Part 41 bubur

10.3K 693 73
                                    

“tenang aja, si keysa udah agak mendingan.” Ujar prisil yang duduk di sebelah biyan. Laki-laki itu terus menanyakan keadaan keysa karena semalam sempat terkena demam.
“panjang umur tuh anak.” Celetuk bima saat tak sengaja melihat keysa yang turun dari tangga sambil menenteng kopernya.
“loh, mau kemana key?” tanya prisil bingung, di lihatnya keysa dari ujung kepala sampai ujung kaki yang sudah rapi.
Entah perasaan nya saja atau yang lain juga merasa, wajah keysa pagi ini terlihat sangat pucat.
“mau pulang.” Balas keysa enteng.

“kok pulang sekarang? kan agenda kita disini masih banyak.” Biyan datang menghampiri keysa, menempelkan telapak tangannya di jidat gadis itu, demam nya masih belum turun sepenuhnya. “kamu masih demam gini, yakin mau pulang sekarang.”

“lusa ulang tahun kakak, aku udah janji sebelum hari h udah ada di sana.” Ucap keysa.

“ohhh ia gw lupa bilang, semalem bokap lo chat gw ulang tahunnya di undur tuga hari lagi.” Celetuk zaka, dia lupa memberitahu keysa sebab gadis itu pulang paling terakhir tadi malam.

“ohh gitu, yaudah deh.” Keysa berbalik kembali membawa kopernya. Pusing yang tiba-tiba mendera membuat tubuh keysa oleng, untung ada biyan yang siaga di sampingnya.
Darah yang mengalir dari hidung keysa membuat biyan tambah panik. “Sil tisu, keysa mimisan.”
Prisil menarik beberapa tisu untuk kemudian di berikan pada biyan. Laki-laki itu membersihkan bekas mimisan keysa dengan telaten.

Tanpa aba-aba biyan menggendong keysa ala bridal, membuat gadis itu tersentak kaget. “gw anter ke kamar.”
“aku bisa jalan sendiri bi.” Ucap keysa dengan suara setengah berbisik, mereka jadi pusat perhatian di antara teman-teman yang lain.

“ga usah ngebantah, kalo lo oleng lagi terus jatoh dari tangga gimana, kita juga yang bakal repot.” Ucap biyan seraya menaiki satu persatu anak tangga. Keysa terdiam sejenak, apa yang biyan katakan benar adanya, jika sesuatu terjadi pada dirinya, dia akan sangat merepotkan yang lain.

“istirahat aja disini, kalo butuh apa-apa chat gw.” Biyan meletakan tubuh keysa dengan hati-hati ke atas kasur, juga menyelimutinya sampai dada.

Setelah dari kamar keysa, biyan menghampiri zaka. “lo nyimpen obat penurun demam ga?” tanyanya.
Zaka pergi membuka nakas yang ada di sebelah rak tv.
“ada nih.” Zaka kembali ke tempat duduknya sambil membawa kotak obat-obatan. Ada obat paracetamol, ibu profein juga beberapa obat lain di kotak itu.
“ini udah kadaluarsa semua ka.” Ucap biyan, untung saja dia teliti memeriksa tanggal expirednya terlebih dahulu sebelum di berikan pada keysa.  “apotek dari sini jauh ga?”

“mmm lumayan sih, gw anterin.” Zaka sudah beranjak dari duduknya hendak mengenakan jaket, namun alina menginstrupsi. “sama gw aja, gw juga kebetulan mau beli sesuatu.” Zaka menatap alina. “emang lo tau apoteknya dimana?”

“tau, yang sebrang minimarket itu kan?” alina pernah melihatnya sekali saat perjalanan menuju villa zaka, jaraknya memang cukup jauh untuk itu dia memanfaatkan kesempatan.

“yaudah, gw mau lanjut nonton.” Zaka kembali duduk ke posisinya semula, menonton acara kesukaanya, doraemon.
“lo mau pergi gitu aja lin.” Di tatapnya alina yang hanya mengenakan celana jeans di atas paha juga kaos polos tangan pendek.
Alina menganggukan kepala. Dia sudah biasa berpakaian seperti itu.

“pinjem motor lo.” Biyan menengadahkan tanganya pada zaka, meminta kunci motor. “ambil aja sendiri di atas kulkas.”
Biyan melengos ke arah dapur.

“pegangan lin, gw bawanya agak cepet.” Ucap biyan, dengan begitu alina melingkarkan tanganya di perut biyan, barulah mereka meninggalkan pekarangan villa.

” Ucap biyan, dengan begitu alina melingkarkan tanganya di perut biyan, barulah mereka meninggalkan pekarangan villa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Little Sister Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang