Dari kecil hingga ia menginjak remaja, Keysa tidak pernah diizinkan untuk pergi keluar dari rumah. Ia benar-benar seperti burung yang di kurung dalam sangkar emas.
Meskipun begitu, ia tidak pernah berontak pada papa nya, keysa takut.
Satu hari,kebeb...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari yang mendebarkan akhirnya tiba, hari dimana keysa akan bertemu dengan teman virtualnya. Dia terus menerka-nerka, tama itu orang yang seperti apa? Karena jujur saja, meskipun mereka kenal lumayan lama tapi keysa belum pernah melihat sosoknya. Sejauh ini dia hanya mendengar suara.
Janji temu mereka ketika bel istirahat harus di urungkan, karena kevin tidak memberikan keysa ruang. Sejak kemarin kevin terus menempeli keysa bagai lintah haus darah, tidak berbeda dengan hari ini. Karena tidak bisa bertemu di jam istirahat, bertemu di jam pulang sekolah juga tidak memungkinkan, mereka sepakat untuk bertemu saat jam pelajaran berlangsung. Belakang sekolah menjadi tempat temu mereka.
Desas desus tentang putusnya hubungan mereka tidak terdengar lagi. Sikap kevin pada salsa kembali dingin seperti semula. Membuat orang-orang berfikir salsa hanya pelampiasan semata.
Diliriknya jam tangan sekilas, ini sudah waktunya. keysa menghampiri bu guru untuk meminta izin. “bu saya izin ke toilet.” Yang langsung dapat persetujuan.
Sebelum pergi ke belakang sekolah, keysa mengambil kado yang sudah dia simpan di loker. Butuh siasat yang tepat untuk mengelabui kakanya mengenai benda yang dia bawa.
Sepanjang lorong, hanya terdengar suara kedua kakinya yang melangkah. Semakin ia langkahkan kakinya, semakin tak karuan pula perasaannya.
Sesampainya di belakang sekolah, keysa mengedarkan pandanganya ke segala penjuru. Sebelum kesini, tama sudah memberitahunya bahwa dia sudah tiba lebih dulu, tapi tak ada tanda-tanda orang itu. keysa hanya melihat teman kakanya yang sedang bersandar di salah satu pohon.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tatapan mereka bertemu satu sama lain, namun keysa memutus kontak lebih dulu. Keysa mencoba mengirim pesan pada tama, tapi tak juga mendapat balasan.
Keysa berjalan ke arah david. Bukan untuk berbicara denganya, tapi untuk duduk di kursi yang ada di sebelah pohon yang tengah david sandari.
Baru juga pantat keysa bersentuhan dengan kursi. Tiba-tiba david duduk di sebelahnya. Suasana canggung tak bisa mereka hindari.
