Part 5 Oleh-oleh

50.5K 2.3K 25
                                    

Kevin dan keysa tengah bersantai di ruang tamu, setelah beberapa jam di kurung di kamar kevin, akhirnya keysa bisa keluar juga.

“mamah sama papah disana lagi apa ya?” celetuk keysa dengan pandangan menerawang.

Kevin mendongkakan kepalanya, posisinya saat ini tengah tidur di paha keysa.
“ngk tau, mau telfon mama?” tanya kevin yang lebih menjurus pada tawaran.

“ngk usah, takuk ganggu.”

“aaaa…” ucap kevin, ia menyuapi keysa dari bawah.

“ambil lagi. Tapi ga boleh pake tangan.” kevin Menggigit ujung keripik itu, keysa harus membungkukan punggung nya supaya bisa melahap umpan dari kevin.

Jika kalian melihat dari sudut yang berbeda, posisi ini terlihat seperti keysa yang tengah mencium kevin dari atas.

“KEYSA…” teriakan itu membuat kevin dan keysa terjengkit kaget.
Keysa dan kevin membolakan mata  saat melihat siapa orang yang tengah menatap mereka berdua dengan tatapan garang.

“mama…” gumam keduanya secara bersamaan.

Kanaya membiarkan kopernya begitu saja, ia berjalan dengan tergesa ke arah dua sejoli itu.
Kevin dengan cepat bangkit dari posisi nyaman nya.

“kenapa kamu ngk ngasih tau mama kalo keysa sakit hah?” tanpa ancang-ancang, kanaya menarik sebelah telinga kevin, membuat laki-laki itu merintih kesakitan.
“ampun mah…lepas dulu…”

Kanaya melepaskan tarikannya dengan nafas memburu. “kalo bi lala ga ngasih tau, mungkin mama ngk akan tau apa-apa.” Ucap nya sambil berdecak pinggang.

“aku sendiri yang nyuruh kaka buat ngk bilang ke mama.” Ucap keysa akhirnya, ini bukan hanya sekedar pembelaan tapi juga fakta, keysa hanya sakit demam dan ia sangat tahu bagaimana ibunya, jika kanaya di beri tahu sudah pasti ia akan pulang saat itu juga.

“mama kan udah bilang, kalo ada apa-apa kasih tau mama, entah itu hal sepele apalagi hal besar kaya gini.” Ucap kanaya dengan menggebu-gebu, ia sangat khawatir terjadi apa-apa pada kedua anaknya saat ia tak ada di rumah, meskipun mereka berdua telah dewasa, tapi pada kenyataannya kanaya tetap menganggap mereka masih anak-anak yang harus di pantau.

“aku cuman demam biasa mah, ngk perlu terlalu khawatir, lagi pula sekarang demamnya udah pergi jauh ko hehe.” Keysa memberikan cengiran khas nya untuk meyakinkan kanaya bahwa dia memang sudah baik-baik saja.

“syukur deh kalo udah mendingan, lain kali jangan kaya gini lagi ya, justru ini yang bikin mama tambah khawatir.” Kanaya mengusap pucuk kepala keysa dengan usapan lembut, sesibuk apapun dia sebagai seorang istri ia juga tetap seorang ibu yang harus memantau anak-anaknya.

“papah ngk ikut pulang mah?” tanya kevin, karena sedari tadi pria paruh baya itu tak menampakan diri.

“papah ngk bisa ikut, besok ada rapat penting yang ngk bisa di tinggal.” Jelas kanaya.

“ngomong-ngomong, kok nomor kamu ngk aktif terus?” selama dalam perjalanan, kanaya berusaha menghubungi nomor keysa, tapi lagi dan lagi yang mengangkat telfon itu adalah mbk-mbk oprator.

“oh itu, hp aku ga sengaja masuk ke kolam.”
Tanpa perlu memikirkan alibi lama-lama, satu ide langsung terlintas di pikirannya, keysa tau ini perbuatan yang tidak baik, tapi apa boleh buat.

“pantes aja, besok kita beli lagi yang baru.”

“yang sama peris ya mah.”

“iya sayang, apasih yang ngk buat anak kesayangan mama.” Kanaya mencubit kedua pipi keysa gemas dengan anaknya sendiri.

My Little Sister Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang