Kini para rombongan idol dan pengawal serta para staff telah tiba di tempat acara, setelah bertandang ke kediaman keluarga Mark mereka langsung melanjutkan perjalanan ke tujuan utama mereka datang kemari.
Sedari keluar dari gerbang rumah keluarga Mark, si gembul anak tengah keluarga Na itu tak pernah melunturkan senyumnya barang sedetikpun, bahkan beberapa kali ia akan tertawa seorang diri menyebabkan pandangan aneh orang-orang tertuju kepadanya.
Hm, lagipula siapa orang yang tak senang bila di beri restu langsung oleh calon mertua? Astaga, Haechan saat ini ingin mencair saja, apalagi Mark kini sudah menotice keberadaannya dan beberapa kali juga memberinya perhatian. Biar dikata kegeeran Haechan mana peduli, masalah hati tidak bisa dicampuri.
Berbeda dengan si tengah yang sedang bahagia karena asmara, lain pula dengan si bungsu yang kini tengah fokus menghadap sebuah laptop. Setelah kembali memastikan segala keamanan di berbagai sudut ruangan yang di sediakan staff acara untuk para member, si manis itu langsung meraih laptop dan mengerjakan tugas kuliah yang jarang ia datangi itu.
Resiko menjadi mahasiswa kedokteran, sibuk penelitian, sibuk membuat laporan dan sebagainya, namun, dengan otak jeniusnya Jaemin hanya akan datang ketika ujian dan ketika kelas melaksanakan praktek. Soal tugas, ia hanya akan mengirimkan secara online dan menitipkan kepada kedua hyungnya, karena bagaimanapun pekerjaan yang di tekuninya tidak semudah itu ditinggalkan semena-mena.
Jaemin menyukai pekerjaannya saat ini, namun ia juga ingin meraih cita-citanya sejak kecil, ingin menjadi seorang dokter bedah. Berbeda dengan kedua hyungnya yang memilih fakultas kesenian hingga keduanya memiliki waktu yang agak longgar, jam yang dimiliki Jaemin sangat padat. Meskipun ia sangat sibuk dengan segala tetek bengek urusannya, ia akan menyempatkan diri mengerjakan tugas-tugasnya disaat muncul waktu luang yang teramat sangat jarang.
Bungsu Na itu mulai merenggangkan tubuhnya setelah menyelesaikan pekerjaannya, mata bulatnya memindai sekitar dan mendapati bahwa acara yang diikuti oleh NCT belum selesai. Tanpa sengaja maniknya mendapati sang hyung yang masih cengar-cengir tidak jelas di salah satu sudut ruangan.
" Dasar gila." Gumamnya lirih, ah, sepertinya si kelinci manis ini belum pernah merasakan indahnya jatuh cinta, belum waktunya saja.
Drtttt
Drttt
Drttt
Suara deringan ponsel mengalihkan atensi si kelinci, dengan tergesa ia mengangkat panggilan tersebut setelah menyaksikan nama yang terpampang di layar ponselnya.
Njunie🦊
" Ada apa hyung?"
Jaemin yang awalnya ingin membuka sebuah botol mineral langsung terdiam dan duduknya menjadi tegak, raut wajahnya pun berubah serius dan itu tak lepas dari pandangan Haechan yang menyadari perubahan suasana secara tiba-tiba itu.
" Besok para idol akan kembali ke korea, aku akan menemani mereka hingga tiba di sana dan aku akan kembali terbang ke Cina." Ujar Jaemin serius, kepalanya mengangguk sekilas sebelum akhirnya meletakkan kembali ponselnya ke atas meja.
" Apa? Apa yang terjadi? Lalu siapa yang tadi menghubungimu?" Haechan yang tiba-tiba duduk diatas meja yang berada di depan Jaemin menyebabkan si manis hampir terjungkal dari tempatnya, mata bulatnya menatap tajam sang hyung yang hanya tersenyum lebar.
" Renjun hyung yang menelponku."
" Apa katanya? Kenapa kau akan ke Cina setelah tiba di korea?"
" Kim Sae Joon berada di cina, aku harus segera menyelesaikannya sebelum kembali berulah." Haechan yang mendengar itu mengangguk paham, " Lalu kau hanya akan mengantar para rombongan hingga di bandara?"
" Ya, aku yakin hyung juga bisa menghandle keamanan hingga tiba di agensi benar?" Jaemin menatap lurus pada Haechan yang di sambut senyum manis oleh si tengah.
" Ya, kau bisa mengandalkanku." Dan tak ada respon lain yang bisa di berikan oleh Jaemin kecuali sebuah senyum manis di bibirnya.
