Kevin dan keysa tengah menyantap sarapan mereka di meja makan, keduanya masih sama-sama terdiam, enggan membuka percakapan di antara satu sama lain.
“nanti pulangnya naik taxi.” Celetuk kevin tanpa menatap lawan bicara, satu suap nasi ia masukan kedalam mulut.
Keysa nematap kevin terheran. “kenapa?” tanya nya.
Kali ini kevin balas menatap keysa, meski hanya beberapa detik. Setelah itu kembali fokus pada makanannya “mau nganterin salsa.”Setelah mendengar penjelasan yang tidak perlu di jabarkan lebih lanjut lagi, keysa mengangguk patuh. Lagian di depan sekolah banyak kendaraan umum yang melintas, seharusnya keysa tidak akan kesusahan pulang sendiri kan? Lagian dia sudah besar, harus lebih mandiri. Pikir keysa.
Mereka berangkat sekolah seperti biasa, namun suasa kemarin yang sempat menyelemuti keduanya belum juga berubah. Tidak ada yang mau membuka mulut kecuali untuk mengatakan hal-hal penting.
Mobil sudah terparkir dengan rapi, keduanya keluar dari sana. Senyuman salsa menyambut kedatangan kevin.
“pagi vin.” Sapaan yang hanya di tujukan untuk kevin seorang. Keysa berdiri kikuk di antara mereka berdua, entah mengapa ia merasa tidak seharusnya dia berada di sana.
Salsa melirik keysa dari ekor matanya.
“pagi.” Balas kevin, meskipun dengan senyuman yang di paksakan. Senyum itu terlihat menawan.“ke kelas duluan.” Kevin menatap keysa yang berdiri di sebelahnya. Yang di tatap hanya menanggukan kepala.
Keysa pergi lebih dulu dari sana, menyisakan kevin dan salsa yang sepertinya tengah mengobrolkan hal yang tidak ingin keysa dengar.“WOIII.” Tersentak dengan suara yang berada di kiri dan kananya, keysa menatap dua orang itu silih berganti.
“ishhh kalian ngagetin aja.” Satu pukulan di lengan di berikan kepada masing-masing dari mereka, zaka dan bima.Bukannya mengaduh kesakitan atau melayangkan protes karena pukulan yang dilayangkan keysa, keduanya malah tertawa kencang. Wajah komuk keysa tadi benar-benar jadi hiburan tersendiri bagi mereka.
“komuk lo lucu banget sumpah.” Ucap zaka di sela-sela tawanya. Keysa kembali melayangkan pukulannya, namun kali ini lebih kencang dari yang pertama. “duh duh duh ampun sakit.” zaka mengaduh.
“halah akting lo jelek banget.” Bima mencibir.
“asli ini mah sakit.”
“sini gw coba.” Bima memukul zaka di tempat yang keysa pukul tadi. Tentu saja pukulan itu berkali-kali lipat lebih kencang dari pukulan keysa.
“sia mah teu kira-kira bim, kadie siah rasakeun.” (lo ga kira-kira bim, sini rasain) sebelum zaka benar-benar melayangkan tinju, bima lari sekuat tenaga yang lantas zaka kejar, jadilah kejar kejaran di pagi hari antara zaka dan bima.
“eh tungguin.” Keysa ikut mengerjar keduanya.Sedari tadi, kevin menonton interaksi antara keysa dan kedua temannya, sampai sosok keysa hilang karena ikut mengejar dua orang itu. Salsa yang sedang mengandeng lengan kevin di hempaskan begitu saja, kevin berjalan cepat keluar dari area parkiran, meninggalkan salsa yang masih berdiri di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Sister Is Mine
Teen FictionDari kecil hingga ia menginjak remaja, Keysa tidak pernah diizinkan untuk pergi keluar dari rumah. Ia benar-benar seperti burung yang di kurung dalam sangkar emas. Meskipun begitu, ia tidak pernah berontak pada papa nya, keysa takut. Satu hari,kebeb...