Rasa gelisah juga takut menyelimuti diana. Keysa sudah di tangani oleh dokter yang masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan keluarga suaminya. Air mata tak mampu lagi ia bendung, hancur hatinya ketika melihat tubuh keysa yang terbaring lemah di atas bangkar, seolah ia merasakan apa yang keysa rasakan. “keysa bakalan baik-baik aja mah.” Daniel senantiasa menangkan diana yang tengah menahan suara tangis. Bukan hanya diana, daniel juga harap-harap cemas menunggu dokter yang masih memeriksa keysa di dalam. “baik-baik aja gimana, kamu gak liat tadi keysa pendarahan segitu banyak di kepalanya?” darah yang keluar dari kepala keysa bahkan masih menempel di bajunya, terbayang bagaimana kerasnya kepala itu menghantam lantai yang begitu keras membuat air mata diana mengalir makin deras.
“lebih baik kita sama-sama berdoa buat keselamatan keysa.” selagi menunggu kabar baik dari dokter, alangkah baiknya jika kita juga meminta tolong pada sang maha pencipta.Dokter yang memeriksa keysa akhirnya keluar bersama beberapa suster yang memeriksa keysa satu jam yang lalu.
Perasaan diana semakin tak karuan setelah melihat raut dokter tersebut. “pasien membutuhkan donor darah sesegera mungkin. Saat ini kami belum memiliki darah yang golongannya cocok, mengingat golongan darah tersebut terbilang langka.” Ucap seorang laki-laki yang menggenggam gelar dokter.“apa golongan darahnya dok?” diana berharap golongan darah mereka sama meskipun kecil kemungkinan mengingat ia dan keysa tidak memiliki ikatan darah apapun.
“AB-.” diana menatap suaminya, meminta izin sebelum benar-benar mendonor darah yang untungnya daniel mengizinkan. Diana di arahkan ke ruang pemeriksaan terlebih dahulu. Tak butuh waktu lama untuk melakukan pemeriksaan sebelum pengambilan darah karena diana dalam kondisi sehat. Satu nama tiba-tiba terlintas di benak daniel, haruskah ia memberitahunya?“sayang kamu belum makan loh. Kita cari makan dulu di kantin.” Ajak daniel ketika diana sudah keluar dari ruangan. Wanita itu menggelengkan kepala lemah, menatap nanar pintu kamar keysa yang masih belum bisa di masuki siapapun kecuali dokter dan perawat. “kamu aja, aku gak nafsu makan.”
Diana belum pernah mengkhawatirkan seseorang yang bukan kerabatnya sampai seperti ini. Mereka bahkan belum kenal lama.“please, makan ya walaupun dikit.” Bujuk daniel. “tunggu disini, jangan kemana-mana aku beli dulu makanan buat kamu.” Daniel berjalan ke arah kantin dengan sedikit tergesa agar bisa segera kembali lebih cepat, ia tak bisa meninggalkan diana terlalu lama di kondisi seperti ini.
Sesampainya di rumah sakit Cinta Kasih, kevin memarkirkan motornya dengan terburu-buru. Rumah sakit itu merupakan rumah sakit terdekat di sekitar sana. Setelah bertanya pada resepsionis, ternyata tak ada pasien yang terdaftar dengan nama keysa.
Kevin meronggoh saku celanya, berniat mengambil ponsel untuk menghubungi pak yoga, kebetulan kevin punya kontaknya. “hp gw dimana si?” gumannya, perasaan tadi ia menyimpan ponsel itu di saku celana belakang.
“shit.” Umpatnya dengan kasar.“permisi kak.” Kevin menghentikan langkah seorang perempuan yang tak sengaja lewat di depannya. “ya?” sahut perempuan itu.
“boleh pinjem hp sebentar? Hp saya ilang.” Ucap kevin dengan penuh harap agar wanita itu bisa meminjamkan ponselnya sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Sister Is Mine
Teen FictionDari kecil hingga ia menginjak remaja, Keysa tidak pernah diizinkan untuk pergi keluar dari rumah. Ia benar-benar seperti burung yang di kurung dalam sangkar emas. Meskipun begitu, ia tidak pernah berontak pada papa nya, keysa takut. Satu hari,kebeb...