Part 42

9.4K 636 26
                                    

setelah dari kamar keysa, laki-laki itu menghampiri zaka yang sedang duduk bersama teman-temannya. "di sini masih ada kamar kosong? Gw mau nginep disini." zaka yang mengenali suara itu lantas mengalihkan perhatiannya. "ada kak, cuman belum di beresin." Tersisa dua kamar lagi, letaknya di bagian paling ujung, kamar itu tidak pernah di tinggali sama sekali sejak villa didirikan. "ga masalah." Jawab orang itu cuek, dia bisa membersihkannya sendiri, lagi pula dia tak akan menetap lama. "kamarnya di lantai atas paling ujung ka, mau gw anterin?" tanya zaka sopan. Orang itu menolak, lantas segera pergi dari sana.

Dirasa siluet orang itu sudah menghilang sepenuhnya, alina mendekat ke arah zaka "kak david ngapain kesini deh?" tanyanya dengan volume suara kecil.
Zaka menggelengkan kepalanya, dia juga tak tahu kenapa laki-laki itu tiba-tiba bisa berada di sini. David dan zaka sudah saling mengenal sebelumnya, orang tua mereka adalah kolega bisnis. Mereka berdua pernah bertemu beberapa kali di acara yang di adakan perusahaan, jadi hubungan keduanya tidak terlalu canggung tapi tidak bisa di sebut dekat juga.
Teringat akan sesuatu, zaka beranjak dari duduknya, hendak menghampiri david.

Pintu kamar tidak sepenuhnya di tutup, dilihatnya david sedang membereskan tempat tidur yang sudah di sarangi debu. Zaka mengetuk pintu sebelum masuk.
"ini selimbut sama bantalnya, kalo mau pake sprei ada di dalam lemari." Zaka menyerahkan selimbut dan batal yang ada di tanganya pada david. Di ruangan ini hanya ada satu kasur berukuran sedang dan satu lemari kecil, zaka baru teringat disini tidak ada bantal guling ataupun selimbut maka dari itu dia membawakannya.
"kalo kakak laper atau pengen ngemil ngambil aja di kulkas, makanannya tinggal di angetin di mikrowave, anggep aja rumah sendiri." Lanjut zaka. "thanks." Jawab david.

"gw disini cuman sampe keysa sembuh. Nanti keysa balik ke jakarta bareng gw." Setelah keysa sepenunya sembuh, david yang akan membawa keysa kembali ke rumahnya.
"tapi kak, keysa kesini bareng gw, berarti pulangnya harus sama gw juga." Ayah keysa yang sebelumnya berpesan seperti itu padanya.
"gw di suruh sama nyokapnya, kalo ga percaya lo bisa tanyain langsung." david tidak akan mungkin membawa keysa tanpa persetujuan kanaya.

Mendengar penuturan itu, zaka rasa david tidak berbohong "oh gitu ya, yaudah deh." Karena tak lagi ada hal yang perlu di bicarakan zaka keluar dari sana. Untuk memastikan kegundahan hatinya, zaka mengubungi nomor mamanya keysa. setelah mendengar jawaban langsung dari yang bersangkutan barulah zaka percaya sepenuhnya.

Zaka kembali menghampiri teman-temannya yang entah sedang menertawakan hal apa. "kayanya keysa bakal balik duluan." Celetuk zaka yang mengundang seluruh atensi orang-orang yang ada disana. "loh kok?" ujar bima. Padahal mereka masih akan disini sampai beberapa hari kedepan.
"jangan-jangan kak david ke sini buat jemput keysa?" tebak alina yang tepat sasaran, zaka menganggukan kepala dua kali.
"yahhh ga seru dong." Prisil merenggut kecewa, entah kenapa kehadiran keysa di antara mereka seakan menambah kesan menyenangkan.

"kapan mereka balik?" tanya biyan yang sedari tadi hanya menyimak percakapan. "katanya sih kalo keysa udah sembuh, ya kalo keysa hari ini sembuh berarti besok mereka balik." Ujar zaka.

" Ujar zaka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Little Sister Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang