•
•
•
•
•
•
•
Who dis?
•
•
•
•" AAAAAAAA....."
Bruk
Seorang pria manis yang tengah berdiri di dapur sontak langsung terbirit ke lantai atas kamarnya ketika mendengar teriakan dan suara benda yang terjatuh keras.
Brak
" Apa yang terjadi ?" Jaemin membuka pintu dengan keras, keningnya malah mengeryit menatap pemandangan yang tersaji di hadapannya, seorang pria yang tadi ia tolong duduk merapat di kepala ranjang dan tak jauh dari sana terdapat hyungnya yang meringis sakit terduduk di lantai.
" Kau kenapa hyung?" Jaemin berjalan mendekati Haechan dan membantunya berdiri, " Orang tolol itu menendangku dengan keras." Sungut Haechan menatap tajam objek yang masih merapat di ranjang.
" Hey, kau hendak memperkosaku." Haechan melotot " Memperkosa kepalamu itu, aku hanya mau membantumu mengganti baju bodoh." Serunya tak terima "Lagipula apa kau tak tau posisiku apa? Bagaimana bisa aku yang mau memperkosamu huh?"
Merasa arah pembicaraan yang mulai tak kondusif, Jaemin mendorong keluar Haechan yang hendak masih melotot, "Keluarlah, aku sudah menyiapkan sarapan."
" Cih, awas kau." Gerutu Haechan yang masih terdengar dua orang yang berada di dalam kamar.
" Jja, Lee Jeno jangan bersikap defensif. Cepatlah mandi dan aku akan mengambil dahulu sarapanmu." Jaemin menatap Jeno yang masih saja menempel pada kepala ranjang dan menggelengkan kepala tak mengerti
" Ambillah baju di dalam lemari, aku memiliki beberapa baju yang pas untukmu." Tambah Jaemin sebelum meninggalkan si pemuda yang kini masih menatap kepergiannya.
10 menit kemudian, Jaemin kembali ke dalam kamar dan meletakkan makanan untuk si pemuda Lee di atas nakas, mata bulatnya melirik pintu kamar mandi yang masih tertutup menandakan bahwa si pemuda Lee belum selesai.
Jaemin kembali meninggalkan kamar untuk mengambil kotak obat guna mengobati beberapa luka Jeno yang tadi belum sempat ia sentuh.
" Hey, aku pulang dulu Na." Haechan mendekati si adik dan mengecup pipi kirinya, mengusak lembut kepala Jaemin sebelum berlalu menuju pintu dan pulang kerumah besarnya.
Jaemin menatap meja dapur yang sudah bersih, setidaknya hyungnya sadar diri.
Ceklek
" Hey, apa aku menganggumu?" Tanya Jaemin ketika Jeno sedang memakan makanannya di dalam kamar, " Selesaikan makanmu dan biarkan aku mengobatimu." Ujarnya sebelum mendudukkan diri di kursi meja belajar.
" Jangan menatapku seperti itu." Ujar Jeno risih, hey dia sedang makan dan pria yang ia akui cantik ini menatapnya terlalu intens, ia jadi tidak bisa menelan makanannya.
" O-oh maaf." Ujar Jaemin mengalihkan pandangannya kearah lain, tapi tak berapa lama kemudian ia kembali menatap Jeno saat si pemuda Lee mengeluarkan ringisannya.
" Sepertinya kau butuh bantuan, Lee." Jaemin merebut sendok dari tangan Jeno dan membantu si pemuda Lee untuk makan.
" Sepertinya beberapa luka mu agak parah, tapi tak apa aku bisa mengobatinya." Ujar Jaemin menatap lekat wajah pemuda di depannya, sedangkan Jeno hampir tersedak ketika Jaemin entah sengaja atau tidak mendekatkan wajah mereka.
" Baiklah, hadap kemari dan aku akan mengobatimu." Jaemin meletakkan peralatan makannya kembali diatas nakas dan meraih kotak obat yang tadi telah ia siapkan.
Tangannya dengan telaten mengusap beberapa luka yang terdapat di wajah pemuda Lee menggunakan kapas yang telah ia beri alkohol, walaupun Jaemin dalam pekerjaannya bisa dikategorikan keras tapi untuk hal-hal seperti memasak dan lainnya ia dan kedua saudaranya sudah di ajari langsung oleh Bunda, ya walaupun yang paling menonjol dalam itu hanya si bungsu.
Jeno mengamati wajah Jaemin dalam diam, sebenarnya jika ia boleh mengakui pria di depannya ini sangat cantik dan manis, mata bulat dan bulu mata lentik menambah kesan menariknya, tapi ketika mengingat dengan mudahnya ia menginjak leher lawannya hingga remuk membuatnya secara tak sadar menelan ludah kasar.
" Jja, mari kita berkenalan dengan normal Jeno, Aku Na Jaemin putra bungsu Na Suho dan Na Irene, pria yang tadi kau tuduh mau memperkosamu itu hyung kedua ku. Jadi salam kenal." Jeno tersenyum kikuk saat mengingat sikapnya tadi yang seolah ia adalah pihak bawah padahal nyatanya ia pihak atas dengan aura mendominasi kuat.
" Aku Lee Jeno, putra angkat Lee Chanyeol dan Lee Baekhyun. Salam kenal juga Jaemin." Keduanya sama-sama melempar senyum dengan saling menatap wajah masing-masing.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Mansion mewah besar yang terletak tidak jauh dari hutan itu nampak ramai karena berkumpulnya sanak saudara dari si pemilik rumah. Mereka kini tengah berkumpul di taman belakang yang di desain langsung oleh nyonya rumah.
" Maaf aku terlambat." Sebuah instruksi suara dari Jaemin mengalihkan pandangan semua orang yang tengah berbincang hangat dengan menikmati hidangan dari nyonya pemilik rumah.
" JAEMINIE~~~~." Seorang pria cantik menubruk kuat tubuh kurus Jaemin yang langsung disambutnya dengan erat, "Hey sayang, jangan berlari tolong." Jaemin menatap tak mengerti pamannya yang kini berdiri dengan wajah pucatnya.
" Uncle, apa kau sakit?" Tanya Jaemin tak mengerti, sekarang ia melangkah mendekat dengan Taeyong yang masih berada dalam gendongannya, untung saja ia kuat, kalau tidak mungkin semuanya lain cerita.
" Dia hanya terlalu paranoid na, auntymu tengah mengandung." Yoona berucap santai yang langsung di balas gelak tawa yang lain, menertawakan ke khawatiran Jaehyun yang terlalu berlebihan. Bahkan Taeyong tak diijinkan melakukan berbagai hal termasuk memasak, untung saja tadi Taeyong berhasil mengancam Jaehyun untuk mengijinkannya menyiapkan hidangan atau Jaehyun tak akan mendapat jatahnya.
Well, Taeyong baru hamil 5 minggu tapi Jaehyun sudah tak mengijinkannya untuk melakukan banyak hal, lalu bagaimana bila kehamilannya sudah besar? Apa iya ia akan di perlakukan seperti orang sekarat?
" Lagipula janinnya masih rapuh, aku tak mau mereka berdua terluka." Bela Jaehyun dibalas decakan sinis dari si sulung cucu pertama Na Siwon, " 5 minggu dan janin sudah kuat paman, tak mungkin janinnya meluncur keluar meskipun aunty Tae bergerak." Irene menatap sulungnya tak mengerti, kenapa semakin hari mulut putranya makin liar.
" Kegiatan yang dilakukan aunty bisa membantunya saat melahirkan uncle, asal berbagai kegiatan yang dilakukan dalam batas wajar." Tambah Haechan dengan mulut yang penuh makanan, " Telan makananmu dulu, echan." Titah Irene dengan jengah, matanya melotot saat suaminya malah tertawa dengan makanan yang ada dimulutnya tersembur-sembur.
" Daddy sangat jorok, iyuhh." Jerit Renjun yang tak sengaja terciprat makanan di mulut Suho, Jaemin menggelengkan kepala yang sekarang bersandar di pundak aunty kesayangannya, sedangkan Jaehyun duduk di sebelah Taeyong dengan bibir yang mengerucut, setelah di pojokkan oleh para keponakannya sekarang ia juga di acuhkan sang istri demi keponakannya juga.
Untung keponakan tersayang, batin Jaehyun miris.
" Jun Myeon, telan makananmu dan jangan bertingkah menjijikkan." Teriakan Irene mengundang gelak tawa cucu-cucu Na Siwon, sedangkan Siwon dan Yoona hanya menggelengkan kepala prihatin menatap menantu tertua mereka yang di kelilingi 4 pria dengan karakter yang mengerikan.
Semoga bunda selalu waras.
Wasapp man, kurang greget tak nominnya?
Tetap nantikan dan saksikan
Janlup vote and komennya
Tbc....
KAMU SEDANG MEMBACA
☑️The Na Brothers [NOMIN ft MARKHYUK ft GUANREN]
FanfictionKisah 3 bersaudara dengan sifat berbeda dan ceritanya masing-masing. Na Renjun, sulung yang punya sikap sinis dan kisah cinta yang rumit. Na Haechan, si tengah dengan sikap absurd dan perjuangannya dalam meluluhkan hati sang dambaan hati. Serta, Na...