Terimakasih kepada pembaca yang sudah mau menunggu. Happy reading
EnjoyHari sudah sangat larut, para pedagang sudah mulai membereskan dagangan mereka. Zaka dan prisil masih di tempat yang sama, menunggu kedatangan teman-teman lain yang belum juga muncul. “udah balik duluan ke villa kali ka.” Ujar prisil setelah lebih dari dua puluh menit mereka menunggu kedatangan 4 orang lagi yang tak lain biyan, keysa, bima dan alina. Malam itu angin berhembus kencang, zaka yang tak tega melihat prisil kedinginan akhirnya memutuskan untuk kembali, mungkin prisil benar, mereka sudah pulang lebih dulu.
Sesampainya di sana, zaka mendapati bima yang sedang menonton televisi di ruang tengah. “kapan balik?” Tanya zaka dia mendudukan diri di sebelah bima, sementara prisil langsung pergi ke kamar perempuan yang ada di lantai dua.
“udah dari tadi.” Balas bima seadanya, zaka yang mendengar itu hanya ber oh ria. Zaka celingukan, mencari keberadaan satu orang lagi “biyan dimana?”Bima mengedikan bahu. “belum balik tuh anak.”
Di liriknya jam yang sudah menunjukan pukul sebelas malam. Zaka memeriksa ponsel, barangkali biyan mengiriminya pesan. Tapi ternyata tidak ada, zaka mencoba menghubungi nomor biyan namun nomor tesebut sedang tidak aktif.Suara guntur di barengi kilatan dari luar membuat zaka semakin merasa risau, berkali-kali dia melirik pintu utama. berharap menampilkan dua orang yang saat ini sedang dia khawatirkan. Bukan tanpa sebab, zaka sudah di amanati orang tua keysa untuk menjaga gadis itu, jika terjadi hal buruk pada keysa zaka yang harus bertanggung jawab.
Rinai hujan mulai membasahi bumi, di sertai angin kencang. Sama hal nya dengan zaka, prisil juga nampak tidak bisa tenang karena temannya belum juga kembali. Berkali-kali prisil menghubungi nomor keduanya namun tak juga terhubung. “udahlah sil, mereka juga nanti bakalan pulang ko.” Ucap alina teramat santai.
Keysa dan biyan berteduh didepan warung yang sudah tutup. Biyan tidak mungkin membawa keysa menembus hujan yang begitu lebatnya, bisa-bisa keysa kena demam. Berkali-kali keysa menggosok kedua telapak tangannya untuk memberikan afeksi hangat. Biyan yang melihat itu, membawa kedua telapak tangan keysa kemudian meniupnya berulang kali juga memberi usapan-usapan ringan.
keysa melepaskan tanganya dari biyan, sembari berdehem menghilangkan rasa canggung di antara mereka. “kita terobos aja yu bi.” Ajak keysa, ia mengulurkan sebelah tanganya, merasakan tetes demi tetes air yang mengenai kulit tanganya.
“yakin?” tanya biyan, yang juga mengulurkan sebelah tanganya seperti keysa. hujannya masih sangat deras, mereka bisa basah kuyup sesampainya di villa nanti.
Keysa menganggukan kepala beberapa kali.
Biyan melepas jaketnya, ia gunakan untuk menghalau air hujan supaya tidak mengenai kepala mereka berdua.Zaka segera membukakan pintu utama setelah mendengar suara ketukan juga suara biyan dari luar. Dilihatnya keysa dan biyan yang cukup basah, jaket saja tidak bisa menghalau semua air hujan yang menerjang mereka.
“kalian langsung mandi pake air anget gih, nanti gw buatin teh manis anget, atau mau gw bikinin susu?” ucap zaka kelewat perhatian.“gausah ka, habis mandi mau langsung tidur aja.” Ujar keysa, setelah itu pergi ke kamarnya, di villa zaka ini setiap kamar sudah termasuk dengan kamar mandinya, jadi tidak perlu berebut kamar mandi untuk membersihkan diri.
