Dari kecil hingga ia menginjak remaja, Keysa tidak pernah diizinkan untuk pergi keluar dari rumah. Ia benar-benar seperti burung yang di kurung dalam sangkar emas.
Meskipun begitu, ia tidak pernah berontak pada papa nya, keysa takut.
Satu hari,kebeb...
Sesampainya di rumah, kevin dan keysa membersihkan diri di kamar masing-masing. Kemudian setelah itu menyantap makanan yang sudah tersaji di meja makan. Kemarin, kanaya dan kafian izin pergi ke surabaya karena ada urusan bisnis, tiga hari dari sekarang mereka akan pulang.
“tugas makalah kamu tentang apa?” tanya kevin di sela-sela makan nya.
“teks eksplanasi, terus nanti unsur-unsur nya harus di jelasin.” Jelas keysa.
“oh oke.” Mereka kembali fokus pada makanan masing-masing.
Selesai makan, kevin benar-benar membuat ulang makalah keysa. sementara yang punya tugas hanya duduk manis memperhatikan raut wajah kakanya yang terlihat sangat serius. “kenapa tadi makalahnya ga coba di ambil aja, jadi ga perlu nyari berita lagi, tinggal ngetik ulang.” Ucap keysa.
“kalo bisa bikin yang baru, kenapa harus ngambil yang udah kecebur di kolam.” Ucap kevin dengan santai, pandanganya tak lepas dari layar laptop, jari jemarinya terus bergerak lincah di atas keyboard.
“mau gantian ga ngetiknya?” keysa menawarkan diri, tidak enak juga dia yang punya tugas hanya memperhatikan seperti ini, itu kan tanggung jawabnya.
“gausah, kamu duduk manis aja di situ.” Ucap kevin.
Sesuai perkataan kevin, keysa hanya diam tanpa membantu apa-apa. Keysa menelisik wajah kevin dengan seksama. Jika di lihat-lihat, ekspresi kevin yang sedang serius ini meningkatkan kadar ke tampanannya berkali-kali lipat. “ganteng.” Ucap keysa tanpa sadar.
Kevin menutup wajah keysa dengan satu telapak tangan, percaya atau tidak, wajah keysa bisa tertutupi sepenuhnya hanya dengan satu telapak tangan.
“iya tau ganteng, tapi ga usah liatin sampe segitunya, bikin salting tau ga.” Keysa melepaskan tangan kevin dari wajahnya. “masa di liatin adik sendiri salting.” Gerutu keysa.
“emang salting tuh harus pilih-pilih saltingnya ke siapa?” tanya kevin, kini pandanganya sudah tidak berfokus pada layar laptop, melainkan wajah adiknya.
“yaudah aku ke kamar aja, biar kaka ga salting lagi sama aku huh.” Keysa beranjak dari sana, meninggalkan kevin yang masih mengerjakan tugas makalah dengan senyuman berseri, dia benar-benar salah tingkah di perhatikan sebegitu intensnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Keysa merebahkan dirinya dia atas kasur, pandanganya menyorot pada langit-langit kamar berwarna putih. “mungkin karena kak kevin ganteng, sircle nya juga pada ganteng-ganteng.” langit-langit kamar yang asalnya berwarna putih polos, kini di penuhi wajah kevin dan juga teman-temannya. Renal, david beserta bagas.
“kak bagas tuh mukanya kaya ada sangar-sangarnya gitu, tapi sebenernya dia baik banget,kalo kak renal mukanya gemoy-gemoy gimanaaaa gitu… kalo kak david.” Keysa jadi bingung sendiri mendeskripsikan wajah kaka kelasnya yang satu ini.