.
.
.
.
.
.
.
." Mau kemana kau?" Seorang gadis menatap pemuda yang hendak meraih pintu keluar sebuah ruangan.
" Menyegarkan pikiran, kenapa?" Pemuda tadi menjawab dan bertanya dengan nada yang begitu dingin, maniknya menyorot tajam ke arah sang gadis.
" Jangan bertindak diluar rencana, kau gagal mendekati target dan malah ingin keluar jalan-jalan? Apa kau tak punya malu?" Si pemuda jangkung yang mendengar seruan si gadis menggeram marah, guratan otot muncul di lengan kekarnya.
" Jangan mencampuri urusanku, kau ingin mendapat kedudukan di mata tuan? Lakukan! Tapi jangan pernah sok tau dan mengaturku sialan."
Brak
Suara pintu di tutup kasar menjadi penutup adu mulut antara dua orang yang terjebak dengan urusan kerja sama itu, si pemuda yang berhasil keluar dari ruangan tempatnya dan sang partner masih menampilkan raut marah yang begitu kentara. Ia tak akan pedulu dengan partnernya yang terkejut akan teriakannya tadi, amarahnya sudah di ubun-ubun karena menghadapi polah gadis gila yang selalu bersikap sok itu.
" Brengsek! Jika bukan karena misi aku tak akan segan mencekik gadis ular itu. Ningning sialan!" Gerutunya sembari mengemudikan mobil hitamnya dengan cepat.
Sebelah tangannya meraih ponsel lain yang berada di bawah kursi kemudinya dan segera menghubungi nomor yang sudah ia hafal diluar kepala.
" Aku akan menyusulmu, jangan lupa kirimkan lokasinya." Ucapnya pada seseorang yang ada di seberang telpon.
Setelah memarkirkan mobilnya di tempat yang di sediakan, si jangkung langsung berjalan memasuki sebuah gedung besar yang di dalam dan sekitarnya sangat ramai orang berlalu lalang.
Incheon International Airport
Ya, si jangkung kini berada di bandara terbesar di korea, tujuannya hanya satu yaitu lekas menyusul sang tuan yang berada di negara sebrang.
" Satu tiket menuju Cina untuk saat ini, sekarang." Ujarnya dengan penuh penekanan. Setelah mendapat apa yang ia mau, ia bergegas menuju ruang tunggu guna menunggu panggilan keberangkatan pesawatnya, maniknya meniti jam keberangkatan yang tertera dalam tiket. 15 menit lagi dan ia akan segera lepas landas meninggalkan Korea untuk beberapa saat hingga pekerjaannya selesai.
Masa bodoh dengan tuannya disini yang mungkin akan mencarinya, lagipula dia bukan tuan aslinya. Dan lagipula tuannya disini masih memiliki Ningning yang katanya lebih berguna.
Cih, tidak tau saja bahwa Ningning hanyalah gadis payah yang mudah di perdaya.
Gerutuan si jangkung langsung berhenti ketika pengumuman keberangkatannya telah diumumkan, dengan santai ia menyerahkan tiket dan data lainnya yang dibutuhkan dan setelah diijinkan si jangkung segera bergegas mendekati pintu menuju pesawat. Ia hanya melewati tempat pengecekan barang karena ya, yang ia bawa hanya sebuah dompet, ponsel dan tubuhnya saja. Lagipula tujuannya ke Cina hanya untuk membantu tuan aslinya saja bukan berlibur.
Aku sudah berada di pesawat, cepat kirim lokasi tempatnya.
Setelah memastikan pesannya terkirim, dengan santai ia mematikan ponsel dan menyamankan tubuh tingginya di kursi yang ia duduki.
" Nyaman sekali." Gumamnya sebelum memutuskan untuk memejamkan matanya, well, ia yakin setelah tiba di Cina ia akan segera menemani tuannya berburu dan ya, itu membutuhkan tenaga yang besar, jadi biarkan dia beristirahat sebentar.
Ngik ngok, hallo guys, di chapter ini aku udah punya beberapa clue😂😂, mari menebak lagi dan terima kasih atas dukungan dan juga kesabarannya kekekeke
Tunggu aku mood dan punya inspirasi ya guys😂😂😂.To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
☑️The Na Brothers [NOMIN ft MARKHYUK ft GUANREN]
FanfictionKisah 3 bersaudara dengan sifat berbeda dan ceritanya masing-masing. Na Renjun, sulung yang punya sikap sinis dan kisah cinta yang rumit. Na Haechan, si tengah dengan sikap absurd dan perjuangannya dalam meluluhkan hati sang dambaan hati. Serta, Na...