Di lihatnya alina dan prisil yang sudah tidur, sebisa mungkin keysa tidak membuat suara yang bisa membangunkan kedua orang itu. selesai mandi, keysa benar-benar langsung tidur tanpa mengeringkan rambut terlebih dahulu, menyusul kedua temannya ke alam mimpi.
Prisil tebangun kerena terganggu dengan suara seseorang yang terus menggigil di sebelahnya. Dia membandingkan suhu tubuhnya dengan suhu tubuh keysa yang jauh berbeda, keysa terkena demam.
Prisil turun ke bawah untuk mengambil baskon air juga mengambil handuk kecil untuk mengompres.
Di bawah masih ramai dengan suara tiga laki-laki yang masih asik bermain kartu padahal waktu sudah menunjukan pukul dua pagi. “itu buat apa sil?” tanya bima yang melihat prisil membawa baskom juga handuk di tanganya.“buat kompres keysa.” ucapnya sambil berjalan melalui mereka bertiga. Biyan langsung memusatkan perhatiannya pada prisil. “keysa kenapa?” tanyanya.
“demam.” Jawab prisil seadanya.
Biyan beranjak dari duduknya, prisil menatapnya dengan pandangan penuh tanya. “mau kemana lo?” biyan menoleh
“mau liat keysa.”“keysa biar gw aja yang urus.” Prisil menepuk bahu biyan,kemudian melanjutkan langkahnya.
Prisil membersihkan keringat yang keluar dari pelipis juga mengompres jidat keysa. Setelah di biarkan beberapa saat, keysa sedikit membaik tidak banyak mengigau seperti tadi.
Rasa kantuk kembali menderanya, prisil kembali melanjutkan tidur di samping keysa.Kevin masih belum mau meninggalkan bar meskipun ratusan pesan dari kanaya sudah memenuhi notifikasi ponselnya.
Kafian dan kanaya sudah mewanti-wanti kevin agar tidak pulang terlalu larut.
Sejak keysa pergi, kevin jadi lebih sering datang ke tempat ini, entah itu sendiri ataupun di temani kedua temannya.
Sampai saat ini kevin masih berfikiran positif terhadap keysa, bisa jadi gadisnya itu menghilang secara tiba-tiba untuk menyiapkan kejutan di hari ulang tahunya. Semoga saja apa yang kevin pikirnya benar adanya.
Kevin hanya duduk di depan bar tender sambil menyesap minuman yang di racik khusus untuknya, berbeda dengan kedua temannya yang lebih sering bemain-main dengan wanita-wanita yang ada disana.Berkali-kali kevin menyalakan ponselnya, memandang foto dirinya dan keysa yang ia jadikan wallpaper sampai akhirnya panggilan dari kanaya muncul di layar.
Kevin menggeser tombol hijau tanpa berkata sepatah katapun. Omelan dari kanaya mulai terdengar dari sebrang telepon sana. Setelah dirasa kanaya tak akan lagi mengucapkan apa-apa, kevin segera menutup panggilan itu secara sepihak. Selain sering pergi ke bar, kevin juga jadi jarang berinteraksi dengan kedua orang tuanya, masih kesal karena mereka berdua terus menutupi keberadaan keysa dari dirinya.
Kevin meletakan beberapa lembar uang di atas meja, kemudian pergi begitu saja dari sana tanpa memberi tahu kedua temannya.“tuan, kami sudah menemukan orang itu.” ucap seorang laki-laki berpakaian serba hitam dengan menggunakan topi.
“bagus, siapin semuanya malam ini, besok pagi kita berangkat kesana.”
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Sister Is Mine
Teen FictionDari kecil hingga ia menginjak remaja, Keysa tidak pernah diizinkan untuk pergi keluar dari rumah. Ia benar-benar seperti burung yang di kurung dalam sangkar emas. Meskipun begitu, ia tidak pernah berontak pada papa nya, keysa takut. Satu hari,kebeb...