka mulutnya, Tara terlebih dahulu menyelanya.

"Ini apa, Tan?" tanya Tara seraya mengangkat tangannya yang tengah menggenggam botol obat ke udara.

Tania mematung di tempat, ia menatap  botol obat yang ada digenggaman Tara dengan wajah terkejut. Gadis itu meneguk salivanya kasar, wajahnya berubah menjadi pucat pasi.

ARGATARA [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang