27

3.2K 380 3
                                    

Di sebuah ruangan yang luas terikat seorang pemuda mungil diatas sebuah kursi, tubuhnya terikat dengan rantai jangan lupakan banyaknya lebam dan darah yang menghiasi seluruh tubuhnya.

Rambutnya yang selalu tertata rapi dan sangat lembut itu kini berantakan, sebuah ringisan keluar dari sela bibirnya yang membiru.

Mata bulat itu kembali melirik sekitar dengan helaan nafas yang tersendat mengiringinya.

Penyesalan seketika menyeruak dalam dadanya, andaikan saja ia mendengarkan peringatan setiap orang pasti hal ini tidak akan terjadi dan andai saja ia lebih awas pada sekitar pasti adiknya tidak akan berada dalam bahaya, mengingat hal itu membuatnya ingin menangis dengan keras dan bersujud di depan kaki kedua adiknya.

" Maafkan hyung, Haechan, Jaemin." Sesal Renjun lirih, tanpa bisa di cegah air mata mengalir deras dari kedua matanya.

Kriet

" Oh, sudah bangun ternyata."

Seorang pria tua nampak memasuki ruangan dengan wanita seksi yang mengikuti di belakangnya, mata Renjun membulat, tak percaya dengan apa yang kini di lihatnya.

" K-kau..."

" Ah, kau masih mengingatku? Baguslah, itu lebih baik." Ucap si wanita tersebut yang tak lain adalah Kim Sao Ri, wanita yang pernah menemuinya dan menjamin akan keselamatan kekasihnya atau yang kini sudah menjadi mantan kekasihnya.

Ah, mengingat gadis gila yang pernah ia kencani kini Renjun merasa khawatir dengan keadaan adik pertamanya, sebelum benar-benar ditelan kegelapan, Renjun masih sempat mendengar walaupun samar bahwa gadis itu mengincar Haechan.


" Sial, dimana Yena?" Teriak Renjun mengabaikan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

" Oh? Kau masih mencarinya? Kurasa sekarang dia sedang mengejar cintanya." Ucap Changmin dengan sok serius, kemudian Changmin dan Saori tertawa bersama seolah mengejek raut wajah Renjun yang makin menggelap.

" Bajingan, jangan kalian ganggu adik-adikku."

" Adik mana yang kau maksut? Adikmu yang sesungguhnya atau adikmu yang tidak memiliki hubungan darah denganmu?" Pancing Changmin yang langsung seketika membuat Renjun bungkam. Dan hal itu membuat pria berkepala enam itu nampak menyeringai, umpan sudah dilempar dan target menangkapnya dengan sempurna.

" Oh, jangan bilang hanya kau yang belum tau tentang fakta ini."

" Omong kosong apa yang sekarang kau bualkan hah?!" Geram Renjun muak, tubuhnya berontak berusaha lepas dari ikatan yang membelenggunya mengabaikan rasa sakit yang makin menjadi karena lukanya bergesekan dengan rantai yang kasar.

" Diam dulu duh, kau ini ternyata juga sangat aktif ya?"

" Adik bungsumu itu, si Na Jaemin atau bisa kita sebut nama aslinya sebagai Oh Jaemin bukanlah adik kandungmu, dia hanyalah anak dari adik mantan kekasih ayahmu, sebenarnya kalian tidak ada hubungan darah sama sekali karena mantan ayahmu itu agak gila jadi dia menculik Jaemin dari ibu kandungnya yang tak lain adalah adiknya sendiri dan menghadap ayahmu dengan mengatakan bahwa Jaemin adalah anak hasil hubungan mereka." Ucap Changmin sembari duduk angkuh di depan Renjun, bibirnya yang agak menghitam karena terlalu sering menghisap cerutu terangkat menyeringai mengetahui respon pemuda mungil itu.

" Coba kau fikir, kenapa Jaemin harus di besarkan di Jepang jika kalian adalah saudara kandung? Itu karena awalnya keluarga besar kalian membenci bocah itu dan lihatlah setelah mereka mengetahui fakta bahwa Jaemin adalah putra tunggal dan bangsawan terakhir keluarga Xi mereka langsung membuka pintu untuk Jaemin." Changmin menata Renjun dengan serius sebelum melanjutkan ucapannya, "Renjun, sebenarnya keluargamu juga sama busuknya dengan kami."


☑️The Na Brothers [NOMIN ft MARKHYUK ft GUANREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang